Labels

Beranda

Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Oktober 2025

Pendidikan Akhlak di Pesantren NU: Membentuk Karakter di Jantung Tradisi Islam Nusantara

Pondok pesantren telah lama menjadi tulang punggung pendidikan Islam di Indonesia. Di antara ribuan pesantren yang tersebar di seluruh nusantara, jaringan pondok pesantren yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU) memiliki peran sentral dalam membentuk karakter dan moral (akhlak) generasi bangsa. Lebih dari sekadar lembaga transfer ilmu agama, pesantren NU adalah kawah candradimuka yang menempa akhlakul karimah (akhlak yang mulia) melalui perpaduan unik antara doktrin, keteladanan, dan tradisi yang hidup.

Pendidikan akhlak di lingkungan pesantren NU tidak bisa dilepaskan dari fondasi ideologisnya, yaitu Ahlussunnah wal Jama'ah An-Nahdliyah (Aswaja). Prinsip-prinsip utama Aswaja seperti tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), i'tidal (adil), dan tasamuh (toleran) bukan hanya menjadi materi ajar, tetapi juga menjadi ruh yang menjiwai seluruh proses pendidikan. Tujuannya adalah membentuk pribadi yang saleh secara ritual, sekaligus saleh secara sosial—pribadi yang mampu menempatkan diri dengan bijak di tengah masyarakat yang majemuk.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pesantren NU menerapkan beberapa metode khas yang telah teruji oleh waktu:

1. Keteladanan Kiai sebagai Figur Sentral (Uswah Hasanah)

Di pesantren, seorang kiai bukan hanya pengajar, tetapi juga seorang mursyid (pembimbing spiritual) dan figur ayah. Para santri belajar akhlak tidak hanya dari apa yang diucapkan kiai, tetapi dari cara beliau berbicara, berjalan, makan, berinteraksi dengan tamu, hingga cara beliau menyelesaikan masalah. Keteladanan atau uswah hasanah ini menjadi metode internalisasi nilai yang paling efektif. Sikap tawadhu' (rendah hati), wara' (hati-hati), dan ikhlas (tulus) dari seorang kiai menjadi cermin hidup bagi para santri.

2. Kajian Kitab Kuning sebagai Kurikulum Akhlak

Kurikulum utama pendidikan akhlak di pesantren NU bertumpu pada kajian kitab-kitab klasik atau yang dikenal sebagai "kitab kuning". Kitab-kitab spesialis di bidang tasawuf dan akhlak menjadi bacaan wajib. Beberapa di antaranya adalah:

  • Ta'limul Muta'allim: Kitab dasar yang mengajarkan etika seorang penuntut ilmu, seperti cara menghormati guru, memuliakan ilmu, dan memilih teman.

  • Bidayatul Hidayah & Ihya Ulumiddin: Karya monumental Imam Al-Ghazali yang mengupas secara mendalam tentang cara menyucikan hati, mengendalikan hawa nafsu, dan menata adab dalam kehidupan sehari-hari.

  • Al-Hikam: Karya Ibnu Atha'illah As-Sakandari yang berisi kata-kata hikmah untuk memperkuat tauhid dan kebergantungan hanya kepada Allah SWT.

Melalui pengajian kitab ini, santri tidak hanya belajar teori, tetapi juga diajak untuk merenung dan mengaplikasikannya.

3. Kehidupan Asrama sebagai Laboratorium Akhlak

Pesantren adalah miniatur masyarakat. Kehidupan komunal di asrama selama 24 jam menjadi laboratorium nyata bagi para santri untuk mempraktikkan akhlak. Mereka belajar untuk bersabar saat antre, berbagi makanan, menghormati yang lebih tua (senior), menyayangi yang lebih muda (junior), menyelesaikan konflik, dan bekerja sama dalam menjaga kebersihan. Nilai-nilai seperti gotong royong, empati, dan kepedulian sosial tumbuh subur dalam ekosistem ini.

4. Riyadhah Ruhiyah (Latihan Spiritual)

Pendidikan akhlak di pesantren NU juga menekankan pentingnya disiplin spiritual (riyadhah). Amalan seperti puasa sunah, salat tahajud berjamaah, membaca Al-Qur'an, serta mengamalkan wirid dan hizib (rangkaian doa) secara rutin adalah bagian tak terpisahkan. Tujuannya adalah untuk membersihkan hati, mendekatkan diri kepada Allah, dan melatih jiwa agar tidak mudah terpengaruh oleh godaan duniawi. Proses ini diyakini sebagai fondasi utama untuk membangun akhlak yang kokoh.

Relevansi di Era Modern

Di tengah tantangan zaman seperti arus digitalisasi, radikalisme, dan krisis karakter, model pendidikan akhlak pesantren NU menunjukkan relevansinya yang semakin kuat. Pesantren terbukti mampu mencetak individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual. Lulusannya dibekali dengan moralitas yang kuat, sikap toleran, dan kemampuan untuk menjadi penyejuk di tengah masyarakat.

Dengan demikian, pendidikan akhlak di pondok pesantren NU bukan sekadar program, melainkan sebuah ekosistem holistik yang membentuk manusia seutuhnya (insan kamil). Ia adalah warisan berharga yang terus berkontribusi dalam menjaga keadaban dan merawat ke-Indonesiaan.

