BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan dari
masa ke masa, begitu pula dengan cabang-cabang psikologi. Selama ini, ilmu
psikologi yang kita kenal hanyalah sebatas ilmu yang mempelajari tentang
kejiwaan, karakter, dan perilaku. Namun apakah cuma sebatas itu yang ada dalam
ilmu psikologi? Ilmu psikologi memiliki bebrapa cabang. Tidak berbedadengan
ilmu yang lainnya.
Ilmu psikologi mesti dipelajari secara menyeluruh,
karena sangat diperlukan untuk duni pendidikan pada khsususnya.Dalam hal ini,
kita akan melihat apa saja cabang-cabang psikologi supaya tidak salah dalam
memahaminya. Terutama bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang dibidang psikologi,
pemahamannya terhadap bidang kajian psikologi sangatlah minim. Oleh karena itu,
tidak ada salahnya jika kita menambah khasanah pengetahuan dalam ilmu
psikologi.
Banyak cabang ilmu yang dipelajari dalam psikologi.
Cabang-cabang psikologi ini bermula dari paradigma serta perkembangannya dalam hubungan
atau interaksi sosial masyarakat. Manusia itu unik, sehingga untuk mendalaminya
pun banyak pendekatan yang digunakan, apalagi dari sudut pandang psikologi.
Berikut ini akan kita bahas apa saja cabang-cabang psikologi dalam ilmu
psikologi.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa sajakah Cabang-Cabang dari psikologi?
2.
Bagaimana Pendekatan Psikologi Pendidikan?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui Cabang-Cabang psikologi
2.
Untuk Mengetahui Pendekatan Psikologi Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Cabang-Cabang Psikologi
Cabang Cabang
Psikologi sangatlah banyak, ada berbagai bidang ilmu psikologi yang dipelajari di
masyarakat. Psikologi merupakan salah satu dari kajian ilmu yang mempelajari tentang
kondisi manusia. Bahasan psikologi sebenarnya sangat luas karena memang manusia
memiliki banyak aspek. Psikologi
terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general phsychology) yang
mengkaji perilaku pada umumnya. Psikologi umum mengkaji sejarah dan definisi
psikologi, manusia, fungsi-fungsi psikis, kehkususan individual, interaksi sosial,
dan gangguan mental.[1]
Psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus,
diantaranya:
1.
Psikologi
Perkembangan
Mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan
mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.
Menurut Drs. Zulkifli
L, mengatakakan berdasarkan usaha memahami psikologi perkembangan ada baiknya
kita ketahui apa yang dimaksud dengan perkembangan. Mulanya kata perkembangan
berasal dari biologi, kemudian pada abad ke-20 ini kata perkembangan
dipergunakan oleh psikologi. Karena penggunaannya pertama-tama dalam biologi,
pada masa berikutnya ada ahli-ahli yang menyebut pertumbuhan disamping kata
perkembangan, bahkan ada orang yang menyebut kedua istilah itu untuk maksud
yang sama. Dalam perjalanan hidupnya menjadi dewasa, perkembangan rohani itu
tidak lepas dari pengaruh keturunan dan pengaruh dunia lingkungan tempat
seseorang hidup dan dibesarkan.[2]
Lester D.Crow dan Arthur T. Jersild
telah mengemukakan tentang perkembangan rohani yang lebih dini, yaitu
perkembangan sebelum lahir. Mereka menyebut masa itu dengan prenatal atau masa konsepsi.[3]
2.
Psikologi
Kepribadian
Mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek-aspek
kepribadiannya. Kepribadian
(personality) merupakan salah satu kajian. Menurut Yusuf dan Nurihsan
menjelaskan bahwa kata kepribadian adalah terjemahan dari bahasa Inggris yang
berarti personality. Kata personality sendiri berasal dari bahasa
latin yaitu persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para aktor
dalam suatu permainan atau pertunjukkan. Para artis bertingkah laku sesuai
dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri
kepribadian tertentu. Sehingga, konsep awal dari pengertian personality (pada
masyarakat awam) adalah tingkah laku yang ditampakkan ke lingkungan sosial,
kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan social.[4]
3.
