BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Penelitian
merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada suatu masalah yang memerlukan
solusi yang tepat. Dalam kehidupan selalu ada masalah, baik masalah pribadi,
keluarga, masyarakat dan negara. Dari semua masalah tersebut, tidak semua
masalah yang memerlukan solusi dalam bentuk kegiatan penelitian. Perbedaanya
adalah pada kegiatan penyelesaian masalah. Selain masalah, komponen penting
yang harus ada dalam penelitian adalah tujuan penelitian sehingga dapat ditentukan
metode yang tepat untuk penyelesain masalah. Kegiatan penyelesaian masalah yang
disebut penelitian dapat dilakukan secara sistematis dengan mengikuti
metodologi, dikontrol, dan didasarkan teori yang ada serta diperkuat dengan
gejala yang ada.
Secara umum,
penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek, diantaranya aspek tujuan, aspek
metode, aspek kajian. Menurut Gay, aspek tujuan terdiri dari penelitian
dasar dan lanjut. Aspek metode terdiri atas penelitian deskriptif, penelitian
sejarah, penelitian survei, penelitian ex-postfakto, penelitian
eksperimen, penelitian kuai eksperimen. Sedangkan, aspek kajian sesuai bidang
garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kependidikan dan penelitian
nonkependidikan.
Masalah
penelitian dapat dibagi dalam berbagai bidang diantaranya bidang pendidikan,
kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Salah satu bidang penelitian yang
memerlukan perhatian khusus adalah bidang penelitian pendidikan. Secara umum
metode penyelesaian masalah pada penelitian pendidikan ada dua, yaitu metode
kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yang yang pengumpulan datanya
berinteraksi langsung dengan objek penelitianya dan hasilnya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik. Sedangkan metode kuantitatif, pengumpulan
datanya melalui instrumen penelitian berupa populasi dan sampel serta hasilnya
diperoleh melalui prosedur statistic. Salah satu peneltian yang penting dan
bermanfaat dalam dunia pendidikan adalah penelitian korelasional.
Fenomena
yang terjadi dalam dunia pendidikan terdapat hubungan antarunsur-unsurnya.
Seperti hubungan antara guru dengan siswa, guru dengan materi/kurikulum, materi
dengan evaluasi, dan lain-lain. Hubungan-hubungan tersebut dapat diketahui
tingkat korelasinya secara ilmiah secara statistik melalui metode penelitian
korelasional.
BAB II
PEMBAHASAN
- HAKIKAT PENELITIAN KUANTITIF KORELASIONAL
1.
Pengertian
Penelitian Kuantitatif Korelasional
Penelitian
korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan
dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel.
Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui
tingkat hubungan yang ada, Peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan
tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran
statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi. Penelitian
korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat
apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat
dikuantitatifkan.
Menurut Gay,
penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto
karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan
langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi. Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen, menyebutkan
penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut
merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini,
peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang
direfleksikan dalam variabel.
Penelitian
korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial,
maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada panafsiran hubungan
antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini
dapat dijadikan acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian
eksperimen. Menurut Sukardi, penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik
penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik
tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan
peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti
dalam penelitian eksperimen.
2.
Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam
setting (lingkungan) nyata.
3.
Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi
yang signifikan.
2. Tujuan
Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata adalah untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut
Gay, tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara
variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.
Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya
berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang
ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian
selanjutnya.
3.
Kegunaan
Penelitian Kuantitatif Korelasional
·
Penelitian macam ini cocock di lakukan
bila variabel2 yang diteliti rumit dan atau tak dapat diteliti dengan metode
eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
·
Studi macam ini memungkinkan pengukuran
beberapa variable dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan
realistiknya.
·
Apa yang diperoleh adalah taraf atau
tinggi rendahnya saling hubungan tersebut. Hal ini berbeda misalnya pada
penelitian eksperimental, yang dapat memperoleh hasil mengenai ada tidaknya
efek tertentu.
4.
Kelebihan
dan Kekurangan Penelitian Korelasional
Penelitian
korelasional mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: kemampuannya untuk
menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama
(simultan); dan Penelitian korelasional juga dapat memberikan informasi
tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
Selanjutnya, Sukardi menambahkan kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini
berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan,
ekonomi, sosial. Dengan penelitian ini juga memungkinkan untuk menyelidiki
beberapa variabel untuk diselidiki secara intensif dan penelitian ini dapat
melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan, kelemahan penelitian korelasional, antara
lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti
menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan
penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat,
karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling
hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang penggunaannya
sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa
pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.
