Beranda

Rabu, 27 Februari 2019

KONSEP DASAR ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Administrasi sebagai suatu kegiatan bersama terdapat dimana-mana selama ada manusia yang hidup dan bekerjasama dalam kelompok. Jika kita melihat sebuah pabrik bekerja menghasilkan semacam benda sebagai produknya, maka di situ kita melihat ada Administrasi. Jika kita melihat suatu lembaga yang melatih dan memberikan suatu pelajaran yang akhirnya mereka mendapat sertifikat dari proses pendidikan itu,maka disitu ada Administrasi pendidikan. Jika kita melihat suatu lembaga yang mempunyai suatu organisasi yang tersusun baik ataupun terencana, maka di situ kita melihat ada sebuah Manajemen.
Manajemen pendidikan memiliki peranan strategis dalam membentuk peradaban manusia. Peradaban manusia yang sudah ada adalah bentukan dari manusia – manusia yang pernah melalui proses pendidikan. Di sinilah titik krusial manajemen pendidikan. Output dari sebuah proses pendidikan sangat ditentukan bagaimana tempat pendidikan tersebut dikelola. Adanya beragam pengelolaan pendidikan dan dalam rentang waktu yang panjang kini telah melahirkan sebuah ilmu tersendiri yaitu ilmu manajemen pendidikan.
Manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasi-kan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Manajemen pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan, sehingga menghasilkan impact yang diinginkan. Kenyataannya, banyak institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya. Pendidikan yang visioner, memiliki misi yang jelas akan menghasilkan keluaran yang berkualitas. Dari sanalah pentingnya manajemen pendidikan diterapkan.
B.      Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi administrasi dan manajemen pendidikan?
2.      Bagaimanakah Perbedaan administrasi dan manajemen pendidikan?
3.      Bagaimanakah tujuan dan manfaat administrasi dan manajemen pendidikan?
4.      Apa saja ruang lingkup manajemen pendidikan?
5.      Bagaimana Keterampilan manajerial dan tanggung jawab serta peranan manajer?
C.    Tujuan
1.       Untuk mengetahui definisi administrasi dan manajemen pendidikan?
2.      Untuk mengetahui perbedaan administrasi dan manajemen pendidikan?
3.      Untuk mengetahui tujuan dan manfaat administrasi dan manajemen pendidikan?
4.      Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen pendidikan?
5.      Untuk mengetahui Keterampilan manajerial dan tanggung jawab serta peranan manajer?

















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Administrasi
Menurut asal katanya, administrasi berasal dari bahasa latin ad + ministrare. ad berarti intensif sedangkan ministrare  yang berarti melayani, membantu, dan memenuhi.Dari perkataan itu terbentuk kata benda administration dan kata sifat administrativus yang kemudian masuk ke dalam bahasa inggris administrasion. Perkataan itu selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi administrasi.[1] Jadi tugas utama seorang administrator atau manajer adalah memeberikan pelayanan prima dalam arti sebenarnya maupun dalam arti singkatannya.
PELAYANAN PRIMA dalam arti singkatan adalah: Pantas (tepat janji dalam Biaya, Mutu, dan Waktunya = BMW), Empati (memahami kebutuhan konsumen); Langsung (responsif, segera dikerjakan dan tidak berbelit-belit), Akurat (tepat atau teliti, reliabel); Yakin (kredibiltas, dapat dipercaya), Aman (risiko kecil, keraguan kecil), Nyaman (menyenangkan dan memuaskan), Alat (lengkap dan modern), Nyata (penampilan sarana dan parasarana, personil), Perkataan (sopan santun, bersahabat, mudah berkomunikasi, mudah dipahami, konsisten dengan tindakan), Rahasia (kerahasiaan pelayanan terjamin), Informasi (penyuluhan jelas mudah didengar dan dipahami, objektif, valid, reliabel, komprehensif, lengkap, dan mutakhir); Mudah (kesediaan melayani, mudah dihubungi, mudah ditemui, mudah disuruh), dan Ahli (dikerjakan oleh orang yang benar-benar kompeten).
Singkatan PELAYANAN PRIMA di atas sesungguhnya sudah mengandung dimensi pelayanan prima seperti yang dinyatakan Zeithaml, et.al. (1990) dan Anonim (2000), yaitu tangible (nyata), reliability (pantas), responsiveness (mudah, kesediaan melayani), competence (ahli), courtesy (perkataan sopan dan ramah), credibility (yakin), security (aman), access (mudah), communication (informasi), dan understanding (empati).[2]


