BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pengertian metode,
berasal dari bahasa Yunani yakni methodos yang dimaksud adalah cara
atau menuju suatu jalan. Metode
merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis)
untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk
menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk
keabsahannya
(Rosdy Ruslan,2003:24). Sutrisno
Hadi (1987:3) mengungkapkan Penelitian adalah usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, yang dilakukan dengan
metode-metode ilmiah. Penelitian adalah suatu kegiatan atau proses sistematis
untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode
ilmiah (Emzir,2007:3). Penelitian
sebagai aktivitas keilmuan yang dilakukan karena ada
kegunaan yang ingin dicapai, baik
untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia maupun untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan (Hamidi,2007:6). Menurut
Soerjano Soekanto penelitian adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan
analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis,
sistematis, dan konsisten.
Jadi Metodologi
penelitiaan adalah ilmu yang membahas tentang suatu kegiatan yang dilakukan untuk memecahkan
masalah ataupun sebagai pengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan
metode-metode ilmiah.
Menurut Suharsimi Arikunto (2004 : 1) evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi
yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan
diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
Dalam evaluasi terdapat perbedaan yang mendasar dengan penelitian meskipun
secara prinsip, antara kedua kegiatan ini memiliki metode yang sama. Perbedaan
tersebut terletak pada tujuan pelaksanaannya. Jika penelitian bertujuan untuk
membuktikan sesuatu (prove) maka evaluasi bertujuan untuk mengembangkan
(improve). Terkadang, penelitian dan evaluasi juga digabung menjadi satu frase,
penelitian evaluasi. Sebagaimana disampaikan oleh Sudharsono (1994 : 3)
penelitian evaluasi mengandung makna pengumpulan informasi tentang hasil yang
telah dicapai oleh sebuah program yang dilaksanakan secara sistematik dengan
menggunakan metodologi ilmiah sehingga darinya dapat dihasilkan data yang
akurat dan obyektif.
BAB II
PEMBAHASAN
PENELITIAN EVALUASI PROGRAM
A. Pengertian Evaluasi Program
Pemahaman
mengenai pengertian evaluasi program dapat berbeda-beda sesuai dengan
pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian
evaluasi menurut Stufflebeam yang di kutip oleh Ansyar (1989) bahwa
evaluasi adalah proses memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk
mempertimbangkan alternatif-alternatif pengambilan keputusan. Selanjutnya The joint
committee on Standars For Educational Evaluation(1994) ,
mendefinisikan bahwa evaluasi sebagai kegiatan investigasi yang sistematis
tentang keberhasilan suatu tujuan. Sedangkan Djaali, Mulyono dan Ramli (2000)
mendefinisikan bahwa Evaluasi sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan
standar objektif yang telah ditetapkan kemudian diambil keputusan atas obyek
yang dievaluasi. Rutman and Mowbray 1983, mendefinisikan evaluasi adalah
penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes
suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan. Chelimsky (1989),
mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis
untuk menilai rancangan,implementasi dan efektifitas suatu program. Wirawan
(2006) Evaluasi adalah proses mengumpulkan dan menyajikan informasi
mengenai objek evaluasi, menilainya dengan standar evaluasi dan hasilnya
dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi. Dari definisi
evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan
prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, selanjutnya menyajikan
informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan
efektifitas suatu program.
Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan
data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang
tepat pula. Evaluasi program sangat penting dan bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan. Alasannya adalah
dengan masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil
keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau
telah dilaksanakan.
B. Alasan Dilaksanakannya Penelitian Evaluasi Program.
Penelitian evaluasi program dilakukan karena beberapa alasan, diantaranya:
1.
Pemenuhan ketentuan undang-undang dan peraturan
pelaksanaannya,
2.
Mengukur efektivitas dan efesiensi program,
3.
Mengukur pengaruh, efek sampingan program,
4.
Akuntabilitas pelaksanaan program,
5.
Akreditasi program,
6.
Alat mengontrol pelaksanaan program,
7.
Alat komunikasi dengan stakeholder program,
8.
Keputusan mengenai program ;
a.
Diteruskan
b.
Dilaksanakan di tempat lain
c.
Dirubah
d.
Dihentikan
C. Tujuan Penelitian Evaluasi Program.
Setiap kegiatan yang dilaksanakan mempunyai tujuan
tertentu. demikian juga dengan evaluasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2004 : 13)
ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
diarahkan kepada program secara keseluruhan sedangkan tujuan khusus lebih
difokuskan pada masing-masing komponen. Implementasi program harus senantiasa
di evaluasi untuk melihat sejauh mana program tersebut telah berhasil mencapai
maksud pelaksanaan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya
evaluasi, program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat
efektifitasnya. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan baru sehubungan dengan
program itu tidak akan didukung oleh data. Karenanya, evaluasi program
bertujuan untuk menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil
kebijakan (decision maker) untuk memutuskan apakah akan melanjutkan,
memperbaiki atau menghentikan sebuah program.