- STUDI KASUS PENELITIAN KUANTITIF KORELASIONAL
Studi
kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial.
Dalam riset
yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam
terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan
menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi,
dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang
mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset
selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis.
Untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan
dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada
koefisien korelasi. Contoh:
1. Studi
yang mempelajari saling hubungan antara skor pada test mausk perguruan tinggi
dengan indeks prestasi
2. Studi
secara analisis factor mengenai beberapa test kepribadian.
3. Studi
untuk meramalkan keberhasilan belajar berdasarkan atas skor pada test bakat.
C. PROSEDUR PENELITIAN KUANTITATIF
KORELASIONAL
1.Populasi
Populasi merupakan
sumber asal sampel diambil.Beberapa memahami populasi sebagai sebuah
keseluruhan. Menurut Sugiyono, populasi sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. Batas populasi bukannya tempat dan waktu penelitian, tetapi
karakteristik elemen atau individu populasi. Misalnya, bila populasinya adalah
mahasiswa Surakarta yang orang tuanya berprofesi sebagai pedagang, maka
mahasiswa perguruan tinggi di Surakarta yang orang tuanya tidak berprofesi
sebagai pedagang bukan populasi walaupun mengambil kuliah di Surakarta.
2.Sampel
Menurut Soenarto,
sampel adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakili
keseluruhan kelompok populasi. Dengan kata lain, sampel yang diambil dari
populasi bukan semata-mata sebagin dari populasi, tetapi haruslahre
presentatif. Supaya sampel
representatif, maka sampel diambil sebagian dari populasi dengan cara tertentu
yang dapat dipertanggungjawabkan. Bila sampel yang dipilih tiak
representatif maka kesimpulan yang dibut
atas populasi menjadi salah.
3.Teknik penarikan
sampel
Ada dua jenis teknik penarikan sampel yaitu
teknik penarikan sampel probabilitas dan teknik penarikan sampel
nonprobabilitas.Teknik penarikan sampel probabilitas adalah suatu teknik
penarikan sampel yang mendasarkan diri bahwa setiap anggota populasi memilki
kesempatan yang sama untuk di pilih sebagai sampel.
Sementara itu teknik penarikan sampel nonprobabilitas
adalah sutu teknik penarikan sampel yang mendasarkan pada setiap anggota
populasi tidak memiliki kesempatan yang sama.Anggota yang satu memiliki
kesempatan yang lebih besar dibandingkan anggota yang lain.
Ada beberapa teknik penarikan sampel probabilitas yaitu
teknik acak sederhana (simple random sampling), teknik acak sistematis
(sistematic random sampling), teknik acak berlapis (stratified random samping),
dan teknik acak berkelompok (cluster random sampling). Teknik acak sederhana
(simple random sampling)
- Teknik acak sederhana (simple random sampling)
Syarat yang harus dilakukan untuk teknik ini adalah jika
populasi dari suatu penelitian homogen dan tidak terlalu banyak jumlahnya.
Tahapan yang dilakukan dalam menarik sampel ini adalah:
·
Membentuk
kerangka sampel dan kemudian memberi nomor urut seluruh unsur yang ada dalam
kerangka sampel
·
Memilih
unsur yang akan dijadikan sampel dengan cara undian dan menggunakan Tabel Angka
Acak.
- Teknik acak sistemtis (systematis random sampling)
Jika jumlah
populasi sangat banyak dan homogen, dan jumlah sampel yang akan diambil juga
banyak, teknik penarikan sampel acak sederhana akan menyulitkan karena
merepotkan. Untuk itu, jika syarat populasi homogen, dapat digunakan cara yang
lain yaitu teknik penarikan sampel acak sistematis (systematic random
sampling).
Tahapan yang dilakukan untuk menarik sampel ini adalah
sebagai berikut:
·
Susunlah
kerangka sampel (daftar nama populasi) dalam kelompok dengan cara membagi
jumlah populasi dengan jumlah responden.
·
Pilihlah
satu kelompok yang ada dengan cara acak.
