Beranda

Rabu, 26 September 2012

PENELITIAN KUANTITAS KORELASIONAL



BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada suatu masalah yang memerlukan solusi yang tepat. Dalam kehidupan selalu ada masalah, baik masalah pribadi, keluarga, masyarakat dan negara. Dari semua masalah tersebut, tidak semua masalah yang memerlukan solusi dalam bentuk kegiatan penelitian. Perbedaanya adalah pada kegiatan penyelesaian masalah. Selain masalah, komponen penting yang harus ada dalam penelitian adalah tujuan penelitian sehingga dapat ditentukan metode yang tepat untuk penyelesain masalah. Kegiatan penyelesaian masalah yang disebut penelitian dapat dilakukan secara sistematis dengan mengikuti metodologi, dikontrol, dan didasarkan teori yang ada serta diperkuat dengan gejala yang ada.
Secara umum, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek, diantaranya aspek tujuan, aspek metode, aspek kajian.  Menurut Gay, aspek tujuan terdiri dari penelitian dasar dan lanjut. Aspek metode terdiri atas penelitian deskriptif, penelitian sejarah, penelitian survei, penelitian ex-postfakto, penelitian eksperimen, penelitian kuai eksperimen. Sedangkan, aspek kajian sesuai bidang garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kependidikan dan penelitian nonkependidikan.
Masalah penelitian dapat dibagi dalam berbagai bidang diantaranya bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Salah satu bidang penelitian yang memerlukan perhatian khusus adalah bidang penelitian pendidikan. Secara umum metode penyelesaian masalah pada penelitian pendidikan ada dua, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yang yang pengumpulan datanya berinteraksi langsung dengan objek penelitianya dan hasilnya  tidak diperoleh melalui prosedur statistik. Sedangkan metode kuantitatif, pengumpulan datanya melalui instrumen penelitian berupa populasi dan sampel serta hasilnya diperoleh melalui prosedur statistic. Salah satu peneltian yang penting dan bermanfaat dalam dunia pendidikan adalah penelitian korelasional.
Fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan terdapat hubungan antarunsur-unsurnya. Seperti hubungan antara guru dengan siswa, guru dengan materi/kurikulum, materi dengan evaluasi, dan lain-lain. Hubungan-hubungan tersebut dapat diketahui tingkat korelasinya secara ilmiah secara statistik melalui metode penelitian korelasional.

BAB II
PEMBAHASAN

  1. HAKIKAT PENELITIAN KUANTITIF KORELASIONAL
1.      Pengertian Penelitian Kuantitatif Korelasional
Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, Peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi. Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.
Menurut Gay, penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen, menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada panafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen. Menurut Sukardi, penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2.      Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3.      Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
2.      Tujuan Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata  adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay, tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
3.      Kegunaan Penelitian Kuantitatif Korelasional
·         Penelitian macam ini cocock di lakukan bila variabel2 yang diteliti rumit dan atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
·         Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variable dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
·         Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling hubungan tersebut. Hal ini berbeda misalnya pada penelitian eksperimental, yang dapat memperoleh hasil mengenai ada tidaknya efek tertentu.

4.      Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan);  dan Penelitian korelasional juga dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Selanjutnya, Sukardi menambahkan kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, sosial. Dengan penelitian ini juga memungkinkan untuk menyelidiki beberapa variabel untuk diselidiki secara intensif dan penelitian ini dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan, kelemahan penelitian korelasional, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.


  1. STUDI KASUS PENELITIAN KUANTITIF KORELASIONAL
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis.
Untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Contoh:
1.      Studi yang mempelajari saling hubungan antara skor pada test mausk perguruan tinggi dengan indeks prestasi
2.      Studi secara analisis factor mengenai beberapa test kepribadian.
3.      Studi untuk meramalkan keberhasilan belajar berdasarkan atas skor pada test bakat.


C.    PROSEDUR PENELITIAN KUANTITATIF KORELASIONAL

1.Populasi
Populasi merupakan sumber asal sampel diambil.Beberapa memahami populasi sebagai sebuah keseluruhan. Menurut Sugiyono, populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Batas populasi bukannya tempat dan waktu penelitian, tetapi karakteristik elemen atau individu populasi. Misalnya, bila populasinya adalah mahasiswa Surakarta yang orang tuanya berprofesi sebagai pedagang, maka mahasiswa perguruan tinggi di Surakarta yang orang tuanya tidak berprofesi sebagai pedagang bukan populasi walaupun mengambil kuliah di Surakarta.
                                                                                               
2.Sampel
Menurut Soenarto, sampel adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi. Dengan kata lain, sampel yang diambil dari populasi bukan semata-mata sebagin dari populasi, tetapi haruslahre presentatif. Supaya sampel representatif, maka sampel diambil sebagian dari populasi dengan cara tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Bila sampel yang dipilih tiak representatif  maka kesimpulan yang dibut atas populasi menjadi salah.