Psikologi
Klinis
Mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan (klinis)[5]. Dalam
Psikologi klinis mempelajari kesulitan dan rintangan emosional manusia baik
dalam kondisi abnormal maupun subnormal, dengan menekankan pada asas-asas
psikologi pada diagnosis dan perawatan masalah emosi dan perilaku.
4.
Psikologi
Abnormal
Mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal. Istilah ini
memiliki makna yang bermacam-macam. Terkakandang dipakai untuk menunjukkan
aspek bathiniah kepribadian, aspek perilaku yang dapat langsung diamati, atau
keduanya. Kadang-kadang yang dimaksud hanyalah perilaku spesifik tertentu
seperti fobia atau kategori perilaku yang yang lebih kompleks seperti
skizofrenia. Kadang diartikan sebagai problem atau masalah yang bersifat kronik
berkepanjangan atau hanya berupa simtom seperti pengaruh obat-obatan tertentu
yang bersifat akut dan temporer cepat hilang. Secara kasar sama artinya dengan
gangguan mental.[6]
5.
Psikologi
Industri
Mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industry.
Lebih detailnya psikologi industry adalah suatu studi ilmiah tentang perilaku,
kognisi, emosi, dan motivasi serta proses mental manusia yang ada dalam
industri yang berorientasi pada system kegiatan yang terkoordinasi dari suatu
kelompok orang yang bekerja secara kooperatif untuk mencapai suatu tujuan yang
sama dibawah otoritas dan kepemimpinan tertentu. Psikologi industry ini member perhatian utama
pada dua kategori, yaitu psikologi eksperiman dan psikologi terapan pada
persoalan yang dihadapi manusia dalam organisasi.[7]
6.
Psikologi
Pendidikan
Mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan. Menurut
Santrock psikologi pendidikan adalah cabang psikologi dengan kekhususan dalam
pemahaman belajar mengajar dilingkungan pendidikan. Sedangkan menurut Reynolds dan Miller
mendefinisikan secara akademis bahwa psikologi adalah kajian tentang seorang
belajar, prosedur pembelajaran, dan proses pengajaran.[8]
Menurut
Yudrik Jahja dalam bukunya membagi beberapa kajian ilmu psikologi diantaranya :[9]
1.
Psikologi
Perkembangan
Psikologi perkembangan adadalah cabang ilmu psikologi yang
mempelajari perkembangann dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan
sampai dengan mati. Terapan dari ilmu psikologi perkembangan digunakan
diberbagai bidang seperti pendidikan dan pengasuhan, pengoptimalan kualitas
hidup dewasa dan penanganan remaja.
2.
Psikologi
Sosial
Bidang ini mempunyai tiga ruang lingku, yaitu :
a.
Studi tentang pengaruh social terhadap proses
individu, misalnya ; studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi
(sifat)
b.
Studi
tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, dan
perilaku meniru.
c.
Studi
tentang interaksi kelompok, misalnya ; kepemimpinan, komunikasi hubungan
kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, persaingan, dan konflik.
3.
Psikologi
Kepribadian
Psikologi kepribadian adalah studi psikologi yang mempelajari
tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Psikologi
kepribadian berkaiatan errat dengan psikologi perkembangan dan psikologi
sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih
kecil dan bagaimana cara individu itu dalam berinteraksi sosial dengan
lingkungannya.
4.
Psikologi
Kognitif
Psikologi kognitif adalah bidang studi yang mempelajari kemapuan
kognisi seperti ; persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan
bahasa, dan emosi.
5.
Wilayah
Terapan Psikologi
Wilayah terapan psikologi adalah wilayah dimana kajian psikologi
dapat diterapkan, diantaranya :
a.