- Teknik acak terlapis (stratafied random sampling)
Teknik ini
dilakukan apabila populasinya heterogen. Teknik penarikan sampel ini harus
melihat pada perbedaan sifat dari populasi. Ada dua jenis stratified random
sampling, yaitu proporsional-sample sebanding dengan jumlah populasi dan
nonproporsional-sample tidak sebanding dengan populasi.
Tahapan yng dilakukan pada teknik ini adalah:
·
Tentukan
karakteristik/lapisan/kelompok populasi
·
Tentukan
sampel dari setiap sampel/lapisan
·
Pilihlah
anggota sampel dari setiap lapisan/kelompok dengan bantuan teknik penarikan
sampel acak sederhana atau sistematis.
- Teknik acak berkelompok
Teknik ini
digunakan jika kita memiliki keterbatasan kren ketiadaan kerngka sampel (daftar
nama seluruh anggota populasi), namun kita memiliki data yang lengkap tentang
kelompok.
Ada dua jenis
teknik penarikan sampel acak berkelompok yaitu penarikan sampel kelompok satu
tahap ( a stage cluster random sampling) jika karakteristiknya homogen dan
penarikan sampel kelompok banyk tahap (multistages cluster random sampling)
jika karateristiknya heterogen.
Selanjutnya,
teknik penarikan sampel nonprobabilita terdapat beberapa jenisnya yaitu
teknik penarikan sampel aksidental, teknik penarikan sampel purposive, teknik
pennarikan sampel kuota, teknik penarikan sampel bola salju. Teknik penarikan
sampel ini mempunyai kelemahan yaitu tidak adanya kesempatan yang sama bagi
anggota sehingga hasil penelitian dengan menggunakan teknik ini tidak dapat
digunakan untuk menyimpulkan kondisi pada populasi.
4.
pengembangan instrumen penelitian
Pengumpulan data penelitian kuantitatif dilakukan dengan
mengukur. Pengkukuran dilakukan menggunakan alat ukur atau instrumen. Instrumen
merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data
dengan cara melakukan pengukuran. Dalam penelitian alam udh banyak alat ukur
yang bisa digunakan seperti timbangan, mistar, termometer, arloji dan lain
sebagainya. Dalam penelitian sosial, pengukuran variabel juga dapat dilakukan
enggunakan alat ukur yang telah dibakukan. Sayangnya, dalam ilmu sosial banyak
vriabel yang belum dikembangkan alat ukurnya. Adapun proses atau prosedur dalam
pemabakuan alat ukur atau instrumen dalam ilmu sosial yaitu:
a.
Identifikasi
varibel
Variabel merupakan gejala yang dipersoalkan dalam masalah
penelitian. Gejla itu sifat atau karakter yang membedakan (discriminating).
Gejala itu nilainya bervariasi. Contohnya yaitu berbagai variabel terbuka dalam
pendidikan dengan sumber data: guru, kepala sekolah, buku teks, murid,
kurikulum, media, evaluasi, lingkungan, metode pembelajaran dan lain
sebagainya.Dari murid misalnya dapat diteliti variabel: jenis kelamin, latar
pendidikan, motivasi belajar, prestasi belajar, kreatifitas berpikir, sikap
terhadap bidang studi tertentu, status sosial ekonomi, penilaian terhadap
kinerja guru, dan sebagainya. Dari kepala sekolah dapat diteliti variabel:
jenis kelamin, penghasilan, jumlah keluarga, pendidikan, lama kerja,
produktifitas kerja, kemampuan manajerial, pola kepemimpinan, dan sebagainya.
b.
Deskripsi
teori atau materi
Dalam penelitian kuantitatif korelasional, teori atau
materi sangat menentukan dalam pengembangan instrumendata variabel yang ingin
dikumpulkan didasarkan pada informasi mengenai variabel yang telah didiskusikan
dalam teori, sehingga macam data sangat ditentukan oleh definisi teori tentang
variabel yang akan diukur datanya.
c.
Pengembangan
spesifikasi
Spesifikasi dikembangkan agar dua atau lebih pengembang
instrumen menghasilkan instrumen yang sama kualitasnya karena bekerja atas
dasar spesifikasi yang sama. Spesifikasi yang dikembangkan menyangkut penentuan
jenis instrumen, banyak butir, waktu uji coba, peserta uji coba, aturan
skoring, kriteria uji coba, definisi konseptual, definisi operasional, dan
menyusun kisi-kisi instrumen.
d.