Kamis, 16 Oktober 2025

Melihat Dunia dari Bilik Pesantren: Sebuah Sudut Pandang

Pondok pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan. Lebih dari itu, ia adalah sebuah ekosistem peradaban mini, sebuah "kawah candradimuka" yang menempa manusia tidak hanya pada ranah intelektual, tetapi juga spiritual, karakter, dan sosial. Saat kita berbicara tentang "sudut pandang pondok pesantren", kita sedang menggali sebuah cara pandang dunia yang unik, yang dibentuk oleh nilai-nilai luhur dan tradisi yang mengakar kuat. 

Bagi orang di luar, pesantren mungkin terlihat seperti menara gading yang terisolasi dari modernitas. Namun dari dalam, pesantren adalah pusat kehidupan yang berputar selama 24 jam, di mana proses belajar tidak pernah berhenti. Sudut pandang ini dibangun di atas beberapa pilar fundamental.

1. Tujuan Pendidikan: Mencari Berkah, Bukan Sekadar Ijazah

Sudut pandang utama pesantren dalam pendidikan adalah tafaqquh fiddin, yaitu upaya untuk memahami agama secara mendalam. Tujuannya bersifat ukhrawi (berorientasi akhirat), di mana ilmu dicari untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Ijazah, gelar, dan pekerjaan adalah "bonus duniawi", bukan tujuan utama.

Hal ini melahirkan keikhlasan dalam proses belajar-mengajar. Seorang santri belajar untuk memahami, bukan sekadar untuk lulus ujian. Seorang Kiai mengajar untuk mendidik, bukan sekadar menggugurkan kewajiban. Hubungan antara Kiai dan santri bukanlah seperti guru dan murid, melainkan seperti bapak dan anak, yang terikat oleh sanad keilmuan dan spiritual yang tak terputus.

2. Nilai-Nilai Kehidupan: Kesederhanaan dan Kemandirian

Di tengah gempuran budaya konsumerisme, pesantren menawarkan sudut pandang alternatif melalui kesederhanaan (zuhud). Kehidupan di bilik yang sempit, makan bersama dengan menu sederhana, dan jauh dari kemewahan material bukanlah sebuah keterpaksaan, melainkan sebuah latihan spiritual. Tujuannya adalah untuk mengasah kepekaan hati, menumbuhkan rasa syukur, dan membebaskan jiwa dari ketergantungan pada dunia.

Dari kesederhanaan ini, lahirlah kemandirian. Santri terbiasa mengurus segala kebutuhannya sendiri, mulai dari mencuci pakaian, mengatur keuangan, hingga mengelola waktu. Proses ini membentuk mereka menjadi pribadi yang tangguh, tidak mudah mengeluh, dan siap menghadapi tantangan hidup apa pun setelah lulus.

3. Perspektif Sosial: Ukhuwah dan Khidmah (Pengabdian)

Kehidupan komunal di pesantren menumbuhkan ikatan ukhuwah (persaudaraan) yang sangat kuat. Santri dari berbagai latar belakang daerah, suku, dan status sosial hidup bersama, saling membantu, dan menjadi keluarga. Sudut pandang ini mengajarkan bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk bersatu, dan solidaritas adalah kunci kekuatan.

Lebih jauh lagi, pesantren menanamkan konsep khidmah, atau pengabdian. Pengabdian ini tidak hanya kepada Kiai dan pesantren, tetapi juga sebagai bekal untuk mengabdi kepada masyarakat luas. Lulusan pesantren diharapkan menjadi garam di tengah masyarakat—menjadi agen perubahan, pemimpin informal, guru ngaji, dan penjaga moral di lingkungannya masing-masing.

4. Menghadapi Modernitas: Adaptif, Bukan Reaktif

Banyak yang salah mengira bahwa pesantren anti-modernitas. Padahal, kaidah yang dipegang adalah Al-muhafadhotu 'ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah (Memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik).

Dari sudut pandang ini, modernitas dan teknologi bukanlah sesuatu yang harus ditolak mentah-mentah, melainkan harus disaring dan diadaptasi. Pesantren modern kini banyak yang mengintegrasikan kurikulum formal (SMP, SMA, bahkan universitas), mengajarkan keterampilan digital, bahasa asing, dan kewirausahaan. Tujuannya adalah melahirkan generasi yang tidak hanya kokoh secara spiritual dan keilmuan klasik, tetapi juga mampu bersaing dan berkontribusi secara relevan di zaman modern.

5. Kesimpulan

Sudut pandang pondok pesantren menawarkan sebuah visi tentang manusia ideal: seorang yang memiliki kedalaman ilmu agama, keluhuran akhlak, kemandirian dalam hidup, dan kepekaan sosial untuk mengabdi. Ini adalah sebuah perspektif yang melihat kesuksesan bukan hanya dari materi, tetapi dari keberkahan dan kebermanfaatan. Di tengah zaman yang terus berubah, cara pandang ini tetap relevan sebagai kompas moral dan sumber inspirasi dalam membangun peradaban yang lebih baik.