Secara umum
penelitian evaluasi program diperlukan untuk merancang, menyempurnakan dan menguji pelaksanaan
suatu praktik program yang dilakukan oleh calon peneiti. Dalam suatu rancangan
program baru, kegiatan memerlukan data hasil evaluasi program yang lalu untuk
membantu perencanaan hingga proses kegiatan program yang baru.
Program atau
kegiatan pendidikan adalah sesuatu yang dinamis, berubah dan berkembang sesuai
dengan perkembangan ilmu dan tuntutan perubahan masyarakat (audience).
Sehingganya untuk mengetahui perubahan, kelayakan dan berjalanya program tersebut maka perlu diuji program
tersebut. Melanjutkan program atau kegiatan yang tidk layak, hanya akan
membuang – buang biaya, waktu dan tenaga saja.
Secara lebih rinci
tujuan penelitian evaluatisi program adalah:
1. Membantu perencanaan untuk pelaksanaan
program.
2. Membantu dalam penentuan keputusan
penyempurnaan atau perubahan program.
3. Membantu dalam penentuan keputusan
keberlanjutan atau penghentian program karena dipandang program tersebut
tidak ada manfaatnya atau tidak
dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan.
4. Menemukan fakta – fakta dukungan dan penolakan
terhadap program.
D.
Model-Model
Evaluasi.
Ada banyak model yang bisa digunakan dalam melakukan evaluasi program
khususnya program pendidikan. Meskipun terdapat beberapa perbedaan antara
model-model tersebut, tetapi secara umum model-model tersebut memiliki
persamaan yaitu mengumpulkan data atau informasi obyek yang dievaluasi sebagai
bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan. (Suharsimi Arikunto dan Cecep
Safruddin Abdul Jabbar : 2004). Menurut Stephen Isaac dan Willian B.
Michael ( 1984 : 7) model-model evaluasi dapat dikelompokan menjadi enam yaitu
:
1.
Goal Oriented Evaluation.
Dalam model ini, seorang evaluator secara terus menerus melakukan pantauan
terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian yang terus-menerus ini menilai
kemajuan-kemajuan yang dicapai peserta program serta efektifitas temuan-temuan
yang dicapai oleh sebuah program. Salah satu model yang bisa mewakili model ini
adalah discrepancy model yang dikembangkan oleh Provus. Model ini melihat lebih
jauh tentang adanya kesenjangan (Discrepancy) yang ada dalam setiap komponen
yakni apa yang seharusnya dan apa yang secara riil telah dicapai.
2.
Decision Oriented Evaluation.
Dalam model ini, evaluasi harus dapat memberikan landasan berupa
informasi-informasi yang akurat dan obyektif bagi pengambil kebijakan untuk
memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan program. Evaluasi CIPP yang
dikembangkan oleh stufflebeam merupakan salah satu contoh model evaluasi ini.
Model CIPP merupakan salah satu model yang paling sering dipakai oleh
evaluator. Model ini terdiri dari 4 komponen evaluasi sesuai dengan nama model
itu sendiri yang merupakan singkatan dari Context, Input, Process dan Product.
Evaluasi konteks (context evaluation) merupakan dasar dari evaluasi yang
bertujuan menyediakan alasan-alasan (rationale) dalam penentuan tujuan (Baline
R. Worthern & James R Sanders : 1979) Karenanya upaya yang dilakukan
evaluator dalam evaluasi konteks ini adalah memberikan gambaran dan rincian terhadap
lingkungan, kebutuhan serta tujuan (goal).
Evaluasi input (input evaluation) merupakan evaluasi yang bertujuan
menyediakan informasi untuk menentukan bagaimana menggunakan sumberdaya yang
tersedia dalam mencapai tujuan program.
Evaluasi proses (process evaluation) diarahkan pada sejauh mana kegiatan
yang direncanakan tersebut sudah dilaksanakan. Ketika sebuah program telah
disetujui dan dimulai, maka dibutuhkanlah evaluasi proses dalam menyediakan
umpan balik (feedback) bagi orang yang bertanggungjawab dalam melaksanakan
program tersebut.
Evaluasi Produk (product evaluation) merupakan bagian terakhir dari model
CIPP. Evaluasi ini bertujuan mengukur dan menginterpretasikan capaian-capaian
program. Evaluasi produk menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada
input. Dalam proses ini, evaluasi produk menyediakan informasi apakah program
itu akan dilanjutkan, dimodifikasi kembali atau bahkan akan dihentikan.
