BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Administrasi pendidikan merupakan
proses keseluruhan dari segala kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukan
oleh semua pihak yang ada sangkut pautnya dengan tugas-tugas pendidikan.
Administrasi pendidikan juga sering diistilahkan dengan administrasi sekolah
dan administrasi itu sendiri mencangkup pengaturan, proses belajar mengajar,
kesiswaan, personalia, peralatan pengajaran, gedung dan perlengkapan, keuangan
serta humas atau hubungan dengan masyarakat yang ini semua merupakan cangkupan
dari administrasi pendidikan.
Setiap aktivitas besar atau pun
kecil, yang tercapainya tergantung kepada beberapa orang, di perlukan adanya
koordinasi di dalam segala gerak langkah. Untuk mengkoordinasi semua gerak
langkah tersebut pimpinan sekolah harus berusaha mengetahui keseluruhan
sistuasi di sekolahnya dalam segala bidang.
Usaha Pimpinan dan guru untuk
mengetahui situasi lingkungan sekolah dalam segala kegiatannya disebut
supervisi atau pengawasan sekolah. Istilah supervisi ini kiranya belum begitu
lajim dipergunakan dalam lingkungan persekolahan dan kepegawaian kita di saat
sekarang, tetapi makin lama makin dikenal dan makin banyak di pergunakan orang.
Namun demikian mengenai arti, fungsi dan tujuan yang terkandung di dalamnya
masih merupakan tanda tanya. Apakah sudah benar-benar di pahami oleh yang
mempergunakan istilah itu.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan uraian singkat dalam
latar belakang, pemakalah mengajukan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian administrasi dan supervisi pendidikan ?
2. Apa teknik-teknik
supervisi pendidikan ?
3. Apa metode-metode supervisi pendidikan ?
4. Bagaimana pelaksanaan supervisi pendidikan ?
5. Apa hubungan administrasi dan supervisi pendidikan ?
BAB II
PEMBAHAAN
A.
PENGERTIAN ADMINISTRASI DAN
SUPERVISI PENDIDIKAN
Administrasi dalam pengertian yang
sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin
catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat
dengan segala aspeknya serta mempersiapkan laporan.
Administrasi pendidikan dalam
pengertian secara luas adalah segenap proses pengerahan dan pengintegrasian
segala sesuatu baik personel, spiritual maupun material yang bersangkut paut
dengan pencapaian tujuan pendidikan.
Dalam pengertian yang luas ini,
istilah administrasi juga dapat diartikan sebagai berikut : “Administrasi itu
merupakan pelayanan terhadap semua kebutuhan institusional dengan cara efektif
dan efesien dan administrsi sebagai salah satu komponen dari system yang
subsistemnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya, karena administrasi
adalah aktivitas-aktivitas untuk mencapai suatu tujuan atau proses
penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan”.
Dibawah ini dikemukakan beberapa
pendapat tentang supervisi pada bidang pendidikan :
1. NA. Ametembun dalam supervisi
pendidikan. Supervisi pendidikan adalah
pembinaan kearah perbaikan situasi pendidikan. Pembinaan bermaksud berupa
bimbingan atau tuntutan kearah situasi pendidikan termasuk pengajaran pada
umumnya, dan peningkatan mutu mengajar belajar pada umumnya.
2. Drs. M. Ngalim Purwanto, dalam
Administrasi Pendidikan “Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif”.
Dari pendapat diatas dapat di
analisis agar kita memahami pengertian supervisi pendidikan dengan cara
mengetahui unsur-unsur penting
didalamnya. Unsur-unsur penting tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Aktivitas pembinaan yang
direncanakan
b.
Perbaikan situasi pengajaran
(belajar-mengajar)
c.
Mengefektifkan para guru, pegawai
sekolah, dan sumber material lainnya
d.
Pencapaian tujuan pendidikan lebih
efektif dan efesien.
Dengan adanya unsur-unsur penting
tersebut dapat menjadi sebuah pengertian supervise pendidikan yaitu pembinaan
yang direncanakan dalam perbaikan situasi pengajaran dengan lebih meningkatkan
pendayagunaan sumber personel dan material dalam pencapaian tujuan tujuan
pendidikan secara lebih efektif dan efesien.
Maksud dari pembinaan yaitu
memberikan bimbingan dan latihan bagi guru dan pegawai untuk meningkatkan
kemampuan dalam tugas yang di embannya, agar supervise pendidikan itu mengarah
perbaikan dalam pengajaran yang baik dan terjaminnya dalam pencapaian tujuan
pendidikan yang diinginkan.