Sabtu, 06 April 2019

CARA MERAWAT KACAMATA YANG BENAR


DUA HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN  DALAM MERAWAT KACAMATA 
(FRAME & LENSA) 

A. FRAME


  1. Gunakanlah selalu kedua tangan dalam menggunakan atau melepas kacamata agar frame tidah patah
  2. Selalu berikan minyak pelumas pada bagian pir/engsel frame agar terhindar dari karat yang dapat mengakibatkan patah
  3. Lakukan pencucian secara rutin agar keringat yang menempel pada frame tidak berubah menjadi karat

B. LENSA

  1. Hindarkan lensa ber berbenturan langsung dengan benda keras karna dapat mengakibatkan permukaan lensa tergores
  2. Jangan meletakkan kacamata dengan posisi permukaan lensa berbenturan langsung dengan meja.(letakkan kacamata dengan bagian atas frame yang menempel langsung dengan meja)
  3. Hindarkan lensa dari segala macam cairan kimia yang membahayakan karna dapat merusak lapisan anti radiasi dan menyebabkan lensa buram
  4. Hindarkan lensa dari suhu panas
  5. Jangan mencuci lensa dengan cairan kusus pembersih lensa agar lensa lebih awet
  6. Gunakan lap pembersih kusus kacamata atau tissu halus untuk mengeringkan setelah melakukan pencucian
  7. Jangan melakukan pengelapan apabila lensa dalam keadaan kotor sebelum disemprotkan cairan pembersih lensa atau minimal bersihkan dengan air lebih dahulu agar lensa tidak tergores oleh debu yang menempel pada lensa



Kamis, 14 Maret 2019

Menelusuri Jejak Islam Asia Tenggara di Singapura, Malaysia dan Thailand


Perjalanan dari lampung ke batam suasananya masih mengingatkan kita pada negeri sendiri walaupun ada sedikit perbedaan, namun ketika memasuki singapura sdh agak berbeda, ketika mengunjungi muhammadiyah islamic college (mic) kita mendapat gambaran muslim yg bahagia, minoritas namun bahagia, d tengah2 etnis chinese yg yg mayoritas, melanjutkan ke malaysia dan menginap d beverly hotel, alangkah terkejutnya hati, hampir seluruh wilayah d sana d penuhi dgn si mata sipit, sulit mencari asli melayu. 

Melanjutkan perjalanan ke IAIS malaysia, kita takjub dengan institusi ini, sebagai penasehat terhadap kebijakan yg akan d ambil pemerintah kerajaan. Pada hari selanjutnya menuju thailand selatan, yg menurut sejarah daerah ini dulunya merupakan pusat penyiaran islam yg ada d asia tenggara twrmasuk prnyebarannya ke indonesia (versi org2 siam) oleh sebab itu disini para donatur yg berasal dari berbagai negara2 islam mewakafkan sebagian hartanya untuk menjayakan kembali islam seperti pada abad sebelumnya, dan sungguh tiada d sangka dalam usianya yg blm lama (20) thn, usaha yg d lakukan cukup menggembirakan dengan universiti fathoni yg modern, suasana islami, ghirah islam.

Ditulis oleh : M. Haryono/Mahasiswa Pascasarjana IAIN Metro

Rabu, 06 Maret 2019

How to learn English quickly by yourself

  1. Learn first basic English words
    Before you start a conversation about English, there are those who argue that you use simple words in English, which are often used in everyday conversation. Like my foreword, you, him, and other words that are commonly used in everyday conversation.
  2. Often listen to English songs then write the lyrics
    In this age of technology it is certainly easy for you to download songs in English. If you are a music lover, certainly learning while listening to music is very pleasant for you. In this stage you don't just listen to the song. But listen carefully to the lyrics and record them in your notebook or gadget. After you finish writing the song lyrics, check the lyrics on the internet. Is it all right or something is wrong.This will increase the sensitivity of your ears to listening.
  3. Watching English films without subtitles
    Another fun thing that you can use as a means of learning English is to watch English-language films. Of course to make you smarter, start by watching movies without any subtitles. If you are still in trouble, use subtitles but not too often. If you find a difficult word, write down and look for the meaning to add to your English word dictionary.
  4. Frequently read English literature
    Well, read. Reading is indeed not the habit of most Indonesians. But of course even if you don't like it, you still have to start to learn to read any English-language literature. This will improve the ability to read (reading)
  5.  Deligent to read English dictionary
    Not only entertainment literature such as articles, novels, or news in English. You also need to read an English dictionary. A quick way to learn self-taught English to add to your vocabulary.
  6. Learn the meaning of English words that you don't understand and then memorize
    If during listening to music, watching movies, and reading in English and you find foreign words that you don't understand. Don't just skip it. Record and memorize. This is an easy way to learn English.
  7. Try writing something in English
    Next when you have a lot of English vocabulary. Start writing something using English so that your writing skills improve.
  8. Learn to speak English in a mirror
    Well, before you start talking to other people in English. It's a good idea to learn to speak English in front of a mirror so that you are fluent and not surprised.
  9. Make it as habits
    Make all 8 of the above a habit or routine so that your English language skills can increase quickly.
  10. Continue to practice whenever and wherever
    Don't be shy to show you're learning English. Practice continuously whenever and wherever.
  11. Use the internet to practice English for free
    The quick way to learn self-taught English for beginners is to use internet facilities where there are lots of websites that can help you to learn English correctly.
  12. Make friends with smart people who speak English and try to talk to each other using English
    Look at your surroundings, is there someone you know fluent in English? Invite your acquaintances to speak English when talking to you. This will help your speaking skills.
  13. Make friends via the internet with people outside Indonesia who are fluent in English
    In this era of technological developed rapidly, making friends with strangers is very easy. There are so many social media platforms that you can use to meet outsiders. No need to hesitate to say that you are learning English.
  14. Course
    The final step is with the course. Indeed this method is not by self study. But if you have difficulty applying the 13 methods above, the course is another option that you can choose for how to quickly learn English.

