Beranda

Rabu, 27 Februari 2019

Cabang-cabang Psikologi


 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan dari masa ke masa, begitu pula dengan cabang-cabang psikologi. Selama ini, ilmu psikologi yang kita kenal hanyalah sebatas ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan, karakter, dan perilaku. Namun apakah cuma sebatas itu yang ada dalam ilmu psikologi? Ilmu psikologi memiliki bebrapa cabang. Tidak berbedadengan ilmu yang lainnya.
Ilmu psikologi mesti dipelajari secara menyeluruh, karena sangat diperlukan untuk duni pendidikan pada khsususnya.Dalam hal ini, kita akan melihat apa saja cabang-cabang psikologi supaya tidak salah dalam memahaminya. Terutama bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang dibidang psikologi, pemahamannya terhadap bidang kajian psikologi sangatlah minim. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita menambah khasanah pengetahuan dalam ilmu psikologi.
Banyak cabang ilmu yang dipelajari dalam psikologi. Cabang-cabang psikologi ini bermula dari paradigma serta perkembangannya dalam hubungan atau interaksi sosial masyarakat. Manusia itu unik, sehingga untuk mendalaminya pun banyak pendekatan yang digunakan, apalagi dari sudut pandang psikologi. Berikut ini akan kita bahas apa saja cabang-cabang psikologi dalam ilmu psikologi.

B.     Rumusan Masalah
1. Apa sajakah Cabang-Cabang dari psikologi?
2. Bagaimana Pendekatan Psikologi Pendidikan?

C.    Tujuan
1. Untuk mengetahui Cabang-Cabang  psikologi
2. Untuk Mengetahui Pendekatan Psikologi Pendidikan



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Cabang-Cabang Psikologi
Cabang Cabang Psikologi sangatlah banyak, ada berbagai bidang ilmu psikologi yang dipelajari di masyarakat. Psikologi merupakan salah satu dari kajian ilmu yang mempelajari tentang kondisi manusia. Bahasan psikologi sebenarnya sangat luas karena memang manusia memiliki banyak aspek. Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general phsychology) yang mengkaji perilaku pada umumnya. Psikologi umum mengkaji sejarah dan definisi psikologi, manusia, fungsi-fungsi psikis, kehkususan individual, interaksi sosial, dan gangguan mental.[1] Psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus, diantaranya:
1.      Psikologi Perkembangan
Mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.
Menurut Drs. Zulkifli L, mengatakakan berdasarkan usaha memahami psikologi perkembangan ada baiknya kita ketahui apa yang dimaksud dengan perkembangan. Mulanya kata perkembangan berasal dari biologi, kemudian pada abad ke-20 ini kata perkembangan dipergunakan oleh psikologi. Karena penggunaannya pertama-tama dalam biologi, pada masa berikutnya ada ahli-ahli yang menyebut pertumbuhan disamping kata perkembangan, bahkan ada orang yang menyebut kedua istilah itu untuk maksud yang sama. Dalam perjalanan hidupnya menjadi dewasa, perkembangan rohani itu tidak lepas dari pengaruh keturunan dan pengaruh dunia lingkungan tempat seseorang hidup dan dibesarkan.[2]
Lester D.Crow dan Arthur T. Jersild telah mengemukakan tentang perkembangan rohani yang lebih dini, yaitu perkembangan sebelum lahir. Mereka menyebut masa itu dengan prenatal atau masa konsepsi.[3]

2.      Psikologi Kepribadian
Mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek-aspek kepribadiannya.  Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian. Menurut Yusuf dan Nurihsan menjelaskan bahwa kata kepribadian adalah terjemahan dari bahasa Inggris yang berarti personality. Kata personality sendiri berasal dari bahasa latin yaitu persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukkan. Para artis bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Sehingga, konsep awal dari pengertian personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang ditampakkan ke lingkungan sosial, kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan social.[4]
3.      Psikologi Klinis
Mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan (klinis)[5]. Dalam Psikologi klinis mempelajari kesulitan dan rintangan emosional manusia baik dalam kondisi abnormal maupun subnormal, dengan menekankan pada asas-asas psikologi pada diagnosis dan perawatan masalah emosi dan perilaku.
4.      Psikologi Abnormal
Mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal. Istilah ini memiliki makna yang bermacam-macam. Terkakandang dipakai untuk menunjukkan aspek bathiniah kepribadian, aspek perilaku yang dapat langsung diamati, atau keduanya. Kadang-kadang yang dimaksud hanyalah perilaku spesifik tertentu seperti fobia atau kategori perilaku yang yang lebih kompleks seperti skizofrenia. Kadang diartikan sebagai problem atau masalah yang bersifat kronik berkepanjangan atau hanya berupa simtom seperti pengaruh obat-obatan tertentu yang bersifat akut dan temporer cepat hilang. Secara kasar sama artinya dengan gangguan mental.[6]