1.      Administrasi dalam arti sempit                                                                            
Dalam pengertian ini, administrasi diambil dari istilah dalam bahasa Belanda administratie yang berarti pekerjaan yang berhubungan dengan ketatatausahaan.[3] Setiap penyusunan keterangan-keterangan secara sistematis dan pencatatannya secara tertulis dengan maksud untuk memperoleh suatu ikhtisar mengenai keterangan-keterangan itu dalam keseluruhannya dan dalam hubungannya satu sama lain.[4]
Adminisitrasi dalam arti sempit disebut juga sebagai adminsitrasi sekolah atau ketatausahaan sekolah. Administrasi sekolah meliputi 12  hal yaitu:[5]
a.       Administrasi persuratan dan kearsipan (kesekretariatan)
b.      Adminsitrasi Pendidikan dan tenaga kependidikan dan standarnya.
c.       Administrasi keuangan (termasuk RAPBS dan Perpajakan) dan standarnya
d.      Administrasi isi dan standarnya
e.       Administrasi proses dan standarnya
f.       Administrasi kesiswaan
g.      Standar kompetensi kelulusan
h.      Administrasi sarana dan dan prasarana
i.        Administrasi kehumasan
j.        Administrasi standra pengelolaan ( termasuk implementasi manajemen berbasis sekolah) dan standarnya.
k.      Administrasi standar penilaian pendidikan
l.        Administrasi unit produksi sekolah (untuk SMK/MAK)
2.      Administrasi dalam arti luas
Administrasi adalah seni (art) dan ilmu (science) mengelola (memanaj) sumber daya 7M + 1I (man, money, material, machines, methods, marketing, and minutes + Informasi) untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Mengelola di sini meliputi perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Leading), dan pengendalian (Controlling) disingkat POLC. Efisien (daya guna) adalah proses penghematan 7M + 1I dengan cara melakukan pekerjaan dengan benar (do things right), sedangkan efektif (hasil guna) adalah tingkat keberhasilan pencapaian tujuan (outcomes) dengan cara melakukan pekerjaan yang benar (do the right things).[6] Adapun ayat-ayat al-Qur’an yang dapat dijadikan acuan tentang Efisien dan efektif  adalah terdapat dalam surah al-Kahfi ayat 103-104 yaitu: 
ö@è% ö@yd Lälã¤Îm7t^çR tûïÎŽy£÷zF{$$Î/ ¸x»uHùår& ÇÊÉÌÈ   tûïÏ%©!$# ¨@|Ê öNåkߎ÷èy Îû Ío4quŠptø:$# $u÷R9$# öNèdur tbqç7|¡øts öNåk¨Xr& tbqãZÅ¡øtä $·è÷Yß¹ ÇÊÉÍÈ  
Artinya:  Katakanlah: Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya” (QS.Alkahfi:103-104).[7]

Adapun ayat lainnya yang mengisyaratkan tentang pekerjaan yang efektif dan efisien di antaranya dalam surah al-Israa’ ayat 26-27 yang berbunyi:
ÏN#uäur #sŒ 4n1öà)ø9$# ¼çm¤)ym tûüÅ3ó¡ÏJø9$#ur tûøó$#ur È@Î6¡¡9$# Ÿwur öÉjt7è? #·ƒÉö7s? ÇËÏÈ   ¨bÎ) tûïÍÉjt6ßJø9$# (#þqçR%x. tbºuq÷zÎ) ÈûüÏÜ»u¤±9$# ( tb%x.ur ß`»sÜø¤±9$# ¾ÏmÎn/tÏ9 #Yqàÿx. ÇËÐÈ  
Artinya :“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghamburhamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya” (QS.Al Isro:26-27).[8]

a.       Administrasi adalah kegiatan kerjasama yang dilakukan sekelompok orang berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan mendayagunakan sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Jadi, administrasi dalam arti luas memiliki unsur-unsur sekelompok orang, kerjasama, pembagian tugas secara terstruktur, kegiatan yang runtut dalam proses, tujuan yang akan dicapai, dan memanfaatkan berbagai sumber.[9]

Merujuk kepada buku Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, pengertian administrasi mengandung makna adanya (1) tujuan yang harus dapat direalisasikan guna kepentingan lembaga, individu ataupun kelompok, (2) keterlibatan personil, material dan juga finansial dalam posisinya yang saling mendukung dan satu sama lain saling memerlukan dan juga saling melengkapi, (3) proses yang terus menerus dan berkesinambungan yang dimulai dari hal yang kecil dan sederhana sampai kepada hal yang besar dan rumit, (4) pengawasan atau kontrol guna keteraturan, keseimbangan dan keselarasan, (5) tepat guna dan berhasil guna supaya tidak terjadi penghambur-hamburan waktu, tenaga, biaya dan juga fasilitas agar dapat mencapai keberhasilan dan produktivitas yang cukup memadai, (6) hubungan manusiawi yang menempatkan manusia sebagai unsur utama dan terhormat serta miliki kepentingan di dalamnya.[10]
Kiranya pengertian administrasi dalam arti sempit dan luas serta poin-poin penting dalam administrasi yang dipaparkan diatas dapat memberikan penjelasan dan pengantar kepada bahasan selanjutnya. Memang antara ahli pendidikan satu dengan lainya berbeda dalam mengartikan administrasi, namun setidaknya masih terdapat persamaan dalam substansi atau isi ide yang terkandung didalamnya.
Suatu lembaga pendidikan dinyatakan produktif jika memenuhi tiga syarat: (1) pelayanan administratif memuaskan, (2) pelayanan edukatif mampu mengubah Sikap (attitude), Pengetahuan (kognitif), dan Keterampilan (skill) atau SPK secara bermakna atau berarti (signifikan) bagi peserta didik; dan (3) biaya sekolah relatif memadai dengan mutu pelayanan, lulusannya cepat diterima di tempat kerja, gajinya cepat mengembalikan modal selama sekolah, dan menduduki posisi penting di tempat kerja atau di masyarakat.