Menuliskan
butir-butir test.
e.
Uji
coba atau kalibrasi
Butir yang ditulis berdasarkan kisi-kisi adalah yang baik
secara teori juga baik secara empiris dan perlu dilakukan uji coba. Uji coba
,melibatkan pengujian reliabilitas dan validitas. Reliabilitas adalah kemampuan
suatu alat ukur memberikan hasil pengukuran yang relatif tetap. Sedang
validitas adalah mencerminkan kemampuannya mengukur secara tepat gejala yang
diukur.
f.
Kompilasi
instrumen
Menyusun kembali butir setelah uji coba dengan membuang
butir yang jelek dan menata butir yang baik. Butir kompilasi adalah butir yang
siap digunakan untuk mengumpulkan data.
5. Pengumpulan data
Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan
data masing-masing variabel, seperti angket, tes, pedoman interview dan pedoman
observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan
instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian
korelasional, pengukuran variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif
sama. Sedang dalam penelitian prediktif, variabel prediktor harus diukur selang
beberapa waktu sebelum variabel kriteria terjadi. Jika tidak demikian, maka
prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada artinya.
6. Analisis data
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan
cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran
variabel lain. Dalam penelitian korelasional, teknik korelasi bivariat, sesuai
dengan jenis datanya, digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara
variabel yang satu dengan yang lain. Sedang dalam penelitian prediktif, teknik
yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan
prediktif variabel prediktor terhadap variabel kriteria. Namun demikian, dapat
pula digunakan analisis korelasi biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila
melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah dua
variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk memprediksi variabel
kriteria lebih baik dari bila digunakan secara sendiri-sendiri, teknik analisis
regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik dapat
digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai
koefisien korelasi atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya,
disamping proporsi variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Interpretasi data pada penelitian korelasional adalah bila dua variabel
hubungkan maka akan menghasil koefisen korelasi dengan simbol (r).
Hubungan variabel tersebut dinyatakan dengan nilai dari -1 samapai +1.
Nilai (-) menunjukan korelasi negatif yang variabelnya saling bertolak belakang
dan nilai (+) menunjukkan korelasi positif yang variabelnya saling mendekati ke
arah yang sama.
7. Langkah- langkah dalam penelitian
Ada beberapa langkah yang
dilakukan dalan penelitian kuntitatif korelsional, yaitu:
a. Identifikasi masalah, yaitu proses
pengamatan, pencatatan, dan pengenalan masalah
b. Menyusun kerngka teori dan mengajukan
hipotesis
c. Mengembangkan instrumen berdasarkan
kerangka teori dan menggunakannya untuk pengumpulan data
d. Menganalisis data untuk menguji hipotesis
dan menjawab masalah.
BAB III
KESIMPULAN
Penelitian korelasi atau korelasional adalah
suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut
sehingga tidak terdapat manipulasi variabel.
Penelitian kuantitatif
korelasional ini merupakan salah
satu metode penelitian dalam ilmu sosial.
Dalam riset
yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam
terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan
menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi,
dan pelaporan hasilnya.
Adapun langkh-langkah yang dapat dilakukan dalam
penelitian korelasional ini adalah:
a. Identifikasi masalah, yaitu
proses pengamatan, pencatatan, dan pengenalan masalah
b. Menyusun kerngka teori dan
mengajukan hipotesis
c. Mengembangkan instrumen berdasarkan kerangka teori dan
menggunakannya untuk pengumpulan data
d. Menganalisis data untuk
menguji hipotesis dan menjawab masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, Bambang
dan Lina Miftahul Jannah. 2010. Metode
Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Purwanto. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Untuk
Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Suryabrata, Sumadi.
2008. Metodoogi Penelitian. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Emzir. 2009. Metodologi
Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sukardi. 2004. Metodologi
Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Abidin, Muhammad
Zainal. 2008. Penelitian Korelasional. (artikel). Dalam www.Muhammad Zainal
Abidin Personal Blog.htm
pembahasannya sangat mudah d mengerti dan sangat rapih. saya sudah baca banyak artikel ttg pengertian kuantitatif korelasi,yg jadi pertanyaanny sekarang apakah kuantitatif korelasi ini sama dengan penelitian cross sectional? krna saya sdg mengerjakan skripsi dan saya bingung apakah antara kedua nya sama?
BalasHapus.
mohon di balas