Psikologi
pendidikan
Psikologi pendidikan adalah
perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir
sebagian besar teori-teori digunakan di psikologi perkembangan dan psikologi
sosial digunakan psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari
bagaimana manusia belajar dalam pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara
mengajar dan pengelolaan prganisasi sekolah. Psikologi pendidikan memperjelas
suatu rentang yang luas menegenai kehususan dalam ilmu pendidikan, yang
meliputi rancangan pengajaran, teknologi pendidikan, pengembangan kurikulum
terencana, pendidikan khusus, dan pengelolaan kelas.[10]
b.
Psikologi
Sekolah
Psikologi sekolah berusaha
menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan
kemampuan akademik, sosialisasi dan emosi.
c.
Psikologi
industry dan organisasi
Psikologi industry memfokuskan pada
pengembangan, megevaluasi dan memprediksi keninerja suatu pekerjaan yang
dikerjakan individu.
d.
Psikologi
kerekayasaan
Penerapan psikologi yang terkait
dengan interaksi antara manusia dan mesin untuk meminimalisasikan kesalahan
manusia ketika berhubungan dengan mesin (human error)
e.
Parapsikologi
Parapsikologi adalah cabang
psikologi yang mencakup studi tentang extra sensory percepcion (indra ke
enam), dan psikokinesis. Extra
Sensory Percepcion salah satu pemahaman mengenai
ilmu para psikologi, yang memuat mengenai kelebihan manusia dalam mendeteksi
segala macam hal menggunakan pengindraannya. Psikokinesis adalah kemampuan memanipulasi sebuah objek
fisik hanya dengan pikiran semata-mata. Sebuah objek, bisa berupa benda maupun
tubuh dimanipulasi dari jarak jauh.
B.
Pendekatan
Psikologi Pendidikan
Psikologi
merupakan keilmuan dengan cakupan yang sangat luas sehingga dalam mempelajari
psikologi digunakan berbagai pendekatan untuk lebih memudahkan.
Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain neurobiologi, perilaku, kognitif,
psikoanalitik dan fenomenologi.
1.
Pendekatan
Neurobiologis
Pendekatan
neurobiologis merupakan pendekatan psikologi dengan pemahaman bahwa tingkah
laku manusia didasarkan pada system syaraf dan aktivitas otak. Menggunakan
pendekatan neurobiologis berarti menghubungkan perilaku yang Nampak dengan
reaksi kimia dan impuls listrik yang terjadi didalam tubuh. Proses neurobiologi
mendasari timbulnya perilaku dan proses mental. Tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan sistem syaraf.[11]
Pendekatan neurobiologis berupaya mengaitkan perilaku yang terlihat dengan impuls listrik dan kimia yang terjadi didalam tubuh serta menentukan proses neurobiologi yang mendasari
perilaku dan proses mental.
Pandangan
bahwa faktor biologis memainkan peran penting dalam perilaku sosial datang dari
psikologi evoluisioner yang menyatakan bahwa manusia, seperti makhluk lainnya
di planet Bumi ini, telah mengalami proses evolusi biologis selama sejarah
keberadaannya, Dan hasil dari proses ini adalah kita sekarang memiliki sejumlah
besar mekanisme psikologis yang merupakan hasil evolusi yang membantu kita untuk
tetap hidup atau mempertahankan keberadaan kita.[12]
2.
Pendekatan
Perilaku
Pendekatan
perilaku bedasarkan pemahaman bahwan tingkah laku merupakan suatu respon
dari stimulus yang datang. Pendekatan perilaku dapat digambarkan dengan model
S-R atau kaitan antara Stimulus – Respon. Pendekatan ini menunjukkan bahwa
tingkah laku merupakan reflek dan proses mental tidak mempengaruhi perilaku.
Pendekatan perilaku dipelopori oleh J.B Watson, yang kemudian banyak
dikembangkan oleh ahli seperti B.F.Skinner. Pendekatan perilaku kemudian
menghasilkan banyak sub-aliran psikologi.