5.      Psikologi Industri
Mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industry. Lebih detailnya psikologi industry adalah suatu studi ilmiah tentang perilaku, kognisi, emosi, dan motivasi serta proses mental manusia yang ada dalam industri yang berorientasi pada system kegiatan yang terkoordinasi dari suatu kelompok orang yang bekerja secara kooperatif untuk mencapai suatu tujuan yang sama dibawah otoritas dan kepemimpinan tertentu.  Psikologi industry ini member perhatian utama pada dua kategori, yaitu psikologi eksperiman dan psikologi terapan pada persoalan yang dihadapi manusia dalam organisasi.[7]
6.      Psikologi Pendidikan
Mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan. Menurut Santrock psikologi pendidikan adalah cabang psikologi dengan kekhususan dalam pemahaman belajar mengajar dilingkungan pendidikan.  Sedangkan menurut Reynolds dan Miller mendefinisikan secara akademis bahwa psikologi adalah kajian tentang seorang belajar, prosedur pembelajaran, dan proses pengajaran.[8]

Menurut Yudrik Jahja dalam bukunya membagi beberapa kajian ilmu psikologi diantaranya :[9]
1.      Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan adadalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari perkembangann dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai dengan mati. Terapan dari ilmu psikologi perkembangan digunakan diberbagai bidang seperti pendidikan dan pengasuhan, pengoptimalan kualitas hidup dewasa dan penanganan remaja.
2.      Psikologi Sosial
Bidang ini mempunyai tiga ruang lingku, yaitu :
a.        Studi tentang pengaruh social terhadap proses individu, misalnya ; studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)
b.      Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, dan perilaku meniru.
c.       Studi tentang interaksi kelompok, misalnya ; kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, persaingan, dan konflik.
3.      Psikologi Kepribadian
Psikologi kepribadian adalah studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Psikologi kepribadian berkaiatan errat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya. 
4.      Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif adalah bidang studi yang mempelajari kemapuan kognisi seperti ; persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan bahasa, dan emosi.
5.      Wilayah Terapan Psikologi
Wilayah terapan psikologi adalah wilayah dimana kajian psikologi dapat diterapkan, diantaranya :
a.       Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan adalah perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori digunakan di psikologi perkembangan dan psikologi sosial digunakan psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar dan pengelolaan prganisasi sekolah. Psikologi pendidikan memperjelas suatu rentang yang luas menegenai kehususan dalam ilmu pendidikan, yang meliputi rancangan pengajaran, teknologi pendidikan, pengembangan kurikulum terencana, pendidikan khusus, dan pengelolaan kelas.[10]


b.      Psikologi Sekolah
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi dan emosi.
c.       Psikologi industry dan organisasi
Psikologi industry memfokuskan pada pengembangan, megevaluasi dan memprediksi keninerja suatu pekerjaan yang dikerjakan individu.
d.      Psikologi kerekayasaan
Penerapan psikologi yang terkait dengan interaksi antara manusia dan mesin untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin (human error)
e.       Parapsikologi
Parapsikologi adalah cabang psikologi yang mencakup studi tentang extra sensory percepcion (indra ke enam), dan psikokinesis.  Extra Sensory Percepcion salah satu pemahaman mengenai ilmu para psikologi, yang memuat mengenai kelebihan manusia dalam mendeteksi segala macam hal menggunakan pengindraannya. Psikokinesis adalah kemampuan memanipulasi sebuah objek fisik hanya dengan pikiran semata-mata. Sebuah objek, bisa berupa benda maupun tubuh dimanipulasi dari jarak jauh.