Administrasi supervisi pendidikan
merupakan pembinaan yang direncanakan bagi personel dalam proses kerjasama di
bidang pendidikan dan peningkatan sumber
daya material dalam rangka perbaikan situasi pengajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan lebih efektif dan efesien.
B.
TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN
Untuk mempermudah kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan
supervisi diperlukan teknik-teknik supervisi. Para ahli berbeda-beda dalam
merumuskan tahapan teknik-teknik supervisi akan tetapi pada dasarnya tetap
sama. Secara garis besar teknik supervisi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1)
Teknik perseorangan
Yang
dimaksud teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara
perseorangan, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:
· Mengadakan kunjungan kelas
(classroom visitation), Kepala sekolah datang ke kelas untuk mengobservasi
bagaimana guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau
kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.
· Mengadakan kunjungan observasi
(observation visits), Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru yang
sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan
observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan
ke sekolah lain.
· Membimbing guru tentang cara-cara
mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problema yang dialami siswa.
· Membimbing guru dalam hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain: menyusun program
semester, membuat program satuan pelajaran, mengorganisasi kegiatan pengelolaan
kelas, melaksanakan teknik-teknik evaluasi pembelajaran, menggunakan media dan
sumber dalam proses belajar mengajar, dan mengorganisasi kegiatan siswa dalam
bidang ekstrakurikuler.
2)
Teknik kelompok
Teknik
kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok, beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan antara lain:
· Mengadakan pertemuan atau rapat
(meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang
telah disusun. Termasuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan
guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan
supervisi.
· Mengadakan diskusi kelompok (group
discussions), Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk
kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi,
supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan,
nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.
· Mengadakan penataran-penataran
(inservice-training), Teknik ini dilakukan melalui penataran-penataran,
misalnya penataran untuk guru bidang studi tertentu. Mengingat bahwa penataran
pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah
adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari
hasil penataran.
Dengan demikian teknik supervisi sangat penting untuk
dikuasai oleh kepala sekolah, tanpa penguasaan teknik dalam pelaksanaanya tidak
akan berjalan baik. Dengan demikian seorang kepala sekolah tidak akan efektif
kegiatan supervisinya sebelum menguasai teknik dalam bidang supervisi. Teknik
supervisi akan lebih memudahkan pencapaian sasaran-sasaran dari tujuan yang telah
ditetapkan, oleh sebab itu penerapan teknik dari supervisi merupakan wujud dari
kemajuan sekolah untuk berkembang.
C.
METODE-METODE SUPERVISI PENDIDIKAN
Terdapat dua metode
supervisi pendidikan yang dapat dilakukan untuk dapat mencapai tujuan supervisi
pendidikan, yaitu:
1.
Metode Langsung (direct method)
Bila seorang supervisor menghadapi orang-orang yang disupervisi tanpa
perantara atau media, maka dikatakan bahwasanya dia mengunakan metode langsung,
baik individu maupun kelompok. Misalnya konsultasi pribadi/kelompok, pertemuan
guru bidang studi dan sebagainya.
2.
Metode tak langsung (indirect method)
Bila seorang supervisor menghadapi orang-orang yang disupervisi menggunakan
alat/benda perantara dalam melaksanakan supervisi, maka hal tersebut dengan
metode supervisi tidak langsung. Misalkan dengan menggunakan media papan
pengumuman, handphone, telephone, e-mail dan sebagainya.
D.
PELAKSANAAN
SUPERVISI PENDIDIKAN
·
Cara
Melaksanakan Supervisi
Salah satu cara melakukan supervisi yang
baik adalah dengan cara demokratis, ciri-cirinya adalah:
1)
Pengawasan
dijalankan secara gotong-royong atau kooperatif, tidak ditangan seorang raja,
yaitu kepala sekolah
2)
Pengawasan
dijalankan terang-terangan, diketahui oleh semua petugas yaitu guru-guru, tidak
secara sembunyi-sembunyi seperti pengawasan polisi resersir.
3)
Pengawasan
dijalankan kontinu dan bersifat Tutwuri Handayani (bersifat pembimbing) seperti
dikehendaki oleh pemerintah kita.
Dalam melaksanakan supervisi pendidikan yang perlu
dilakukan adalah antara lain :
1.