Menurut Watson
pentingnya menekankan pendidikan tingkah laku. Ia percaya bahwa dengan
memberikan kondioning tertentu dalam proses pendidikan, maka akan dapat
membantu seseorang anak memmpunyai sifat-sifat tertentu. Ia bahkan memebrikan
statemen yang sangat ekstrim untuk mendukung pendapatnya tersebut, dengan
mengatakan, “ Berikan kepada saya sepuluh anak, maka saya akan jadikan ke
sepuluh anak itu sesuai dengan kehendak saya.”[13]
Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku hal-hal yang mempengaruhi perilaku seseorang
sebagian terletak dalam diri individu sendiri yang disebut juga faktor internal
sebagian lagi terletak di luar dirinya atau disebut dengan faktor eksternal yaitu
factor lingkungan.
Menurut
WHO, yang dikutip oleh Notoatmodjo perubahan perilaku dikelompokkan menjadi 3
(tiga), yaitu :
a. Perubahan
alamiah (natural change), ialah perubahan yang dikarenakan perubahan
pada lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi dimana dia hidup dan
beraktifitas.
b. Perubahan terencana (planned change), ialah
perubahan ini terjadi, karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
c. Perubahan
dari hal kesediaannya untuk berubah (readiness to change), ialah
perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau program-program
baru, maka yang terjadi adalah sebagian orang cepat mengalami perubahan
perilaku dan sebagian lagi lamban. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai
kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda
3.
Pendekatan
Kognitif
Pendekatan
kognitif menekankan bahwa perilaku adalah hasil dari proses mental. Pendekatan
kognitif menjelaskan bahwa individu aktif dalam menangkap, menilai dan
menanggapi stimulus. Hal ini dilakukan individu sebelum memunculkan reaksi.
Secara singkat, pendekatan kognitif memahami bahwa setelah menerima stimulus,
individu melakukan suatu proses mental dan tahap terakhir adalah memberi reaksi
atas stimulus yang datang.[14]
Kognisi adalah cara manusia berfikir. Sedangkan
psikologi kognitif adalah ilmuan yang mempelajari cara berfikir manusia. Jadi
psikologi kogniitif adalah sebuah bidang studi tentang bagaimana manusia
memahami, belajar, mengingat dan berfikir tentang suatu imformasi.[15]
Aspek-aspek
kognitif dalam psikologi adalah sebagai berikut :
a. Kematangan, yaitu Semakin
bertambahnya usia, maka semakin matang atau bijaksana seseorang dalam menghadapi rutinitas dan masalah yang
dihadapinya.
b. Pengalaman merupakan hasil interaksi antar individu dengan orang lain.
c. Transmisi sosial adalah hubungan sosial dan komunikasi yang sesuai dengan
lingkungan.
d. Equilibrasi adalah perpaduan dari pengalaman dan proses transmisi sosial.
4.
Pendekatan
Psikoanalisa
Pendekatan
psikoanalisa pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli bernama Sigmund Freud.
Freud meyakini bahwa segala hal tentang kehidupan individu didasarkan dan
dikuasai oleh alam bawah sadar. Perilaku individu sebagian besar dipengaruhi
oleh hal yang tidak disadari individu seperti impuls, kehendak dan dorongan.