Selasa, 05 Maret 2019

Cara Menjadi YouTuber Sukses



Tampaknya ada konsensus bahwa memulai saluran YouTube tidak lagi 'sepadan' karena kenyataan bahwa semua jutawan telah lahir dari platform. Ya, memang benar bahwa Anda memiliki kesempatan yang lebih baik untuk membuat "mengambil" terjadi daripada menjadi sensasi YouTube semalam, tetapi itu tidak berarti Anda tidak dapat memiliki kue dan memakannya juga. Keberhasilan influencer YouTube di masa lalu telah membuat pemasar menggeser bagaimana mereka berpotensi menjangkau audiens mereka, jadi itu sebenarnya mimpi yang sangat relevan untuk dimiliki untuk saluran Anda sendiri. Platform video telah mengaitkan diri dengan lipatan pemasaran banyak bisnis atau benar-benar orang yang ingin berbagi suara dengan dunia. 


Berikut adalah 11 langkah yang perlu Anda ambil untuk menjadi YouTuber yang sukses:

  1. Tentukan apa arti kesuksesan bagi Anda dan ingatlah
  2. Kembangkan sasaran dan konten saluran Anda
  3. Petakan itu
  4. Pastikan halaman saluran Anda disambut baik
  5. Pikirkan SEO Anda
  6. Bersikaplah konsisten. Jadilah konsisten
  7. Langsung ke intinya
  8. Ikuti perkembangan niche Anda
  9. Kelola komunitas Anda seperti bos
  10. Sebarkan berita dengan situs web yang anda punyai
  11. Belajar dari analisis Anda

Bahaya Narkoba


Saat ini bahaya dan dampak narkoba atau narkotika dan obat-obatan pada kehidupan dan kesehatan pecandu dan keluarganya semakin meresahkan.
Bagai dua sisi mata uang narkoba menjadi zat yang bisa memberikan manfaat dan juga merusak kesehatan. Seperti yang sudah diketahui, ada beberapa jenis obat-obatan yang termasuk ke dalam jenis narkoba yang digunakan untuk proses penyembuhan karena efeknya yang bisa menenangkan. Namun jika dipakai dalam dosis yang berlebih, bisa menyebabkan kecanduan. Penyalahgunaan ini mulanya karena si pemakai merasakan efek yang menyenangkan.
Dari sinilah muncul keinginan untuk terus menggunakan agar bisa mendapatkan ketenangan yang bersifat halusinasi. Meski dampak narkoba sudah diketahui oleh banyak orang, tetap saja tidak mengurangi jumlah pemakainya.
Bahaya narkoba hingga menjadi kecanduan tersebut memang bisa disembuhkan, namun akan lebih 
baik jika berhenti menggunakannya sesegera mungkin atau tidak memakai sama sekali.
Berikut ada beberapa nama politisi yang terjerat kasus narkoba yang dilansir dalam media online :

Rabu, 14 Februari 2018

Ayo kuliah, Pendamping Sosial PKH Raman Utara Berikan Motivasi Kuliah

Sosialisasi program "Ayo Kuliah" Peserta Program Keluarga Harapan, Rabu, 14/2/2018
Para pendamping program keluarga harapan kecamatan raman utara menggelar sosialisasi program “Ayo Kuliah" dan "1 kecamatan 1 sarjana " kepada Siswa SMA kelas XII yang merupakan anak dari Orang Tua Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH. Sosialisasi itu digelar didua sekolah yakni di SMK Negeri 1 Raman Utara dan di SMA Negeri 1 Raman Utara, Rabu (14/2/2018). 

Acara yang diikuti puluhan siswa itu menghadirkan pembicara Ali Muslim, selaku Korkab PKH Lampung Timur 2. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan SDM untuk menstimulasi siswa yang menjadi anggota Keluarga Harapan agar mempunyai motivasi melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan kelak akan menjadi orang-orang yang sukses di bidang pendidikan. 

Menurutnya, hal ini sangat penting dan PKH akan terus berupaya melakukan program program yang dapat terus meningkatkan kapasitas diri siswa mengingat tantangan Globalisasi kedepan semakin berat. "Hari ini banyak orang sukses yang lahir dari Lampung Timur khususnya di raman utara, dan kita akan terus melakukan program-program pembinaan sehingga ke depan lebih banyak lagi orang-orang sukses yang lahir dari kecamatan ini. Kalau kalian terlahir di keluarga yang miskin itu bukan salah dari kalian namun jika kalian mati dalam keadaan miskin itu baru salah kalian" ujar Ali Muslim kepada siswa.Sementara itu, Agus Suparman selaku Kepala sekolah SMK Negeri 1 Raman Utara menjelaskan, banyaknya peluang beasiswa yang tersedia dari berbagai lembaga tentu menjadi sebuah jalan untuk bisa melanjutkan kuliah, peluang-peluang itulah yang harus kita raih dengan pempersiapkan diri.