B.     Pendekatan Psikologi Pendidikan
Psikologi merupakan keilmuan dengan cakupan yang sangat luas sehingga dalam mempelajari psikologi digunakan berbagai pendekatan untuk lebih memudahkan. Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain neurobiologi, perilaku, kognitif, psikoanalitik dan fenomenologi.

1.      Pendekatan Neurobiologis
Pendekatan neurobiologis merupakan pendekatan psikologi dengan pemahaman bahwa tingkah laku manusia didasarkan pada system syaraf dan aktivitas otak. Menggunakan pendekatan neurobiologis berarti menghubungkan perilaku yang Nampak dengan reaksi kimia dan impuls listrik yang terjadi didalam tubuh. Proses neurobiologi mendasari timbulnya perilaku dan proses mental. Tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan sistem syaraf.[11] Pendekatan neurobiologis berupaya mengaitkan perilaku yang terlihat dengan impuls listrik dan kimia yang terjadi didalam tubuh serta menentukan proses neurobiologi yang mendasari perilaku dan proses mental.
Pandangan bahwa faktor biologis memainkan peran penting dalam perilaku sosial datang dari psikologi evoluisioner yang menyatakan bahwa manusia, seperti makhluk lainnya di planet Bumi ini, telah mengalami proses evolusi biologis selama sejarah keberadaannya, Dan hasil dari proses ini adalah kita sekarang memiliki sejumlah besar mekanisme psikologis yang merupakan hasil evolusi yang membantu kita untuk tetap hidup atau mempertahankan keberadaan kita.[12]

2.      Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku  bedasarkan pemahaman bahwan tingkah laku merupakan suatu respon dari stimulus yang datang. Pendekatan perilaku dapat digambarkan dengan model S-R atau kaitan antara Stimulus – Respon. Pendekatan ini menunjukkan bahwa tingkah laku merupakan reflek dan proses mental tidak mempengaruhi perilaku. Pendekatan perilaku dipelopori oleh J.B Watson, yang kemudian banyak dikembangkan oleh ahli seperti  B.F.Skinner. Pendekatan perilaku kemudian menghasilkan banyak sub-aliran psikologi.
Menurut Watson pentingnya menekankan pendidikan tingkah laku. Ia percaya bahwa dengan memberikan kondioning tertentu dalam proses pendidikan, maka akan dapat membantu seseorang anak memmpunyai sifat-sifat tertentu. Ia bahkan memebrikan statemen yang sangat ekstrim untuk mendukung pendapatnya tersebut, dengan mengatakan, “ Berikan kepada saya sepuluh anak, maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu sesuai dengan kehendak saya.”[13]
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hal-hal yang mempengaruhi perilaku seseorang sebagian terletak dalam diri individu sendiri yang disebut juga faktor internal sebagian lagi terletak di luar dirinya atau disebut dengan faktor eksternal yaitu factor lingkungan.
Menurut WHO, yang dikutip oleh Notoatmodjo perubahan perilaku dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
a.       Perubahan alamiah (natural change), ialah perubahan yang dikarenakan perubahan pada lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi dimana dia hidup dan beraktifitas.
b.       Perubahan terencana (planned change), ialah perubahan ini terjadi, karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
c.       Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (readiness to change), ialah perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau program-program baru, maka yang terjadi adalah sebagian orang cepat mengalami perubahan perilaku dan sebagian lagi lamban. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda

3.      Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif menekankan bahwa perilaku adalah hasil dari proses mental. Pendekatan kognitif menjelaskan bahwa individu aktif dalam menangkap, menilai dan menanggapi stimulus. Hal ini dilakukan individu sebelum memunculkan reaksi. Secara singkat, pendekatan kognitif memahami bahwa setelah menerima stimulus, individu melakukan suatu proses mental dan tahap terakhir adalah memberi reaksi atas stimulus yang datang.[14]
Kognisi adalah cara manusia berfikir. Sedangkan psikologi kognitif adalah ilmuan yang mempelajari cara berfikir manusia. Jadi psikologi kogniitif adalah sebuah bidang studi tentang bagaimana manusia memahami, belajar, mengingat dan berfikir tentang suatu imformasi.[15]



Aspek-aspek kognitif dalam psikologi adalah sebagai berikut :
a.       Kematangan, yaitu Semakin bertambahnya usia, maka semakin matang atau bijaksana seseorang dalam menghadapi rutinitas dan masalah yang dihadapinya.
b.      Pengalaman merupakan hasil interaksi antar individu dengan orang lain.
c.       Transmisi sosial adalah hubungan sosial dan komunikasi yang sesuai dengan lingkungan.
d.      Equilibrasi adalah perpaduan dari pengalaman dan proses transmisi sosial.