B.     Pengertian Manajemen
Sama halnya dengan administrasi, kata manajemen juga berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manager yang berarti menangani. Manager diterjemahkan dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerjato manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya management diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengolahan. Manajemen menurut Parker ialah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (the art of getting things done through people). [11]
Manajemen menurut Hadari Nawawi adalah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manajer dalam memanage organisasi, lembaga, maupun perusahaan6. Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan).[12] Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al Qur’an seperti firman Allah SWT :
(QS32. As Sajdah ayat 5)
ãÎn/yムtøBF{$# šÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$# n<Î) ÇÚöF{$# ¢OèO ßlã÷ètƒ Ïmøs9Î) Îû 5Qöqtƒ tb%x. ÿ¼çnâ#yø)ÏB y#ø9r& 7puZy $£JÏiB tbrãès? ÇÎÈ  
Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (QS. As-Sajdah : 5).[13]

Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt adalah pengatur alam (al-Mudabbir/manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah swt dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah Swt telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.
 Menurut Nanang Fattah, manajemen merupakan proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.[14]
 Sahertian menyebutkan manajemen terkandung dua kegiatan, yaitu fikir (mind) dan kegiatan tindak (action). Kedua kegiatan ini tampak dalam fungsi-fungsinya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan dan penilaian.[15] Stoner menyatakan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pendapat Mourell, dkk menyebutkan “management is the process of efficeintly getting activities completed with and through other people”.
Dari berbagai definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen adalah suatu proses atau fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam suatu kelompok tertentu secara efektif dan efisien sehingga mencapai hasil atau tujuan yang ditetapkan. Dari definisi di atas juga diketahui bahwa manajemen dapat dikatakan suatu proses yang mengandung cara sistematis untuk melakukan pekerjaan.
Dalam tinjauan manajemen, terdapat beberapa aspek yang tidak bisa lepas dengan empat komponen yang ada yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling. Untuk lebih jelasnya, penjelasan tersebut akan penulis paparkan sebagai berikut:
1.      Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah “Keseluruhan proses dan penentuan keputusan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka pencapaian tujuan.[16] Dengan demikian apabila dikaitkan dengan sistem pendidikan dalam suatu organisasi kependidikan, maka perencanaan pendidikan dapat didefinisikan sebagai “Penggunaan analisis yang bersifat rasional dan sistematis terhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan program-program pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien dalam menanggapi kebutuhan dan tujuan peserta didik serta kebutuhan masyarakat”.[17]
Dalam perencanaan memungkinkan seorang administrator untuk melakukan prognosis secara jitu kemungkin dan resiko yang muncul dari berbagai kekuatan, sehingga dapat mempengaruhi dan sedikit banyak mengontrol arah terjadinya perubahan yang dikehendaki”.[18] Dalam proses perencanaan terhadap program pendidikan yang akan dilaksanakan, khususnya dalam lembaga pendidikan Islam, maka prinsip perencanaan harus mencerminkan nilai-nilai keislaman yang bersumberkan pada al-Qur’an dan hadis. Dalam tinjauan perencanaan tersebut, al-Qur’an mengajarkan bahwa:
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£s% 7tóÏ9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ  

Artinya:Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Alloh, sungguh Alloh mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS.Al Hasyr ayat 18)[19]

          Dalam ayat tersebut, ada isyarat bahwa perencanaan harus melibatkan pengalaman - pengalaman masa lalu, yang dalam proses pendidikan di antaranya adalah potensi – potensi yang ada dalam diri  pendidik maupun peserta didik.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ . شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ . وَصِحَتَكَ قَبْلَ سَقَهَكَ وَ غَنَمِكَ قَبْلَ فَقْرُكَ وَ فَرَغَكَ قَبْلَ سَغَلُكَ وَ حَيَتُكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Artinya: “Manfaatkalah lima perkara sebelum datangnya lima perkara : masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa tuamu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum masa matimu.”    (HR.Baihaqi dari Ibn Abbas).
Hal itu menunjukkan bahwa pesiapan dan perencanaan untuk masa yang akan datang sangatlah kita butuhkan. Untuk itu persaipan atau perencanaan ternasuk pendidikan baik itu perencanaan jangka pendek, sedang, atau panjang, harus benar-benar dilaksanakan agar dalam semua kegiatn atau aktifitas dapat terukur, teramati dan terevaluasi secara baik dan bertenggung jawab.
            Dari segi jangka waktunya, perencanaan ada yang berupa jangka pendek, menengah dan panjang. Ketiga perencanaan tersebut dibuat dalam cakupan kehidupan dunia yang itu juga dibolehkan Alloh yang kesemuanya merupakan proses awal untuk menuju kehidupan yang labadi yaitu kehidupan di kampung akhirat. Untuk itulah rencanaan jangka pendek harus menunjang pencapaian rencanaan jangka menengah. Rencana jangka menengah harus menuju tercapainya rencana jangka panjang dan rencana jangka panjang harus dalam upaya mencapai tujuan rencana jangka abadi.
2.      Pengorganisasian (organizing)
Organisasi adalah sistem kerjasama dengan sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Proses organizing yang menekankan pentingnya kesatuan dalam segala tindakan, dalam hal ini al-Qur’an telah menyebutkan betapa pentingnya tindakan kesatuan yang utuh, murni dan bulat dalam suatu organisasi. Selanjutnya al-Qur’an memberikan petunjuk agar dalam suatu wadah, tempat, persaudaraan, ikatan, organisasi, kelompok, janganlah menimbulkan pertentangan, perselisihan, percekcokan yang mengakibatkan hancurnya kesatuan, serta runtuhnya mekanisme kepemimpinan yang telah dibina. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:
¨bÎ) ©!$# =Ïtä šúïÏ%©!$# šcqè=ÏG»s)ムÎû ¾Ï&Î#Î6y $yÿ|¹ Oßg¯Rr(x. Ö`»uŠ÷Yç/ ÒÉqß¹ö¨B ÇÍÈ  
Artinya:Sungguh Alloh menyukai orang-orang yang berjihad di jalanNYA dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS.Ash Shaff ayat 4)[20]