Selasa, 30 Agustus 2016

Usaha Tungku dari Gundukan Sarang Rayap

Panti Rohatin adalah ibu dari Dani Setiawan dan Firda Spetiningsih, ia adalah isteri dari bapak Suherman. Ia seorang sosok pekerja keras karena ingin membesarkan kedua anaknya dengan pendidikan yang layak. Hingga ia mempunyai ide untuk membuat usaha tungku. Ibu Panti Rohatin mendapatkan ide untuk membuat tungku berbahan tanah liat sejak tahun 2010. Saat itu bu Panti ingin mempunyai penghasilan tambahan disela waktu luang setelah mengerjakan urusan rumah tangganya.

Berbekal pengetahuan seadanya, inisiatif membuat tungku dari tanah liat segera ia wujudkan. Pada mulanya bu Panti membuat tungku dengan tanah liat biasa, alhasil tungku buatannya mudah sekali pecah. Beberapa kali ia terus mencoba dengan beragam cara namun tetap saja belum berhasil. Hingga pada akhirnya mendapat inisiatif mencoba membuat tungku dari tanah yang berasal dari gundukan tanah sarang rayap di kebunnya. Ternyata susaha ini tidak sia-sia, ia berhasil membuat tungku yang lebih kuat dan tidak mudah pecah. 

Rayap selama ini banyak dianggap sebagai hama yang menyerang perabotan rumah tangga yang terbuat dari kayu. Rayap lazim hidup berkelompok dengan membuat gundukan sarang dari tanah. Gundukan tanah pada sarang rayap ini ditangan ibu Panti Rohatin dapat diubah menjadi benda yang bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan tanah biasa.

Bu Panti menjual tungku buatannya dengan harga bervariasi tergantung ukurannya, mulai dari harga Rp.20.000,- hingga Rp.60.000,- per-buah. Saat ini pemesan tungku buatan Panti tidak hanya berasal dari kecamatan Purbolinggo saja, namun sudah merambah hingga kecamatan Raman Utara dan sekitarnya

Jumat, 26 Agustus 2016

Manfaat Facebook bagi Dunia Pendidikan


Add caption
Seiring dengan dinamika masyarakat global yang kian terbuka, akses terhadap informasi juga makin cepat dan mudah. Para praktisi pendidikan yang notabene menjadi agen pembelajaran juga mesti bersikap proaktif dan terlibat sebagai “pemain” di dalamnya, tidak hanya sekadar jadi penonton. Dunia virtual yang menyajikan informasi tanpa dibatasi dimensi ruang dan waktu bisa dioptimalkan untuk peningkatan mutu pembelajaran. Sumber-sumber dan bahan pembelajaran yang aktual dan menarik bisa dengan mudah didapatkan melalui internet. Bahkan, mahasiswa juga bisa memanfaatkan  media sosial seperti facebook yang belakangan ini sedang mengalami masa “euforia” di ranah virtual untuk kepentingan pembelajaran. Berbagai kemudahan yang ditawarkan ruang maya bagi para pengguna, baik dalam soal akses, manfaat, partisipasi, maupun kontrol, blog, misalnya, bisa dioptimalkan sebagai “laboratorium virtual” untuk kemajuan dunia pendidikan yang sangat besar manfaatnya bagi mahasiswa, maupun sesama rekan sejawat. Melalui facebook, sesama dosen, dosen dan mahasiswa, dosen dan siapa pun yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan bisa saling berinteraksi tanpa dibatasi sekat ruang dan waktu.

Jejaring sosial semacam facebook kini bagaikan “primadona”. Ratusan juta orang telah memiliki akun ini. Dalam situasi demikian, mengapa tidak dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran? Melalui facebook, misalnya, seorang mahasiswa bisa membuat group tertutup untuk masing-masing kelas. Pada wall group bisa di-update status yang berkaitan dengan materi pembelajaran, seperti tugas-tugas, pembahasan materi, acara kelas, dan semacamnya. Seluruh mahasiswa diberikan keleluasan untuk memberikan repson dan jawaban tanpa meninggalkan nilai-nilai kesantunan. Dari jejaring sosial semacam inilah mahasiswa bisa terus belajar secara “informal” tanpa harus dibatasi tembol ruang kelas. Informasi-informasi penting yang berkaitan dengan pembelajaran bisa di-share facebook  sehingga memiliki jangkauan publikasi yang jauh lebih luas. Facebook merupakan jejaring sosial yang bisa dimanfaatkan untuk menjalin interaksi, berbagai informasi, dan bersilaturahmi dengan banyak orang, termasuk dalam pembelajaran. Bedanya hanya batasan jumlah karakter ketika ketika melakukan update status.