Keingin dan dorongan ditekan dan tetap berada dalam alam bawah sadar dan dapat
menuntut kepuasan sewaktu-waktu. Perilaku yang dimunculkan memang didasarkan
alam bawah sadar, namun individu juga melihat norma yang berlaku. Psikoanalisis
Freud dapat dianggap sebagai suatu ilmu baru tentang manusia, tetapi suatu ilmu
yang d
Psikoanalisis
dibagi menjadi dua sudut pandang yang berbeda tetapi sangat berkaitan. Pertama,
psikoanalisis menunjukan suatu penelitian terhadap proses psikis. Di mana
membahas mengenai kepribadian yang mencakup struktur, dinamika dan perkembangan
kepribadian. Kedua, psikoanalisis merupakan teknik mengobati gangguan
kesehatan mental yang dialami pasien. Dua penjelasan tersebut berujung pada
pengetahuan psikologi. Artinya keduanya saling terintegrasi, pemahaman terhadap
kepribadian menjadi dasar dalam melakukan terapi atau teknik mengobati gangguan
mental. Sebagai aliran psikologi pertama, psikoanalisis tak lepas dari kritik,
sehingga muncul berbagai aliran baru seperti, behavioristik, humanistik,
transpersonal dan yang paling terakhir adalah psikologi Islam.
Psikoanalisis
merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam bimbingan konseling baik
dalam pendidikan maupun dalam bidang sosial. Terlepas dari itu, Sigmund Freud
dengan teori dan pendekatan psikoanalisis menarik untuk dijadikan bahan kajian.
Sebagai aliran psikologi, psikoanalisis tentu banyak kritik tehadap psikoanalisis,
sehingga perkembangan psikologi menjadi dinamis.
Psikoanalisis
sebagai sebuah aliran besar dalam psikologi mempunyai jasa besar untuk
mengungkap aspek ketidaksadaran (unconcious) manusia, disamping aspek
kesadaran yang telah menjadi bahan perhatian psikoanalisis sebelum Sigmund
Freud.
Temuan
Freud tentang ketidaksadaran ini sebagai temuan besar dalam psikologi modern.[16]
5.
Pendekatan
Fenomenologi
Pendekatan
fenomenologi menekankan pengalaman subyektif individu. Tingkah laku individu dipengaruhi
berbagai pandangannya mengenai diri dan dunia atau fenomena mengenai dirinya.[17]
Konsep mengenai diri dan aktualisasi diri sangat mempengaruhi perilaku individu
berdasarkan pendekatan ini. Para ahli psikologi fenomenologi, dipihak lain
lebih menitik beratkan pengertian mengenai kehidupan individu bagian dalam dan
pengertian mengenai pengalaman individu daripada mengembangkan teori atau
meramalkan perilaku.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general
phsychology) yang mengkaji perilaku pada umumnya. Psikologi umum mengkaji
sejarah dan definisi psikologi, manusia, fungsi-fungsi psikis, kehkususan
individual, interaksi sosial, dan gangguan mental. Sedangkan psikologi khusus
terdiri dari Psikologi perkembangan, Psikologi kepribadian, psikologi sosial,
psikologi klinis, psikologi abnormal, psikologi industry dan psikologi
pendidikan.
Psikologi merupakan keilmuan dengan cakupan
yang sangat luas sehingga dalam mempelajari psikologi digunakan berbagai
pendekatan untuk lebih memudahkan. Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain
neurobiologi, perilaku, kognitif, psikoanalitik dan fenomenologi.
B.
Saran
Dengan selesainya penulisan
makalah ini, maka penulis mengharap kepada pembaca sekiranya menemukan
kesalahan pada makalah ini untuk memperbaikinya. Sebab penulis bukanlah orang
sempurna yang tidak lepas dari sifat kekeliruan, sehingga penulis juga biasa
melakukan kesalahan. Dan jika ada sesuatu yang biasa di jadikan bahan kajian
oleh pembaca maka penulis akan merasa termutifasi. Saran dan kritik dari pembaca
yang sifatnya membangun semangat menulis penulis akan selalu ditunggu oleh
penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Djamaludin
Ancok, Membangun Paradigma Psikologi Islam, (Yogyakarta: Sipress,1994). h
46.