3.      Penggerakan/pelaksanaan (actuating)
Actuating adalah mengelola lingkungan organisasi yang melibatkan lingkungan dan orang lain dengan tata cara yang baik. Al-Qur’an dalam hal ini telah memberikan fondasi dasar terhadap proses bimbingan dan pengarahan ataupun memberikan peringatan dalam bentuk actuating ini. Deskripsi tersebut sesuai dengan firman Allah Subanahu wa Ta’ala:
$VJÍhŠs% uÉZãŠÏj9 $Uù't/ #YƒÏx© `ÏiB çm÷Rà$©! tÏe±u;ãƒur tûüÏZÏB÷sßJø9$# z`ƒÏ%©!$# šcqè=yJ÷ètƒ ÏM»ysÎ=»¢Á9$# ¨br& öNßgs9 #·ô_r& $YZ|¡ym ÇËÈ  

 Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik” (QS.Al Kahfi ayat 2).[21]



4.      Pengawasan (Controlling)
         Controlling adalah penilaian dan pengawasan terhadap segala hal yang dilakukan  anggota organisasi sehingga dapat diarahkan ke jalan yang benar sesuai tujuan. Controlling dalam konteks manajemen adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan perencanaan sebelumnya.
Dalam bingkai ilmu administrasi, controlling merupakan jembatan terakhir dalam rantai fungsional dari kegiatan-kegiatan manajemen. Pengendalian merupakan salah satu cara para manajer untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi tercapai atau tidak dan mengapa tercapai atau tidak tercapai. Selain itu,controlling adalah konsep pengendalian, pemantauan efektivitas dari perencanaan, pengorganisasian, dan kepemimpinan serta pengambilan keputusan pada saat dibutuhkan. Adapun ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan controlling dapat diterjemahkan dalam al-Qur’an sebagai berikut:
¨bÎ)ur öNä3øn=tæ tûüÏàÏÿ»ptm: ÇÊÉÈ   $YB#tÏ. tûüÎ6ÏF»x. ÇÊÊÈ   tbqçHs>ôètƒ $tB tbqè=yèøÿs? ÇÊËÈ   ¨bÎ) u#tö/F{$# Å"s9 5OŠÏètR ÇÊÌÈ  
Artinya:Dan sungguh bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia dan yang mencatat, mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Infithor;10-13).[22]
Alloh menugaskan para malaikat untuk mengawasi manusia dan mencatat apa saja yang dilakukan oleh manusia. Ini memberikan inspirasi bahwa pengawasan itu penting, perlu didukung data yang valid, dan tidak harus dilakukan sendiri oleh atasan tetapi bisa melibatkan unsur lain baik internal maupun external seperti lembaga penjamin mutu.





C.    Perbedaan Administrasi dengan Manajemen
Dalam Bahasa Inggris kata Administrasi dan Manajemen digunakan dalam konteks dan beberapa variasi pengertian. Dalam beberapa konteks keduanya mempunyai persamaan arti dengan kandungan makna to control yang berarti mengatur dan mengurus.[23]
Sedangkan Sutisna menyatakan bahwa administrasi sama artinya dengan manajemen, tetapi di bidang pendidikan, pemerintahan, rumah sakit dan kemiliteran umumnya dipakai istilah admistrasi sedangkan di bidang industri dan perusahaan menggunakan istilah manajemen.[24] Dengan mengesampingkan pro-kontra perbedaan antara administrasi dan manajemen, yang jelas keduanya mengacu kepada bagaimana mengelola suatu urusan (affairs). Pada dasarnya manajemen dan administrasi mempunyai cakupan fungsi yang sama yakni perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.
Menurut mantja (2000) orang yang menjabat dalam tongkaatan pertama struktur oraganisasi disebut manajer, sedangkan pejabat yang lebih tinggi diatasnya disebut administrator, dan pejabat yang paling tinggi disebut eksekutif atau leader.
Perbedaan manajer dan leader seperti dalam table berikut ;
No
    Fokus Manajer
Fokus Leader
1.
2.