Pendidikan adalah salah satu cara melakukan perbaikan untuk menjadi manusia Freire mendefinisikan pendidikan sebagai rangkaian pembaruan (Siti Murtiningsih). Karena itu produk-produk pendidikan akan sangat ditentukan oleh bagaimana pemaknaannya terhadap realitas. Di sinilah muncul persoalan, model realitas pada era modernisasi dan industrialisasi berbeda dengan model realitas pada era informasi. Pada era modernisasi, yang kita sebut realitas tidak jauh-jauh dari bagaimana produk-produk modern (nilai, ideologi, ilmu pengetahuan, teknologi) menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari di dunia nyata. Sementara era informasi mendefinisikan realitas secara berbeda. Realitas dalam era informasi tidak lebih berupa dunia citra yang diproduksi oleh media-media informasi. Dunia ini dirasakan sebagai pengalaman yang tak kalah riil dari realitas yang ada di dunia nyata. Hanya saja jika realitas di dunia nyata terdiri dari tanah, udara, air, dan seluruh makhluk hidup dengan segenap unsur biologisnya, maka realitas yang diproduksi oleh media informasi tak lebih dari pancaran dari dunia nyata atau simulasi dari tanah, air, udara dan segenap makhluk hidup yang ada di dunia nyata. Itu sebabnya kita menyebutnya dengan realitas virtual, virtual reality.

Penggambaran paling jelas dari realitas virtual kita temukan dalam dunia cyber (cyberspace). Cyberspace menawarkan sebuah dunia alternatif tempat manusia hidup. Dunia ini berupa dunia maya yang dapat mengambil alih realitas di dunia nyata, yang bagi banyak orang bahkan terasa lebih nyata dari kenyataan di dunia nyata, lebih menyenangkan dari kesenangan di dunia nyata, lebih fantastis dari semua fantasi yang pernah dirasakan manusia di dunia nyata, lebih menggairahkan dari semua kegairahan yang pernah ada.[1]

 Dengan melihat fakta perkembangan teknologi yang mampu menghipnosis, Pendidikan juga sebenarnya adalah konsep penanaman pemahaman dengan memasukkan dunia cyber menjadi salah satu alternative hipnosis nilai, cara penerimaan pendidikan menjadi lebih mudah, masyarakat yang sudah menggila dengan dunia cyber pun akan terbiasa dengan penerimaan nilai yang juga dengan konsep cyber. Hal ini bisa di lihat dari pola laku masyarakat konsumtif, kebiasaan ini dapat diminimalisir dengan memberikan kontra informative pula.

Mengapa cyber mampu melakukan hypnosis terhadap pola laku manusia, gambaranya sebagai berikut: hypnosis dalam aktivitas keseharian, sebetulanya sangat kerap kita alami. Namun, sering kali kita tak sadar, bahwa apa yang sudah kita alami adalah serangkaian kegiatan hypnosis dalam keadaan sadar[2].

Peristiwa sederhana berikut sejatinya adalah hypnosis. Ketika kita menyaksikan sebuah tayangan film atau sinetron di televisi, emosi kita pun terbawa, menangis atau bahkan marah terhatap tokoh tertentu. Hal ini pula yang sering terjadi bagi sebagain orang yang sering  masuk ke dunia cyber, proses hypnosis ini tidak akan terasa membawa satu bentukan dalam pola prilakunya dalam bersikap, berfikir dan bertingkah laku.

Bagaimana bisa poses demikian bisa terjadi, pada dasarnya manusia senantiasa menggunakan 2 pikiran dalam melakukan aktivitasnya yaitu Pikiran Sadar (Conscious Mind) dan Pikiran Bawah Sadar (Sub Conscious Mind). Pikiran sadar berfungsi sebagai bagian pikiran analitis, rasional, kekuatan, kehendak, factor kritis dan memori jangka pendek, sering kali disetarakan dengan otak kiri (left brain). Sedangkan Pikiran Bawah Sadar (Sub Conscious Mind) berfungsi dalam menyimpan memori jangka panjang, emosi, kebiasaan dan intuisi sering kali disetarakan dengan otak kanan (right brain)[3].

Kedua bagian pikiran ini berisi program-program yang berdampak kepada tindakan dan perilaku. Semua program ini begitu dinamis dan senantiasa berubah seiring dengan tindakan dan perilaku yang terjadi. Dinamika ini sesuai dengan input dan sugesti yang masuk baik secara langsung maupun tidak langsung, baik berupa verbal maupun non verbal.

Seperti halnya Pendidikan yang dijadikan trend didalam perkembangan dunia Cyber merupakan sebuah tindakan dan perilaku, maka pelu mendapat input/sugesti yang baru untuk mengubah makna pendidikan dan pengajaran di dalam otak setiap pengguna dunia maya. Sehingga pembelajaran menjadi sesuatu yang menyenangkan, mengasyikkan dan menjadi proses berkesinambungan dan dibutuhkan karena merasa ketergantungan.

Mengapa ini harus dilakukan? Ini adalah pertanyaan dasar dalam pengembangan pendidikan yang mau tidak mau harus dilakukan pula ke dunia maya (cyber space). Menurut fitrahnya setiap manusia memiliki kecenderungan yang kuat untuk selalu ingin mengetahui Sesuatu. Hasil kerja dan pengetahuan yang didapat manusia bisa saja benar dan bermanfaat untuk dirinya dan orang lain, atau bisa juga sebaliknya salah dan membuat kesengsaraan. Jujun S. Suryasumantri mengatakan; “Bila manusia ingin menjadi pengelola bumi yang baik, ia harus tak henti-hentinya belajar karena ilmu pengetahuan itu berobah. Ada yang ternyata salah harus dibuang ada pula yang benar harus ditambahkan”[4].