4.      Pendekatan Psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli bernama Sigmund Freud. Freud meyakini bahwa segala hal tentang kehidupan individu didasarkan dan dikuasai oleh alam bawah sadar. Perilaku individu sebagian besar dipengaruhi oleh hal yang tidak disadari individu seperti impuls, kehendak dan dorongan. Keingin dan dorongan ditekan dan tetap berada dalam alam bawah sadar dan dapat menuntut kepuasan sewaktu-waktu. Perilaku yang dimunculkan memang didasarkan alam bawah sadar, namun individu juga melihat norma yang berlaku. Psikoanalisis Freud dapat dianggap sebagai suatu ilmu baru tentang manusia, tetapi suatu ilmu yang d
Psikoanalisis dibagi menjadi dua sudut pandang yang berbeda tetapi sangat berkaitan. Pertama, psikoanalisis menunjukan suatu penelitian terhadap proses psikis. Di mana membahas mengenai kepribadian yang mencakup struktur, dinamika dan perkembangan kepribadian. Kedua, psikoanalisis merupakan teknik mengobati gangguan kesehatan mental yang dialami pasien. Dua penjelasan tersebut berujung pada pengetahuan psikologi. Artinya keduanya saling terintegrasi, pemahaman terhadap kepribadian menjadi dasar dalam melakukan terapi atau teknik mengobati gangguan mental. Sebagai aliran psikologi pertama, psikoanalisis tak lepas dari kritik, sehingga muncul berbagai aliran baru seperti, behavioristik, humanistik, transpersonal dan yang paling terakhir adalah psikologi Islam.
Psikoanalisis merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam bimbingan konseling baik dalam pendidikan maupun dalam bidang sosial. Terlepas dari itu, Sigmund Freud dengan teori dan pendekatan psikoanalisis menarik untuk dijadikan bahan kajian. Sebagai aliran psikologi, psikoanalisis tentu banyak kritik tehadap psikoanalisis, sehingga perkembangan psikologi menjadi dinamis.
Psikoanalisis sebagai sebuah aliran besar dalam psikologi mempunyai jasa besar untuk mengungkap aspek ketidaksadaran (unconcious) manusia, disamping aspek kesadaran yang telah menjadi bahan perhatian psikoanalisis sebelum Sigmund Freud. Temuan Freud tentang ketidaksadaran ini sebagai temuan besar dalam psikologi modern.[16]
5.      Pendekatan Fenomenologi
Pendekatan fenomenologi menekankan pengalaman subyektif individu. Tingkah laku individu dipengaruhi berbagai pandangannya mengenai diri dan dunia atau fenomena mengenai dirinya.[17] Konsep mengenai diri dan aktualisasi diri sangat mempengaruhi perilaku individu berdasarkan pendekatan ini. Para ahli psikologi fenomenologi, dipihak lain lebih menitik beratkan pengertian mengenai kehidupan individu bagian dalam dan pengertian mengenai pengalaman individu daripada mengembangkan teori atau meramalkan perilaku.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general phsychology) yang mengkaji perilaku pada umumnya. Psikologi umum mengkaji sejarah dan definisi psikologi, manusia, fungsi-fungsi psikis, kehkususan individual, interaksi sosial, dan gangguan mental. Sedangkan psikologi khusus terdiri dari Psikologi perkembangan, Psikologi kepribadian, psikologi sosial, psikologi klinis, psikologi abnormal, psikologi industry dan psikologi pendidikan.
Psikologi merupakan keilmuan dengan cakupan yang sangat luas sehingga dalam mempelajari psikologi digunakan berbagai pendekatan untuk lebih memudahkan. Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain neurobiologi, perilaku, kognitif, psikoanalitik dan fenomenologi.
B.     Saran
Dengan selesainya penulisan makalah ini, maka penulis mengharap kepada pembaca sekiranya menemukan kesalahan pada makalah ini untuk memperbaikinya. Sebab penulis bukanlah orang sempurna yang tidak lepas dari sifat kekeliruan, sehingga penulis juga biasa melakukan kesalahan. Dan jika ada sesuatu yang biasa di jadikan bahan kajian oleh pembaca maka penulis akan merasa termutifasi. Saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun semangat menulis penulis akan selalu ditunggu oleh penulis.