3.
Transactional Evaluation.
Dalam model
ini, evaluasi berusaha melukiskan proses sebuah program dan pandangan tentang
nilai dari orang-orang yang terlibat dalam program tersebut.
4.
Evaluation Research.
Sebagaimana
disebutkan diatas, penelitian evaluasi memfokuskan kegiatannya pada penjelasan
dampak-dampak pendidikan serta mencari solusi-solusi terkait dengan strategi
instruksional.
5.
Goal Free Evaluation.
Model yang
dikembangkan oleh Michael Scriven ini yakni Goal Free Evaluation Model justru
tidak memperhatikan apa yang menjadi tujuan program sebagaimana model goal
oriented evaluation. Yang harus diperhatikan justru adalah bagaimana proses
pelaksanaan program, dengan jalan mengidentifikasi kejadian-kejadian yang
terjadi selama pelaksanaannya, baik hal-hal yang positif maupun hal-hal yang
negatif.
6.
Adversary Evaluation.
Model ini
didasarkan pada prosedur yang digunakan oleh lembaga hukum. Dalam prakteknya,
model adversary terdiri atas empat tahapan yaitu:
a. Mengungkapkan
rentangan isu yang luas dengan cara melakukan survey berbagai kelompok yang
terlibat dalam satu program untuk menentukan kepercayaan itu sebagai isu yang
relevan.
b. Mengurangi jumlah
isu yang dapat diukur.
c. Membentuk
dua tim evaluasi yang berlawanan dan memberikan kepada mereka kesempatan untuk
berargumen.
d. Melakukan
sebuah dengar pendapat yang formal. Tim evaluasi ini kemudian mengemukakan
argument-argumen dan bukti sebelum mengambil keputusan.
e. Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses
psikologis, sosial, politik, dalam pelaksanaan program serta faktor – faktor
yang mempengaruhi program.
f. Menyebarluaskan
program, karena program tersebut sudah berhasil dengan baik maka sangat baik
jika dilaksanakan lagi di tempat waktu yang lain.
E. Desain Evaluasi Program.
Desain evaluasi program yang menggunakan pendekatan kualitatif
agak berbeda dengan desain penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dikenal
banyak orang mempunyai ciri fleksibel dalam metode pengumpulan datanya dan pada
saat proses berlangsung bias saja penelitinya mengembangkan datanya sejauh itu
masih dalam konteks menggali informasi yang nantinya dapat digunakan untuk
membangun teori baru. Sedangkan pada evaluasi program informasi apa yang akan
dikumpulkan telah ditetapkan pada awal penentuan desain dan sedapat mungkin
pada saat pengumpulan informasi tidak terjadi perluasan pencarian informasi
dengan alasan mencari titik jenuh kepusan peneliti
dalam mengumpulkan informasi (Royse, David et
al, 2006). Karakteristik lain yang ada pada penelitian yang menggunakan
pendekatan kualitatif seperti posisi peneliti dalam konteks penelitian, unit
informasi dan unit analisis, tipe informasi yang dikumpulkan, analisis data
serta cara menyimpulkan juga digunakan dalam evaluasi program yang bersifat
kualitatif . Format rancangannya mencakup konteks atau pernyataan tentang apa
yang mendasari perlunya dilakukan evaluasi terhadap suatu program, kemudian apa
tujuan dilakukannya evaluasi program. Selanjutnya akan disepakati dahulu asumsi
yang relevan, aturan-aturan dalam pengumpulan informasi serta cara pengumpulan
informasi, pengorganisasian data, analisis data, serta verifikasi data
(Creswell, John.W, 1994).
Pada pendekatan kualitatif, karakteristik yang menonjol
adalah pada posisi evaluator dalam pelaksanaan evaluasi. Tujuan evaluasi adalah
mengumpulkan informasi tentang suatu program, evaluator walaupun bukan bagian
dari pelaku di dalam program, tetapi pada pendekatan kualitatif evaluator harus
berada dalam program dan mempunyai aksesibilitas yang tinggi terhadap semua
komponen program. Tujuan utama evaluasi program dengan pendekatan kualitatif
adalah mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang suatu program di semua
aspeknya (Royse, David et al, 2006). Pendekatan ini menekankan pada mendapatkan
pemahaman lebih luas dan cenderung membentuk perspektif yang tak berujung dari
suatu fenomena atau kejadian tertentu. Tujuan utama digunakannya pendekatan ini
adalah menemukan kekuatan dan kelemahan program dari berbagai sudut pandang.