3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Tujuan
Banyak Mengatakan bagaimana dan kapan ?
Berpikir dan bertindak jangka pendek
Organisasi dan struktur
Otoriter
Perintah
Pemeliharaaan
Kompromi
Peniruan
Pengadministrasian
Pengawasan
Prosedur
Konsistensi
Risiko dihindari
Bawahan
Manajer yang baik : do things right (efisiensi)
Visi
Banyak menawarkan apa dan mengapa?
Berpikir dan bertindak jangka panjang
Manusia
Demokrasi
Membolehkan
Pengembangan
Penantang
Keaslian
Inovasi
Pengarahan
Kebijakan
Keluwesan
Resiko sebagai peluang
Atasan
Leader yang baik : do the right things (kefektifan)

Stewart dalam manning & Curttis (2003) membedakan bos dengan pemimpin debagai berikut :
No
Bos
Pemimpin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Memeritah
Ingin berkuasa
Menciptakan rasa takut
Berkata ‘saya’
Suka menyalahkan
Mengetahui caranya
Menggunakan orang
Menasehati
Mengambil kredit
Memerintah
Berkata ‘pergi’
Melatih
ingin niat baik (good will)
Menciptakan kebanggaan
Berkata ‘kita’
Suka memecahkan masalah
Menunjukkan caranya
Melayani orang
Menggurui
Memberi kredit
Menanyakan
Berkata ‘mari kita pergi’

D.    Definisi Pendidikan
Defenisi pendidikan sejauh ini belum ada keseragaman formulasi yang dapai dipakai sebagai pegangan karena masing-masing ahli mengemukakan defenisi yang agak berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung dari konsepsi pendekatannya masing-masing.
Namun ditinjau dari sudut hukum,  defenisi pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat (1) yaitu : ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Ada tiga istilah arab yang biasa dimaknai sebagai pendidikan, yaitu ; tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Asal usul ketiga istilah tersebut bisa ditemukan dalam al-Qur’an dan Sunnah. Tentang mana dari ketiga istilah tersebut yang lebih tepat dijadikan istilah baku dalam pendidikan, terdapat perbedaan pendapat di kalangan pakar pendidikan Islam. Akan kita bahas lebih detail sebagai berikut:
1.      Tarbiyah
Secara etimologis, al-tarbiyah adalah bentuk masdar dari kata rabba (fi’l madi), yang memiliki pengertian sama dengan makna kata rabba  substansi maknanya sama dengan kata rabb yang merupakan satu di antara nama Tuhan. Abdurrahman al-Nahlawi[25] berpendapat bahwa istilah tarbiyah yang paling tepat untuk menggambarkan pengertian pendidikan. Menurut al-Nahlawi, istilah tarbiyah bisa dilacak dari tiga asal-usul kata; pertama berasal dari kata raba-yarbu yang artinya bertambah dan tumbuh. Dalam al-Qur'an pengertian ini dapat dilihat pada surat Ar-rum: 39
وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُو عِنْدَ اللَّهِ ۖ وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ
Artinya : “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridlaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orangorang yang melipatgandakan (pahalanya)”.



2.      Ta’lim
Secara etimologis, kata al-ta’lim yang berasal dari kata dasar ’allama, yang berarti mengajar, menanamkan keyakinan danpengetahuan. Abdul Fattah Jalal[26] berbeda pandangan dengan Abdurahman al-Nahlawi. Menurut beliau istilah yang paling tepat untuk menggambarkan pengertian pendidikan adalah al-ta’lim. Pendapat Jalal tersebut diilhami ayat al-Qur’an surat al-Baqarah : 151,
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ
Artinya : “Sebagaimana kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepadamu dan mensucikanmu dan mengajarkan kepada al-Kitab dan al-Hikmah (as-Sunnah), serta mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui.” dan surat Ali Imran : 164,
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus seorang Rasul di antara mereka dari golongan merekasendiri, yang membacakan ayat-ayat Allah kepada mereka, membersihkan(jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Rasul) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.

Dengan berpedoman pada substansi ayat di atas, Abdul Fattah Jalal berpendapat bahwa ta’lim lebih universal dibanding tarbiyah. Rasulullah pada waktu mengajarkan al-Qur'an kepada umat Islam tidak terbatas pada sekedar membuat mereka dapat membaca saja, melainkan membaca dengan perenungan yang berisikan pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah. Dari membaca semacam ini Rasul membawa mereka kepada tazkiyah (pensucian), yaitu pensucian dan pembersihan diri manusia dari segala kotoran dan menjadikan diri itu berada dalam suatu kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari segala yang apa bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya.[27]

3.      Ta’dib
Kata ta’dib, secara etimologis adalah bentuk masdar kata addaba yang berarti akhlaq, sinonimnya adalah budi pekerti, kelakuan yang baik, sopan santun. Berbeda dengan dua pendapat terdahulu adalah Sayid Muhammad al-Nuqa’ib al-Attas. Menurut beliau justru kata al-ta’dib istilah yang paling tepat sebagai makna pendidikan. Istilah ta’dib memang tidak ditemukan dalam al-Qur’an, Namun Al-Attas mendapatkannya dalam sebuah Hadits Nabi yang berbunyi : “ Addabani rabbi fa ahsana ta’dibi” (Tuhanku telah mendidikku dan dengan itu menjadilah pendidikanku yang terbaik). Tentu, menurut al-Attas, cara Tuhan mendidik Nabi mengandung konsep pendidikan yang sempurna.[28]