Observasi
kelas: observasi kelas merupakan salah satu cara paling baik memberikan
supervisi pembelajaran karena dapat melihat kegiatan guru, murid dan masalah
yang timbul.
1)
Perancanaan:
Kepala sekolah merencanakan dalam menyusun program dalam satu semester atau
tahunan. Program tidak terlalu kaku, tergantung dari jumlah guru yang perlu di
observasi. Ada tiga macam observasi yaitu dengan pemberitahuan, tanpa
pemberitahuan, dan atas undangan.
2)
Mekanisme
observasi
a.
persiapan
yang diperhatikan :
-
guru diberi
tahu kepala sekolah bahwa kepala sekolah akan mengadakan observasi
-
kesepakatan
kepala sekolah dan guru tolak ukur tentang apa yang dioservasi
b.
sikap
observasi didalam kelas
-
memberikan
salam kepada guru yang mengajar
-
mencari
tempat duduk yang tidak mencolok
-
tidak boleh
menegur kesalahan guru di dalam kelas
-
mencatat
setiap kegiatan
-
bila ada
memakai alat elektronika : tape recorder, kemera
-
mempersiapkan
isian berupa check list
c.
membicarakan
hasil observasi
Hasil yang dicatat dibicarakan
dengan guru, dan beberapa hal yang diperlu dikemukankan :
-
kepala
sekolah mempersiapkan (bisa bertanya pada nara sumber atau perpustakaan)
-
waktu
percakapan
-
tempat
percakapan
-
sikap ramah
simpatik tidak memborong percakapan
-
percakapan
hendaknya tidak keluar dari data observasi
-
guru diberi kesempatan
dialog dan mengeluarkan pendapat
-
kelamahan
guru hendaknya menjadi motivasi guru dalam memperbaiki kelemahan
-
saran untuk
perbaikan diberikan yang mudah dan praktis
-
kesepakatan
perbaikan disepakati bersama dengan menyenangkan.
d.
laporan
percakapan
-
hasil
pembicaraan didokumenkan menurut masing-masing guru yang telah diobservasi
-
isi dokumen
dimulai dari tanggal, tujuan data yang diperoleh, catatan diskusi, pemecahan
masalah dan saran-saran
2.
Saling
mengunjungi: Dalam kegiatan belajar mengajar sudah ada wadah dari kegiatan
untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan pembelajaran guru-guru
antara lain :
a.
untuk
tingkat SMP dan SMA adalah musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)
b.
untuk
tingkat Sekolah Dasar adalah Pusat kegiatan guru (PKG)
3.
Domonstrasi
mengajar: Dalam kegiatan pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang benar
dalam praktek mengajar karena mengajar menurut Siswoyo (1997) sebagai seni dan
filusuf. Menurut pendapat diatas mengajar dalam pekerjaan disekolah bukan
pekerjaan yang mudah, sehingga kepala sekolah dalam demonstrasi pembelajaran
tidak perlu mengakui kelemahan dan perlu mencarikan ahli yang dapat memberikan
gambaran tentang pembelajaran yang baik
4.
Supervisi
klinis: Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran.
Perbedaannya dengan supervisi yang lain adalah prosedur pelaksanaannya
ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi dalam proses
pembelajaran dan kemudian langsung diusahkan perbaikan kekurangan dan kelemahan
tersebut.
Pelaksanaan supervisi klinis menurut
la sulo (1987), mengemukakan ciri-ciri supervisi sebagai berikut :
a.
bimbingan
supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi.
b.
kesepakatan
antara guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan jenis keterampilan yang
paling pointing (diskusi guru dengan supervisor)
c.
instrument
dikembangkan dan disepakati bersama antara guru dengan supervisor
d.
guru
melakukan persiapan dengan aspek kelemahan-kelemahan yang akan diperbaiki. Bila
perlu berlatih diluar sekolah
e.
pelaksanaannya
seperti dalam teknik observasi kelas
f.
balikan
diberikan dengan segera dan bersifat obyektif
g.
guru
hendaknya dapat menganalisa penampilannya
h.
supervisor
lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan
i.
supervisor
dan guru dalam keadaam suasanan intim dan terbuka
j.
supervisor
dapat digunakan untuk membentuk atau peningkatan dan perbaikan keterampilan
pembelajaran
5.