3.Teknik  penarikan sampel
             Ada dua jenis teknik penarikan sampel yaitu teknik penarikan sampel probabilitas dan teknik penarikan sampel nonprobabilitas.Teknik penarikan sampel probabilitas adalah suatu teknik penarikan sampel yang mendasarkan diri bahwa setiap anggota populasi memilki kesempatan yang sama untuk di pilih sebagai sampel.
Sementara itu teknik penarikan sampel nonprobabilitas adalah sutu teknik penarikan sampel yang mendasarkan pada setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama.Anggota yang satu memiliki kesempatan yang lebih besar dibandingkan anggota yang lain.
Ada beberapa teknik penarikan sampel probabilitas yaitu teknik acak sederhana (simple random sampling), teknik acak sistematis (sistematic random sampling), teknik acak berlapis (stratified random samping), dan teknik acak berkelompok (cluster random sampling). Teknik acak sederhana (simple random sampling)
  1. Teknik acak sederhana (simple random sampling)
Syarat yang harus dilakukan untuk teknik ini adalah jika populasi dari suatu penelitian homogen dan tidak terlalu banyak jumlahnya. Tahapan yang dilakukan dalam menarik sampel ini adalah:
·         Membentuk kerangka sampel dan kemudian memberi nomor urut seluruh unsur yang ada dalam kerangka sampel
·         Memilih unsur yang akan dijadikan sampel dengan cara undian dan menggunakan Tabel Angka Acak.
  1. Teknik acak sistemtis (systematis random sampling)
Jika jumlah populasi sangat banyak dan homogen, dan jumlah sampel yang akan diambil juga banyak, teknik penarikan sampel acak sederhana akan menyulitkan karena merepotkan. Untuk itu, jika syarat populasi homogen, dapat digunakan cara yang lain yaitu teknik penarikan sampel acak sistematis (systematic random sampling).
Tahapan yang dilakukan untuk menarik sampel ini adalah sebagai berikut:
·         Susunlah kerangka sampel (daftar nama populasi) dalam kelompok dengan cara membagi jumlah populasi dengan jumlah responden.
·         Pilihlah satu kelompok yang ada dengan cara acak.
  1. Teknik acak terlapis (stratafied random sampling)
Teknik ini dilakukan apabila populasinya heterogen. Teknik penarikan sampel ini harus melihat pada perbedaan sifat dari populasi. Ada dua jenis stratified random sampling, yaitu proporsional-sample sebanding dengan jumlah populasi dan nonproporsional-sample tidak sebanding dengan populasi.
Tahapan yng dilakukan pada teknik ini adalah:
·         Tentukan karakteristik/lapisan/kelompok populasi
·         Tentukan sampel dari setiap sampel/lapisan
·         Pilihlah anggota sampel dari setiap lapisan/kelompok dengan bantuan teknik penarikan sampel acak sederhana atau sistematis.
  1. Teknik acak berkelompok
Teknik ini digunakan jika kita memiliki keterbatasan kren ketiadaan kerngka sampel (daftar nama seluruh anggota populasi), namun kita memiliki data yang lengkap tentang kelompok.
Ada dua jenis teknik penarikan sampel acak berkelompok yaitu penarikan sampel kelompok satu tahap ( a stage cluster random sampling) jika karakteristiknya homogen dan penarikan sampel kelompok banyk tahap (multistages cluster random sampling) jika karateristiknya heterogen.   
Selanjutnya,  teknik penarikan sampel nonprobabilita terdapat beberapa jenisnya yaitu teknik penarikan sampel aksidental, teknik penarikan sampel purposive, teknik pennarikan sampel kuota, teknik penarikan sampel bola salju. Teknik penarikan sampel ini mempunyai kelemahan yaitu tidak adanya kesempatan yang sama bagi anggota sehingga hasil penelitian dengan menggunakan teknik ini tidak dapat digunakan untuk menyimpulkan kondisi pada populasi.
4. pengembangan instrumen penelitian
Pengumpulan data penelitian kuantitatif dilakukan dengan mengukur. Pengkukuran dilakukan menggunakan alat ukur atau instrumen. Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Dalam penelitian alam udh banyak alat ukur yang bisa digunakan seperti timbangan, mistar, termometer, arloji dan lain sebagainya. Dalam penelitian sosial, pengukuran variabel juga dapat dilakukan enggunakan alat ukur yang telah dibakukan. Sayangnya, dalam ilmu sosial banyak vriabel yang belum dikembangkan alat ukurnya. Adapun proses atau prosedur dalam pemabakuan alat ukur atau instrumen dalam ilmu sosial yaitu:
a.       Identifikasi varibel
Variabel merupakan gejala yang dipersoalkan dalam masalah penelitian. Gejla itu sifat atau karakter yang membedakan (discriminating). Gejala itu nilainya bervariasi. Contohnya yaitu berbagai variabel terbuka dalam pendidikan dengan sumber data: guru, kepala sekolah, buku teks, murid, kurikulum, media, evaluasi, lingkungan, metode pembelajaran dan lain sebagainya.Dari murid misalnya dapat diteliti variabel: jenis kelamin, latar pendidikan, motivasi belajar, prestasi belajar, kreatifitas berpikir, sikap terhadap bidang studi tertentu, status sosial ekonomi, penilaian terhadap kinerja guru, dan sebagainya. Dari kepala sekolah dapat diteliti variabel: jenis kelamin, penghasilan, jumlah keluarga, pendidikan, lama kerja, produktifitas kerja, kemampuan manajerial, pola kepemimpinan, dan sebagainya.