E.     Definisi Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklhak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsadan Negara.
Menurut Bush dalam Bush dan Coleman (2000:4) menyatakan "Manajemen pendidikan adalah suatu studi dan praktek yang dikaitkan atau diarahkan dalam operasional organisasi pendidikan".[29] Organisasi pendidikan membutuhkan suatu bentuk pengaturan kegiatan. Pengaturan kegiatan tersebut mengarah pada suatu sistem yang sistematis. Pengaturan kegiatan yang sistematis itu akan dijadikan sebagai patokan dalam pelaksanaan kegiatan operasional yang terwujud dalam suatu manajemen pendidikan.
Menurut E. Mulyasa Manajemen pendidikan merupakan proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Proses pengendalian kegiatan tersebut mencakup perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actualiting) dan pengawasan (controlling), sebagai suatu proses untuk menjadikan visi menjadi aksi.[30]
Sedangkan menurut Prof. Dr. Made Pidarta, Manajemen ialah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi system total untuk menyelesaikan suatu tujuan (Johnson, 1973, h.15) Yang dimaksud sumber disini ialah mencakup orang-orang, alat-alat media, bahan-bahan, uang dan sarana. Semuanya diarahkan dan dikoordinasi agar terpusat dalam rangka menyelesaikan tujuan.[31]
Dari beberpa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalaha sebuah seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya.
F.     Tujuan Dan Manfaat Manajemen Pendidikan
Menurut shrode dan voich (1974) tujuan utama Manajemen pendidikan adalah produktifitas dan kepuasan. Mungkin saja tujuan ini tidak tunggal bahkan jamak atau rangkap, seperti peningkatan mutu pendidikan/lulusannya, keuntungan/profit yang tinggi, pemenuhan kesempatan kerja pembangunan daerah/nasional, tanggung jawab sosial. Tujuan-tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian terhadap situasi dan kondisi organisasi, seperti kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman.[32]
Secara terperinci tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:
1.      Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, dan Bermakna (PAKEMB)
2.      Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
3.      Terpenuhinya salah satu dari lima kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnyakompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer)
4.      Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
5.      Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manjer atau konsultan manjemen pendidikan)
6.      Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalh mutu disebabkan oleh manajemennya.
7.      Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan dan akuntabel.
8.      Meningkatnya citra positif pendidikan.

G.    Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Manajer Pendidikan
Manusia sebagai manajer dimanapun berada tidak terlepas dari wadah untuk melakukan kegiatan atau yang disebut organisasi. Organisasi tidak akan ada tanpa ada manusia. Manusia dalam berorganisasi tidak luput dari system yang dibuatnya sendiri. Sistem sangat diperlukan agar cara berpikir, berperasaan, dan bertindak setiap anggota organisasi tidak terkotak-kotak melainkan secara menyeluruh.
Secara filosofis, perilaku manusia terbentuk oleh interaksi antarmanusia, iklim organisasi (konteks organisasi) dan sistem yang dianut. Ketiga interaksi tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama saling berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manajemen pendidikan adalah:
1.      interaksi antarmanusia
2.      iklim organisasi
3.      sistem pendidikan yang dianut (sisdiknas)
4.      lingkungan eksternal



H.    Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Substansi yang menjadi garapan manajemen pendidikans ebagai proses atau disebut juga sebagai fungsi manajemen adalah
1.      Perencanaan
Sebuah patokan untuk mempermudah menejer agar tercapainya sebuah tujuan, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
2.      Pengorganisasian
Merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. 
3.      Pengarahan (motivasi, kepemimpinan, kekuasaan, pengambilan keputusan, komunikasi, koordinasi, negosiasi, manajemen konflik, perubahan organisasi, keterampilan interpersonal, membangun kepercayaan, penilaian kinerja, dan kepuasan kerja). Kegiatan ini merupakan suatu proses membimbing, pemberian petunjuk, intruksi kepada bawahan agar mereka bekerja dengan rencana yang telah ditetapkan.
4.      Pengendalian meliputi pemantauan (monitoring), penilaian, dan pelaporan.
Pengendalian merupakan suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu

Gambaran menyeluruh tentang ruang lingkup manajemen pendidikan sebagai proses tampak pada tabel berikut ini:
Bidang 
Tugas

Peserta didik

Tenaga pendidik dan kependidikan

Keuangan

Sarana dan prasarana

Humas

Layanan khusus

Kurikulum dan pembelajaran
Perencanaan
V
V
V
V
V
V
V
Pengorganisasian
V
V
V
V
V
V
V
Pengarahan
V
V
V
V
V
V
V
Pengendalian
V
V
V
V
V
V
V

Secara yuridis, ruang lingkup manajemen pendidikan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah di sekolah mengacu pada Permendiknas Nomor 19 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Sekolah/Madrasah adalah :
1.      Rencana program sekolah
2.      Pelaksanaan program sekolah
3.      Kepemimpinan
4.      Pengawasan/evaluasi
5.      Sistem informasi manajemen