DAFTAR PUSTAKA
Djamaludin Ancok, Membangun Paradigma Psikologi Islam, (Yogyakarta: Sipress,1994). h 46.

Faizah, dkk, Psikologi Pendidikan: Aplikasi Teori di Indonesia ( Malang : UB Press, 2017) h. 6

Husamah dkk, Belajar dan Pembelajaran, ( Malang: UMM Pres, 2018 ) h. 47

Isharta Pambudi Tama dan Dewi Hardiningtyas, PSIKOLOGI INDUSTRI : Dalam Perspektif Sistem Industri ( Malang : UB Pers, 2017) h.5

Jahja Yudrik, Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Prenadamedia Group, 2015) h. 23

Mohammad Ali, Ilmu dan aplikasi pendidikan, (Bandung: PT IMTIMA, 2007)  h.128

Prof. Bimo Walsito, pengantar psikologi ( yagyakarta: andi. 2004) h. 81

Robert A. Baron dkk, Psikologi sosial, (Jakarta: Erlangga,2003), h. 12

Robert J. sternbrg, Psikologi kognitif, (Yogyakarta: pusataka pelajar. 2006) h. 2

Sarlito W.Sarwono, Pengantar Psikologi Umum (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009), h. 1-278.

Supratiknya, Mengenal Perilaku abnormal, (Yogyakarta: Kanisius, 2001) h.15

Sutarto Wijono, PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI:  Dalam suatu Bidang Gerak Psikologi Sumber Daaya Manusia,( Jakarta: Prenadamedia Group, 2010) h.2

Veithzal Rivai Zainal, The Economic of Education, Mengelolola Pendidikan Secara Profesional untuk Meraih Mutu dengan Pendekatan Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014) h. 203

Yusuf dan Nurihsan, Teori Kepribadian (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2007), h.3

Zulkifli L,Psikologi Perkembangan.Bandung, (PT.Remaja Rosdakarya, 2006),h.4



[1] Sarlito W.Sarwono, Pengantar Psikologi Umum (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009), h. 1-278.
[2] Zulkifli L,Psikologi Perkembangan.Bandung, (PT.Remaja Rosdakarya, 2006),h.4
[3] Zulkifli L,Psikologi Perkembangan.Bandung, h.4
[4] Yusuf dan Nurihsan, Teori Kepribadia, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2007), h.3
[5] Veithzal Rivai Zainal, The Economic of Education, Mengelolola Pendidikan Secara Profesional untuk Meraih Mutu dengan Pendekatan Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014) h. 203
[6]Supratiknya, Mengenal Perilaku abnormal, (Yogyakarta: Kanisius, 2001) h.15
[7] Sutarto Wijono, PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI:  Dalam suatu Bidang Gerak Psikologi Sumber Daaya Manusia,( Jakarta: Prenadamedia Group, 2010) h.2
[8] Faizah, dkk, Psikologi Pendidikan: Aplikasi Teori di Indonesia ( Malang : UB Press, 2017) h. 6
[9] Jahja Yudrik, Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Prenadamedia Group, 2015) h. 23
[10] Mohammad Ali, Ilmu dan aplikasi pendidikan, (Bandung: PT IMTIMA, 2007)  h.128
[11] Mohammad Ali, Ilmu dan aplikasi pendidikan,..  h.127
[12] Robert A. Baron dkk, Psikologi sosial, (Jakarta: Erlangga,2003), h. 12
[13] Husamah dkk, Belajar dan Pembelajaran, ( Malang: UMM Pres, 2018 ) h. 47
[14] Prof. Bimo Walsito, pengantar psikologi ( yagyakarta: andi. 2004) h. 81
[15] Robert J. sternbrg psikologi kognitif, (Yogyakarta: pusataka pelajar. 2006) h. 2
[16] Djamaludin Ancok, Membangun Paradigma Psikologi Islam, (Yogyakarta: Sipress, 1994), h 46.
[17] Isharta Pambudi Tama dan Dewi Hardiningtyas, PSIKOLOGI INDUSTRI : Dalam Perspektif Sistem Industri ( Malang : UB Pers, 2017) h.5