Faizah,
dkk, Psikologi Pendidikan: Aplikasi Teori di Indonesia ( Malang : UB
Press, 2017) h. 6
Husamah
dkk, Belajar dan Pembelajaran, ( Malang: UMM Pres, 2018 ) h. 47
Isharta
Pambudi Tama dan Dewi Hardiningtyas, PSIKOLOGI INDUSTRI : Dalam Perspektif
Sistem Industri ( Malang : UB Pers, 2017) h.5
Jahja
Yudrik, Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Prenadamedia Group, 2015) h.
23
Mohammad
Ali, Ilmu dan aplikasi pendidikan, (Bandung: PT IMTIMA, 2007) h.128
Prof. Bimo Walsito, pengantar
psikologi ( yagyakarta: andi.
2004) h. 81
Robert
A. Baron dkk, Psikologi sosial, (Jakarta: Erlangga,2003), h. 12
Robert J. sternbrg, Psikologi
kognitif, (Yogyakarta:
pusataka pelajar. 2006) h. 2
Sarlito
W.Sarwono, Pengantar Psikologi Umum (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2009), h. 1-278.
Supratiknya,
Mengenal Perilaku abnormal, (Yogyakarta: Kanisius, 2001) h.15
Sutarto
Wijono, PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI:
Dalam suatu Bidang Gerak Psikologi Sumber Daaya Manusia,( Jakarta:
Prenadamedia Group, 2010) h.2
Veithzal
Rivai Zainal, The Economic of Education, Mengelolola Pendidikan Secara
Profesional untuk Meraih Mutu dengan Pendekatan Bisnis, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2014) h. 203
Yusuf
dan Nurihsan, Teori Kepribadian (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2007), h.3
Zulkifli L,Psikologi
Perkembangan.Bandung, (PT.Remaja Rosdakarya, 2006),h.4
[1] Sarlito
W.Sarwono, Pengantar Psikologi Umum (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2009), h. 1-278.
[2] Zulkifli L,Psikologi
Perkembangan.Bandung, (PT.Remaja Rosdakarya, 2006),h.4
[3] Zulkifli L,Psikologi
Perkembangan.Bandung, h.4
[4] Yusuf dan
Nurihsan, Teori Kepribadia, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2007), h.3
[5] Veithzal Rivai
Zainal, The Economic of Education, Mengelolola Pendidikan Secara Profesional
untuk Meraih Mutu dengan Pendekatan Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2014) h. 203
[6]Supratiknya,
Mengenal Perilaku abnormal, (Yogyakarta: Kanisius, 2001) h.15
[7] Sutarto
Wijono, PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI:
Dalam suatu Bidang Gerak Psikologi Sumber Daaya Manusia,( Jakarta:
Prenadamedia Group, 2010) h.2
[8] Faizah, dkk, Psikologi
Pendidikan: Aplikasi Teori di Indonesia ( Malang : UB Press, 2017) h.
6
[9] Jahja Yudrik, Psikologi
Perkembangan,(Jakarta: Prenadamedia Group, 2015) h. 23
[10] Mohammad Ali, Ilmu
dan aplikasi pendidikan, (Bandung: PT IMTIMA, 2007) h.128
[11] Mohammad Ali, Ilmu
dan aplikasi pendidikan,.. h.127
[12] Robert A.
Baron dkk, Psikologi sosial, (Jakarta: Erlangga,2003), h. 12
[13] Husamah dkk, Belajar
dan Pembelajaran, ( Malang: UMM Pres, 2018 ) h. 47
[14] Prof. Bimo Walsito, pengantar
psikologi ( yagyakarta: andi.
2004) h. 81
[15] Robert J. sternbrg psikologi
kognitif, (Yogyakarta:
pusataka pelajar. 2006) h. 2
[16]
Djamaludin Ancok, Membangun Paradigma Psikologi Islam, (Yogyakarta:
Sipress, 1994),
h 46.
[17] Isharta
Pambudi Tama dan Dewi Hardiningtyas, PSIKOLOGI INDUSTRI : Dalam Perspektif
Sistem Industri ( Malang : UB Pers, 2017) h.5
0 komentar:
Posting Komentar