Sesuai kecenderungan tersebut, pada akhirnya manusia harus melakukan apa yang menjadi tuntutan dalam pengembangan pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Semua dilakukan dalam rangka pengabdian pada keberlangsungan manusia inilah point yang dalam penjelasan ontology pendidikan sudah disinggung. Semangat untuk Kepentingan manusialah yang sebenenarnya tujuan dari Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi baik ditafsirkan secara filsafati atau dengan metode pemikiran hermeneutis.

Dasar-dasar inilah yang coba digali kembali dalam menafsirkan dan mendifinisikan pendidikan untuk ikut sertanya dalam dunia baru berupa cyber space yaitu dunia maya yang tak tersentuh secara fisik namun nyata adanya dan bersar pengaruh terhadap hermenutika pendidikan yang hakiki. Prof. Dr. Koento Wibisono mengatakan: “Implikasi yang kini kita rasakan ialah; Pertama ilmu yang satu sangat berkaitan dengan yang lain sehingga sulit ditarik batas antara ilmu dasar dan ilmu terapan, antara teori dan praktis; Kedua, dengan semakin kaburnya garis batas tadi, timbul permasalahan, sejauh mana sang ilmuan terliat dengan etik dan moral; Ketiga, dengan adanya implikasi yang begitu luas dan dalam terhadap kehidupan umat manusia, timbul pula permasalahan akan makna ilmu itu sendiri sebagai suatu yang membawa kemajuan atau masalah sebaliknya”.

Dari pendapat ini dapat diketahui bahwa berkembangnya duni Ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi yang mengglobal timbul pula permasalahn tanggung jawab moral yaitu masa depan manusia, artinya dimana lagi kita akan menyisipkan prinsip dan nilai pendidikan kalalu secacar hermenutis pendidikan tidak ikut serta dalam mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahaun dan teknologi yang maju pesat dewasa ini. 





[1] Yasraf Amir Piliang, “Sebuah Jagat Raya Maya: Imperialisme Fantasi dan Matinya Realitas”, pengantar dalam Mark Slouka. (1999). Ruang Yang Hilang: Pandangan Humanis tentang Budaya Cyberspace Yang Merisaukan. Bandung: Mizan. H. 14
[2] Novian Triwidia Jaya, Hypno Teaching “Bukan Sekadar Mengajar”, Jawa Barat: D-Brain, Cet. II 2010, h. 7
[3] Ibid, h. 8
[4] Jujun S. Suryasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: CV. Muliasari, 2000, h. 

Cara Membuat Judul dan Abstrak pada Karya Ilmiah atau Skripsi

A. Judul
Bagaimana cara menulis judul yang baik? atau lebih tepatnya mungkin bagaimana kita menarik perhatian calon pembaca artikel kita dengan judul?

Menurut buku, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, judul yang kita buat harus mencerminkan isi keseluruhan makalah. Kedua adalah, usahakan judul yang dibuat menjawab pertanyaan ataupun menawarkan sebuah jawaban. Bisa juga anda membuat tulisan mengenai sesuatu hal yang sedang ramai dibicarakan, misalnya saat ini sedang ramai mengenai masalah isu pemanasan global. 

Cobalah buat sebuah judul artikel ilmiah mengenai hal ini, niscaya orang yang membaca judul ini akan tertarik untuk membaca keseluruhan artikel Anda.

B. Abstrak
Setelah judul, sebelum orang lain memutuskan untuk membaca artikel ilmiah anda yang mereka lakukan adalah membaca abstrak. Abstrak menjadi salah satu bagian terpenting dalam sebuah artikel ilmiah. Keputusan apakah seseorang tertarik dengan artikel yang anda buat sebagian besar ditentukan setelah membaca abstrak.
Untuk itu, apa yang sebenarnya dibutuhkan dalam membuat sebuah abstrak??
Ada 4 langkah penting yang harus dilaksanakan, yaitu
  1. Ciptakan ruang penelitan, hal ini dapat dilakukan dengan cara: (a) Nyatakan pentingnya bidang yang anda teliti (bisa ditunjukkan dengan banyaknya penelitian di bidang yang sama), (b) Tunjukkan kekurangan artikel ilmiah yang telah ada (dalam bidang yang sama tentu saja), (c) Tunjukkan tujuan artikel ilmiah anda
  2. Uraikan metodologi penelitian dengan jelas
  3. Nyatakan hasil penelitian (dengan singkat dan jelas tentu saja)
  4. Evaluasi-lah hasil penelitian yang telah dilakukan (kesimpulan artikel)
Panjang abstrak biasanya 100-200 kata. Menurut Hadijanto dalam Zifirdaus, tahap 2 dan 4 tidak wajib ada dalam sebuah abstrak.