Kaji tindak:
Fokus utama kajian tindak adalah mendorong para prektisi untuk meneliti dan
terlibat dalam praktik penelitiannya sendiri. Hasil penelitiannya dipakai
sendiri oleh peneliti dan orang lain yang membutuhkan. Menurut kemmi (1995),
kaji tindak dirumuskan dalam empat tahap yaitu : tahap perencanaan, tahap aksi
atau pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, tahap evaluasi danrefleksi/umpan
balik.Laporan hasil penelitian kaji tindak terdiri dari :
a.
gagasan umum
b.
perumusan
masalah
c.
perencanaan
penelitian kaji tindak
d.
pelaksanaan
penelitian kaji tindak
e.
monitoring
f.
evaluasi dan
refleksi
g.
saran dan
rekomendasi
E.
HUBUNGAN ADMINISTRASI DAN SUPERVISI
PENDIDIKAN
Administrasi dan supervise itu tidak
dapat dipisahkan, karena administrasi dan supervise saling berkaitan ataupun
mempunyai hubungan yang sangat erat. Seperti pengertian administrasi dan
supervisi yang telah disebutkan diatas bahwa keduanya merupakan pembinaan yang
direncanakan bagi personel dalam proses kerja sama dibidang pendidikan dan
peningkatan sumber daya material dalam rangka perbaikan situasi pengajaran agar
tercapainya suatu tujan pendidikan yang efektif dan efesien, namun dalam hal-hal tertentu keduanya dapat
dibedakan.
1.
Kegiatan
administrasi didasarkan kepada kekuasaan, sedangkan supervise didasarkan
pelayanan bimbingan dan pembinaan;
2. Tugas
administrasi meliputi keseluruhan bidang tugas disekolah, termasuk manajement
sekolah, sedangkan supervise adalah sebagian dari tugas dari pengarahan
(directing), satu segi manajement sekolah;
3. Administrasi
bertugas menyediakan semua kondisi yang diperlukan untuk pelaksanaan program
pendidikan, sedangkan supervise menggunakan kondisi-kondisi yang telah
disediakan itu untuk peningkatan mutu belajar mengajar.
Hal diatas
merupakan perbedaan antara administrasi dan supervise, namun keduanya saling
berkaitan dan tak terlepaskan juga mempunyai tujuan untuk mencapai pendidikan
yang lebih baik.
Selain itu
juga disini ada dibahas sedikit tentang bagaimana cara-cara melaksanakan
supervise, dimana seorang pemimpin tidak sama dengan pemimpin yang lain, hal
ini juga tergantung pada tipe atau corak kepemimpinannya.
Seorang
otoriter menjalankan supervise untuk mengetahui kesalahan-kesalahan petugas
dalam melaksanakan tugasnya, yaitu menjalankan peraturan dan intruksi yang
diberikan oleh pusat (atasan) kepada bawahannya. Supervisi dijalankan dengan
sekonyong-sekonyong tanpa sepengetahuan petugas yang diawasi, seolah-seolah
supervisor bertugas sebagai reseriser yang mengintai untuk menemukan
pelanggaran. Suasana antar kariyawan sekolah dibawah pimpinan diktatoris
seperti tersebut adalah tertekan, tegang, kegembiraan bekerja tidak ada sama
sekali, karena ada juga kepala sekolah atau pemimpin yang bercorak leissez
faire atau pemimpin yang masa bodoh, tidak mau tahu, acu tidak acu dalam
menjalankan pengawasan.
Kehidupan
sekolah semacam itu mudah timbul kesimpang siuran, perselisihan, karena semua
karyawan menjalankan tugas menurut kebijaksanaan dan kepentingan masing-masing,
yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain. Situasi buruk makin lam semakin
menjadi, sehingga akhirnya tidak teratasi lagi. Pemimpin seperti ini tidak
memiliki sikap kepemimpinan yang baik dan tidak pantas menjadi pemimpin sekolah,
karena dapat merusak tunas bangsa muda yang seharusnya melanjutkan untuk
kedepannya agar yang lebih baik tapi malah sebaliknya yang ada adalah
kehancuran.
Kemudian
kepala sekolah atau pemimpin yang bercorak demokratis menjalankan pengawasan
menurut program kerja tertentu. Dalam rapat sekolah sudah ditentukan organisasi
pembagian tugas, sebagai tempat ikut berpartisipasi menurut kecakapan
masing-masing, koordinasi serta komunikasi, program dan pengarahan kerja dan
sebagainya. Dengan demikian semua karyawan dapat menjalankan tugasnya dengan
baik sesuai tugas yang diembanya dan yang tidak bertentangan satu sama yang
lainnya. Tetapi dapat saling membantu, agar tercapainya atau terwujudnya
pendidikan sesuai pengawasan yang dijalankan dan sesuai dengan program
kerjanya.