I.       Keterampilan Manajerial dan Tanggung Jawabnya
Keterampilan manajerial untuk setiap tingkatan organisasi meliputi keterampilan konseptual, sosial dan operasional dengan komposisi yang berbeda-beda. Berikut komposisi keterampilan manajerial, dikaitkan dengan tingkatannya dalam organisasi:
Level Manager 

Keterampilan Konseptual
Keterampilan
Sosial
Keterampilan Operasional
Top Manager
40%
50%
10%
Middle Manager
25%
50%
25%
Lower Manager
10%
50%
40%

J.      Peranan Manajer
Menurut Stoner & Freeman (2000), peranan manajer muncul karena adanya pemberian otoritas formal berupa surat keputusan kepada seseorang sekaligus dengan status atau kedudukannya. Untuk melaksanakan otoritas formal dan statusnya, setiap manajer minimal mempunyai tiga peranan, yaitu:
1.      Peranan Interpersonal
Peranan interpersonal meliputi kepala sekolah sebagai:
a.       Figure-head (lambang atau simbol)
1)      mewakili sekolah menghadiri acara-acara seremonial
2)      menerima tamu, menyampaikan pidato, meninjau ke sekeliling sekolah, mengenal siswa, dan sebagainya
b.      Leader (pemimpin)
1)      Memimpin sekolah mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal.
2)      Mengembangkan visi dan melaksanakan visi sekolah
3)      Berperan sebagai coordinator, director, motivator, communicator, delegator, dsb.
c.       Liason (penghubung)
1)      Sebagai politisi dan pengelola hubungan sekolah dengan masyarakat
Kepala sekolah/madrasah sebagai lambang, ia mewakili sekolah/madrasahnya dalam menghadiri acara-acara seremonial, baik resmi maupun tidak resmi seperti upacara-upacara resmi di sekolah/madrasah dan pemerintahan/swasta, menerima tamu, menyampaikan pidato-pidato, menghadiri undangan pernikahan pendidik dan tenaga kependidikannya, meninjau ke sekeliling sekolah/madrasahnya, mengunjungi kelas-kelas, mengenal siswa-siswanya, menyiapkan visi, dan sebagainya 




2.      Peranan Informasional
Dalam peranan ini, seorang manajer dalam pemberian, penerimaan dan penganalisaan informasi, menyangkut pengawas, penyebar informasi dan juru bicara.
Peranan informasional meliputi peranan sebagai:
a.       Monitor
1)      Mencari informasi di dalam dan di luar sekolah secara konstan
2)      Orang yang paling banyak memiliki informasi terbaik dibandingkan dengan pendidik dan tenaga kependidikan
3)      Dijadikan sebagai tempat bertanya oleh pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, komite sekolah, dewan sekolah, aparat pemerintah dan masyarakat
4)      Mengelola informasi sekolah, pemanfaatan kemajuan teknologi informasi
5)      Pelaksana pemantauan, pengevaluasian dan pelaporan
b.      Disseminator
1)      Mendistribusikan informasi yang penting kepada pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, komite sekolah, dewan sekolah, aparat pemerintah dan masyarakat
2)      Memberikan informasi penting yang dibutuhkan oleh pendidik dan tenaga kependidikan, sehingga mereka dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara professional
c.       Spokesperson
1)      Sebagai diplomat, kepala sekolah harus mampu berbicara dengan penuh diplomasi dan mampu membuat pendengarnya terpesona dan siap melaksanakan yang ia bicarakan
2)      Sebagai orator yang profesional, kepala sekolah menyampaikan pembicaraannya di depan pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, komite sekolah, dewan sekolah, aparat pemerintah dan masyarakat, dalam rangka membangun citra positif mereka terhadap sekolah
3)      Sebagai pemotivasi atau pengarah

3.      Peranan Decisional
a.       Enterpreneur
1)      Kreatif dan inovatif dalam mengembangkan sekolah dengan menciptakan produk/jasa pendidikan
2)      Mampu memasarkan sekolahnya agar diminati masyarakat
3)      Pekerja keras yang memiliki motivasi pantang menyerah
4)      Mampu memanfaatkan dan menciptakan peluang dan berani mengambil resiko
b.      Disturbance hander (penangkal kesulitan)
1)      menanggulangi pemogokan, pembatalan kontral, penampung keluhan, kekurangan bahan, dan sebagainya.
c.       Resources allocator (pengalokasian sumber daya)
1)      kepada siapa, kapan, untuk apa dan bagaimana sumber daya di alokasikan.
d.      Negotiator
1)      Perundingan dengan serikat buruh, klien dan pihak-pihak lain.

Setidaknya tiga peranan tersebut diatasa harus dikuasai seorang manajer dalam setiap aktivitasnya di perusahaan. Karena akan meningkatkan efektivitas dari kinerja seorang manajer tersebut. Kendati seperti itu, manajer bukanlah malaikat yang bekerja tanpa kesalahan. Disini kedewasaan manajer dituntut agar mampu beradaptasi dalam setiap musimnya. 









BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Administrasi pendidikan adalah suatu media untuk mencapai tujuan pendidikan secara produktif yaitu efektif dan efisien dengan mendayagunakan segala tenaga, sarana, dan dana secara optimal, teratur, dan relevan. Sedangkan Manajemen Pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan serta penilaian usaha pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklhak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsadan Negara. Tujuan utama Manajemen pendidikan adalah produktifitas dan kepuasan.
B.     SARAN
Dengan selesainya penulisan makalah ini, maka penulis mengharap kepada pembaca sekiranya menemukan kesalahan pada makalah ini untuk memperbaikinya. Sebab penulis bukanlah orang sempurna yang tidak lepas dari sifat kekeliruan, sehingga penulis juga biasa melakukan kesalahan. Dan jika ada sesuatu yang biasa di jadikan bahan kajian oleh pembaca maka penulis akan merasa termutifasi. Saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun semangat menulis penulis akan selalu ditunggu oleh penulis.






DAFTAR PUSTAKA
Abdul Fattah Jalal, Asas-asas Pendidikan Islam, terj. Herry Nor Ali, (Bandung : Diponegoro, 1998)

Abdurrahman al-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, terj. Herry Noer Ali, (Bandung ; Diponegoro, 1992)

AW. Widjaya, Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen,(Jakarta: Bina Aksara, 1987)

Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, (Bandung: J-ART, 2002)

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remajda Rosda Karya, 2005)

Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1981)

Hendi Haryadi, Administrasi Perkantoran untuk Manajer & Staf, (Jakarta: Visimedia, 2009)

Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional. 1982)

Husaini Usman, Manajemen: Teori,Praktek dan Riset Pendidikan,(Jakarta: Bumi aksara, 2011)

Husnul Yaqin, Administrasi dan Manajamen Pendidikan, (Banjarmasin : IAIN Antasari press Banjar-masin, 2011,

Imam Bawani, Segi-Segi Pendidikan Islam, (Surabaya; al-Ikhlas, 1987)

Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT. Bina Aksara,1988)

Mohammad Ali, ed., Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Jakarta: Garasindo ,2007)

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: 2004, Rosdakarya)

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan,( Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 1996)

Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994)

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008)

ST. Vembriarto, Pengantar Perencanaan Pendidikan: Educational Planning, (Yogyakarta: Andi Offset, 1988)

Wildan Zulkarnain, Raden Bambang Sumarsono, Manajemen Perkantoran Profesional, (Malang: Gunung Samudra, 2015)


[1].Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1981), h. 5
[2] Wildan Zulkarnain, Raden Bambang Sumarsono, Manajemen Perkantoran Profesional, (Malang: Gunung Samudra, 2015) h. 134
[3] Husaini Usman, Manajemen: Teori,Praktek dan Riset Pendidikan,(Jakarta: Bumi aksara, 2011)h. 4
[4].Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional. 1982). h. 16.
[5]  Husaini Usman, Manajemen: Teori,Praktek dan Riset Pendidikan..h. 4
[6] Husaini Usman, Manajemen: Teori,Praktek dan Riset Pendidikan..h. 4
[7]Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya,( Bandung: J-ART, 2002) h.231
[8] Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya,..h. 216
[9] Hendi Haryadi, Administrasi Perkantoran untuk Manajer & Staf, (Jakarta: Visimedia, 2009), hlm.1
[10] Mohammad Ali, ed., Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Jakarta: Garasindo ,2007), hlm.149
[11] Husaini Usman, Manajemen: Teori,Praktek dan Riset Pendidikan..h. 5
[12] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 362
[13] Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, (Bandung: J-ART, 2002) h.317
[14]Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: 2004, Rosdakarya), h.1.
[15]Husnul Yaqin, Administrasi dan Manajamen Pendidikan, (Banjarmasin : IAIN Antasari press Banjar-masin, 2011, h.3.
[16] AW. Widjaya, Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen,(Jakarta: Bina Aksara, 1987), h. 33.
[17] ST. Vembriarto, Pengantar Perencanaan Pendidikan: Educational Planning, (Yogyakarta: Andi Offset, 1988), h. 39.
[18] Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h. 299.
[19] Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, (Bandung: J-ART, 2002) h.418
[20] Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, h.423
[21] Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, h.223
[22] Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, h.451
[23] Husaini Usman, Manajemen: Teori,Praktek dan Riset Pendidikan..h. 5
[24] Husaini Usman, Manajemen: Teori,Praktek dan Riset Pendidikan..h.6
[25]. Abdurrahman al-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, terj. Herry Noer Ali, (Bandung ; Diponegoro, 1992), hlm.30-32.
[26] .Abdul Fattah Jalal, Asas-asas Pendidikan Islam, terj. Herry Nor Ali, (Bandung : Diponegoro, 1998), hlm. 25-33.
[27].Ibid., hlm. 27.
[28]. Imam Bawani, Segi-Segi Pendidikan Islam, (Surabaya; al-Ikhlas, 1987), hlm. 216.
[29] Husaini Usman, Manajemen: Teori,Praktek dan Riset Pendidikan..h.12
[30] E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remajda Rosda Karya, 2005) h. 7
[31] Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT. Bina Aksara,1988),h. 3
[32] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan,( Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 1996)h.15

0 komentar:

Posting Komentar