Abstrak merupakan rangkuman dari isi tulisan dalam format yang sangat singkat. Untuk makalah, biasanya abstrak itu hanya terdiri dari satu atau dua paragraf saja. Sementara itu untuk thesis dan tugas akhir, abstrak biasanya dibatasi satu halaman. Untuk itu isi dari abstrak tidak perlu “berbunga-bunga” dan berpanjang lebar, cukup langsung kepada intinya saja. Memang kesulitan yang dihadapi adalah bagaimana merangkumkan semua cerita dalam satu halaman. Justru itu tantangannya. Ada juga tulisan ilmiah yang membutuhkan extended abstract. Kalau yang ini merupakan abstrak yang lebih panjang, yang biasanya disertai dengan data-data yang lebih mendukung. Biasanya extended abstract ini dibutuhkan ketika kita mengirimkan makalah untuk seminar atau konferensi.

Ini sebagian dari review saya terhadap hasi penelitian yang sudah jadi. Kebanyakan abstrak di susun atas ‘jumlah bab’ pada laporan penelitian. Jika suatu laporan/skripsi terdiri dari 5 bab: (1) pendahuluan, (2) kajian pustaka, (3) metodologi, (4) analisis dan pembahasan,  (5) penutup. Maka hendaknya menulis abstrak sebagai berikut:
  1. Paragraf pertama ringkasan dari ‘latar belakang/pendahuluan’
  2. Paragraf kedua ringkasan dari ‘kajian teori’
  3. Paragraf ketiga ringkasan dari ‘metodologi’
  4. Paragraf keempat ringkasan dari ‘analisis dan pembahasan’
  5. Paragraf kelimaringkasan dari ‘penutup/kesimpulan dan saran’



KISS PACAR Dalam Sebuah Organisasi

Dewasa ini, organisasi kepemudaan menghadapi tantangan globalisasi yang menyebabkan pasang surut dalam dinamika sepak terjangnya. Maka organisasi kurang asyik kalau tidak disertai dengan KISS PACAR. Tetapi, sebelum jauh kesana alangkah baiknya kita mengetahui apa yang di maksud dengan oraganisasi? Ya, benar organisasi bukanlah pasar apalagi bazaar tetapi suatu kelompok orang yang dalam satu wadah tuntuk tujuan bersama, sederhana sekali bukan?.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya maka organisasi membutuhkan visi dan misi karena Organisasi tanpa visi bagaikan rudal tanpa kendali yang melesat tanpa arah. Maka dari itu Plan our work, work our plan, and evaluate our plan and our work (Rencanakan apa yang hendak kita lakukan, lakukan apa yang telah kita rencanakan, dan evaluasi rencana dan tindakan kita). Selain itu, perlunya kita membuat falsafah organisasi karena pencerminan misi berupa prinsip yang harus dijalankan untuk mencapai kesuksesan.  Dengan demikian, Kunci keberhasilan organisasi adalah bukan sama-sama bekerja tapi bekerja sama dalam satu TEAM (Together Everyone Achieves More). Sehingga peran serta anggota organisasi benar-benar aktif dan saling  berkoordinasi dengan baik di internal maupun eksternal.
Dalam manajemen organisasi, bukan bagaimana menciptakan SUPERMAN (seorang yang mampu mengerjakan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain), melainkan bagaimana membangun SUPERTEAM (sebuah tim yang mampu mengerjakan segala sesuatu atas dasar kerjasama yang solid antar anggotanya). Masih ingatkah kita dengan kalimat yang diucapkan oleh sayidina Ali bin Abi Thalib, “Kebaikan yang tidak terorganisir bisa dikalahkan oleh keburukan yang terorganisir.”
Melihat tidak mudahnya menjalankan pergerakan oraganisasi maka sangat penting PACAR ditambah dengan KISS. Kenapa demikian ? karena PACAR merupakan prinsip organisasi yang mendasar untuk dijalankan apalagi dengan KISS akan makin sempurna. Bagaimana anda semakin penasaran ya? Hehe…. OK fix! Sekarang kita bahas soal PACAR ( Priority, Allocation, Communication, Agenda, and Relationship). Pertama, maksud dari Priority adalah kita menententukan prioritas kerja sebuah organisasi yang kita jalankan. Kedua, Allocation yaitu mendelegasikan tugas dengan target dan rincian yang jelas. Ketiga, Agenda; membuat agenda kerja dengan target yang SMART (Specific, Measurable, Achievable, Rewarding, Time-framed). Dan yang terakhir Relationships; menjalin dan menjaga keharmonisan hubungan antar personal, antar departemen, dan antar lembaga.
Semua akan menjadi lebih mantab jika ditambahkan KISS ( Koordinasi, Integrasi, Simplifikasi dan Sinkronisasi). Pertama, Koordinasi; menjalin sistem koordinasi yang efektif. Kedua, Integrasi; membalut semangat kebersamaan dan persatuan organisasi. Ketiga, Simplifikasi; sederhanakan visi dan misi menjadi kerja yang operasional dan realistis. Dan keempat, Sinkronisasi; menyamakan visi, misi, arah dan ritme gerak organisasi.
Jika semua hal diatas dapat terpenuhi dan dilaksanakan kekuatan dalam batang tubuh dan urat nadi dalam organisasi akan terbentuk dan tak akan mudah di tumbangkan oleh badai halangan yang datang baik dari internal maupun eksternal. Karena akan berdiri kokoh dan tegap seraya tangan terkepal dan maju ke muka.

Salam Pergerakan…..!!!