Hal tersebut
dapat tercapai karena adanya kerja sama antara pemimpin atau kepala sekolah
dengan karyawan-karyawan yang ada disekolah berusaha untuk menghilangkan
hal-hal yang negative yang menghambat lancarnya jalan kehidupan sekolah, serta
bersama-sama mendapatkan metode-metode bekerja gotong royong yang efesien,
produktif sesuai dengan kondisi setempat.
Dan ada juga
hal lain yang dapat menghambat lancarnya kehidupan sekolah seperti adanya
paerbedaan pendapat, perselisihan yang timbul dicarikan pemecahannya dengan
cara musyawarah. Kekeliriuan cara bekerja segera diketahui, sehingga tidak
mejadi berlarut-larut dan guru yang kurang bersemangat dipimpindan diisyaratkan
untuk menjalankan tugasnya denagan baik.
Pengawasan
secara demokratis yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Pengawasan
dijalankan secara gotong royong atau koperatif, tidak disatu tangan saja, yaitu
khususnya bagi kepala sekolah;
2. Pengawasan
dijalankan terangan-terangan, diketahui oleh semua petugas yaitu guru-guru,
tidak secara sembunyi-sembunyi;
3. Pengawasan
dijalankan secara berkelanjutan dan bersifat tut wuri handayani (bersifat
pembimbing).
Yang dapat
mengatasi masalah-masalah yang menghambat lancarnya kehidupan sekolah adalah
seorang kepala sekolah atau pemimpin yang mempunyai kualifikasi kepemimpinan
yang memadai, terutama kebijaksanaan dan kewibawaan yang luar biasa.
BAB
III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Administrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Pengertian administrasi pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai
sudut pandang, seperti kerjasama, proses kerjasama, sistem dan mekanismenya
manajemen, kepemimpinan proses pengambilan keputusan, komunikasi dan
ketatausahaan. Lingkup pembicaraan tentang administrasi pendidikan itu juga
tergantung pada level tujuan pendidikan yang ingin dicapai, yaitu pada tingkat
kelas dampai pada tingkat sistem pendidikan nasional. Makin luas cakupannya makin
banyak yang terlibat dan makin komplek permasalahannya.
Supervisi pendidikan adalah Suatu aktivitas pembinaan
terencana yang berorientasi kepada Guru dan Pegawai sekolah Secara efektif .
Pada hakekatnya tujuan supervise adalah memperbaiki atau meningkatkan proses
belajar mengajar. Fungsi supervise dapat disimpulkan sebagi alat untuk
menungkatkan kulaitas dan kuantitas kepada semua pihak yang berhubungan
dengannya dan melestarikannya
B. SARAN
Adapun saran yang akan kami tulis mengenai hal-hal yang dibahas
dalam makalah ini, yakni bahwa sudah jelas administrasi pendidikan sangatlah
penting dan menunjang sekali terutama bagi para pengajar yaitu guru, dan kita
sebagai mahasiswa yang identiknya menjurus pada keguruan, harus benar-benar
memahami bagaimana administrasi pendidikan tersebut. Agar nantinya terlahir
guru-guru yang profesional atau seorang pemimpin yang benar-benar pemimpin
sejati. Dan Supervisi memiliki tujuan yang sangat penting untuk dicapai, oleh
karena itu supervisi tentunya memiliki manfaat yang sangat penting. Diantara
manfaat supervisi adalah Mengkoordinasi semua usaha sekolah, Memperlengkapi
kepemimpinan sekolah, Memperluas pengalaman guru, Menstimukasi usaha-usaha
sekolah yang kreatif, Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus dan
masih banyak lagi manfaat atau fungsi supervisi pendidikan tersebut. Selain
memiliki tujuan dan fungsi, supervisi juga memiliki prinsip dasar dalam proses
pelaksanaannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Gunawan H Ary, 2013. Administrasi sekolah, Administrasi
Pendidikan Mikro. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sahertian A Piet , 2000. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan.
Surabaya: PT Usaha Nasional.
Syafaruddin, 2014. Manajemen
Kepengawasan Pendidikan. Bandung: Citapustaka Media
0 komentar:
Posting Komentar