b.      Deskripsi teori atau materi
Dalam penelitian kuantitatif korelasional, teori atau materi sangat menentukan dalam pengembangan instrumendata variabel yang ingin dikumpulkan didasarkan pada informasi mengenai variabel yang telah didiskusikan dalam teori, sehingga macam data sangat ditentukan oleh definisi teori tentang variabel yang akan diukur datanya.
c.       Pengembangan spesifikasi
Spesifikasi dikembangkan agar dua atau lebih pengembang instrumen menghasilkan instrumen yang sama kualitasnya karena bekerja atas dasar spesifikasi yang sama. Spesifikasi yang dikembangkan menyangkut penentuan jenis instrumen, banyak butir, waktu uji coba, peserta uji coba, aturan skoring, kriteria uji coba, definisi konseptual, definisi operasional, dan menyusun kisi-kisi instrumen.
d.      Menuliskan butir-butir test.
e.       Uji coba atau kalibrasi
Butir yang ditulis berdasarkan kisi-kisi adalah yang baik secara teori juga baik secara empiris dan perlu dilakukan uji coba. Uji coba ,melibatkan pengujian reliabilitas dan validitas. Reliabilitas adalah kemampuan suatu alat ukur memberikan hasil pengukuran yang relatif tetap. Sedang validitas adalah mencerminkan kemampuannya mengukur secara tepat gejala yang diukur.
f.       Kompilasi instrumen
Menyusun kembali butir setelah uji coba dengan membuang butir yang jelek dan menata butir yang baik. Butir kompilasi adalah butir yang siap digunakan untuk mengumpulkan data. 
5. Pengumpulan data
Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes, pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian korelasional, pengukuran variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif sama. Sedang dalam penelitian prediktif, variabel prediktor harus diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteria terjadi. Jika tidak demikian, maka prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada  artinya.
6. Analisis data
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian korelasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain. Sedang dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor terhadap variabel kriteria. Namun demikian, dapat pula digunakan analisis korelasi biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk memprediksi variabel kriteria lebih baik dari bila digunakan secara sendiri-sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik dapat digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Interpretasi data pada penelitian korelasional adalah bila dua variabel hubungkan maka akan menghasil koefisen korelasi dengan simbol (r). Hubungan variabel tersebut dinyatakan dengan nilai dari -1 samapai +1.  Nilai (-) menunjukan korelasi negatif yang variabelnya saling bertolak belakang dan nilai (+) menunjukkan korelasi positif yang variabelnya saling mendekati ke arah yang sama.
7. Langkah- langkah dalam penelitian
Ada beberapa langkah yang dilakukan dalan penelitian kuntitatif korelsional, yaitu:
a.       Identifikasi masalah, yaitu proses pengamatan, pencatatan, dan pengenalan masalah
b.      Menyusun kerngka teori dan mengajukan hipotesis
c.       Mengembangkan instrumen berdasarkan kerangka teori dan menggunakannya untuk pengumpulan data
d.      Menganalisis data untuk menguji hipotesis dan menjawab masalah.











BAB III
KESIMPULAN

Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel.
Penelitian kuantitatif korelasional ini merupakan salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya.
Adapun langkh-langkah yang dapat dilakukan dalam penelitian korelasional ini adalah:
a.         Identifikasi masalah, yaitu proses pengamatan, pencatatan, dan pengenalan masalah
b.         Menyusun kerngka teori dan mengajukan hipotesis
c.         Mengembangkan instrumen berdasarkan kerangka teori dan menggunakannya untuk pengumpulan data
d.         Menganalisis data untuk menguji hipotesis dan menjawab masalah.



DAFTAR PUSTAKA


Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Purwanto. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodoogi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Abidin, Muhammad Zainal. 2008. Penelitian Korelasional. (artikel). Dalam www.Muhammad Zainal Abidin Personal Blog.htm

1 komentar:

  1. pembahasannya sangat mudah d mengerti dan sangat rapih. saya sudah baca banyak artikel ttg pengertian kuantitatif korelasi,yg jadi pertanyaanny sekarang apakah kuantitatif korelasi ini sama dengan penelitian cross sectional? krna saya sdg mengerjakan skripsi dan saya bingung apakah antara kedua nya sama?
    .
    mohon di balas

    BalasHapus