Berbeda dengan pendekatan kuantitatif pertanyaan yang menjadi
focus evaluasi tidak menggambarkan adanya variable, data yang dikumpulkan akan
ditampilkan dalam bentuk natative, tidak terlalu mementingkan metode sampling,
dan pengolahan data tidak selalu menggunakan uji statistika tertentu. Biasanya
pada pengolahan data akan dipilih cara yang lebih banyak menyatakan kualitas
interaksi antara satu data dengan data lainnya dalam konteks menggambarkan
situasi dan kondisi pada saat fenomena tertentu muncul.
Kesimpulannyapun dinyatakan dalam bentuk pernyataan
yang berbentuk deskripsi sehingga orang dapat melihat suatu gambaran yang utuh
tentang suatu program.
F. Prosedur Evaluasi Program.
Prosedur evaluasi program berdasarkan pendekatan kualitatif
biasanya mulai dari mendesain, lalu menentukan sample, mengumpulkan data,
kemudian dianalisis. Perbedaan yang mencolok antara pendekatan kuanlitatif dan
kuantitatif adalah prosedur dalam mengumpulkan data tidak mengikuti alur
tertentu yang linier artinya pengumpulan data bisa maju dan mundur sesuai
dengan kebutuhan informasi dan keperluan penelusuran untuk mendapatkan semua
informasi yang diperlukan. Ada cara untuk mencegah evaluator kehilangan focus
yaitu dengan menggunakan FQE (Focused Qualitative Evaluation).
Alat pengumpul data yang digunakan pada pendekatan ini bisa berupa
catatan tentang kasus-kasus, pedoman wawancara, kuesioner, transkripsi rekaman
suara, video, atau berupa foto, sosiogram, reka ulang, judicial review. Data
yang terkumpul biasanya diberi kode dan diorganisasikan sedemikian rupa
berdasarkan tingkat relevansinya dengan suatu fenomena atau peristiwa tertentu
yang terjadi dalam program. Data tersebut nantinya akan dianalisis dengan cara
mengelompokkan berdasarkan peristiwa yang terjadi dalam program. Data akan
disajikan dalam bentuk cerita yang rinci lengkap dengan analisis situasi dan
perilaku orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Evaluasi semacam ini biasanya diperlukan pada program-program
tentative atau pilot project yang masih ingin dicari kekuatan dan kelemahannya.
Hasil evaluasi nentinya akan digunakan untuk keperluan pengembangan program
dengan cakupan yang lebih luas.
Tahap-tahap evaluasi program dengan pendekatan kualitatif
secara garis besar adalah : (Royse, David et al, 2006)
a. Menentukan
tujuan evaluasi, jangka waktu evaluasi, dan factor pendukung lain seperti
aksesibilitas ke dalam program.
b. Menentukan
unit analisis yang merujuk kepada individu yang terlibat dalam program
(panitia, peserta, penyandang dana, pengguna output program, unsure pendukung
program).
c. Menentukan
sample, jenis data yang akan dikumpulkan, cara menganalisis data, dan cara
menyimpulkan.
Berikut akan disajikan prosedur evaluasi program yang
menggunakan pendekatan kualitatif yang lebih rinci:
Menentukan focus evaluasi => Menentukan unit analisis
=> Menjajagi aksesibilitas => Menentukan cara mengumpulkan data =>
Menentukan cara menganalisis data => Menampilan data dalam bentuk narasi
=> Kesimpulan dalam bentuk deskripsi.
KESIMPULAN
Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan
data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang
tepat pula.
Secara lebih rinci
tujuan penelitian evaluatisi program adalah:
1. Membantu perencanaan untuk pelaksanaan
program.
2. Membantu dalam penentuan keputusan
penyempurnaan atau perubahan program.
3. Membantu dalam penentuan keputusan keberlanjutan
atau penghentian program karena dipandang program tersebut tidak
ada manfaatnya atau tidak dapat
terlaksana sebagaimana yang diharapkan.
4. Menemukan fakta – fakta dukungan dan penolakan
terhadap program.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, METODE PENELITIAN PENDIDIKAN, 2009,
Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
-
Djaliel, Maman Abd. 1998. Metodologi Penelitian
Pendidikan II. Bandung:CV Pustaka Setia.
-
Emzir. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan
Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
-
Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori
Komunikasi. Malang: UMM Press
-
Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research.
Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM
-
Ruslan, Rosdy. 2003. Metode Penelitian Publik.
Surabaya: PT Raja Grafindo Persada.
ijin copas ya , mksh
BalasHapussilahkan, mudah2an bermanfaat
BalasHapusMas yang pendapat david royse itu di buku apa ya
HapusIzin co-pas guru
BalasHapusMas yang pendapat david royse itu d buku apa ya
BalasHapus