Beranda

Selasa, 02 April 2019

MEMFORMULASIKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan komponen yang memiliki peran yang strategis bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinia ke empat adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan usaha yang terencana dan terprogram dengan jelas dalam agenda pemerintahan yang berupa penyelenggaraan pendidikan.
Tujuan pendidikan Negara Indonesia yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan diriya, masyarakat, bangsa dan negara. Agar kegiatan pendidikan tersebut terencana dengan baik maka dibutuhkan kurikulum pendidikan.
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diberikan tugas untuk mewujdkan tujuan pendidikan nasional harus menjalankan perannya dengan baik. Dalam menjalankan peran sebagai lembaga pendidikan ini, sekolah harus dikelola dengan baik agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dengan optimal. Pengelolaan sekolah yang tidak profesional dapat menghambat proses pendidikan yang sedang berlangsung dan dapat menghambat langkah sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidian formal.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  MEMFORMULASIKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN
1.      Pengertian Visi
Kata visiberasal dari bahasa inggris, Vision yang berarti penglihatan, dayalihat,pandangan, impian atau bayangan.Secara etimologi bisa juga pandangan disertai pemikiran mendalam dan jernih yang menjangkau jauh kedepan.Visi mengandung arti kemampuan untuk melihat pada intipersoalaan. Menurut Said Budairy, visi adalah pernyataancita-cita, bagaimana wujud masadepan, kelanjutan dari masa sekarang dan berkaitan erat dengan masalalu. (Said Budairy, 1994 : 6). Dengan demikian secara sederhana kata visi mengacu kepada sebuah cita-cita, keinginan, angan-angan, hayalandanimpian ideal yang ingin dicapai pada masadepan yang dirumuskan secara sederhana, singkat, padat dan jelas namun mengandung makna yang luas, jauh dan penuhmakna.
Bertitik tolak pada pandangan tersebut, visi sekolah haruslah konsisten dengan nilai dan daya-daya perilaku sekolah yang menjadi ciri khas sekolah, stabil, berubah ke arah yang lebih baik, dan selalu menjadi subjek evaluasi atas dasar kecerdasan penghayatan nilai-nilai moral, akademis, ilmiah, dan sistematis dalam memecahkan berbagai problematika sekolah. Dengan kata lain visi merupakan endapan dari suatu sistem nilai dan kaidah yang diberlakukan.[1]
Dalam sebuah lembaga organisasi, visi merupakan sarana untuk :
a.       Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas pokok
b.      Memperhatikan frame work hubungan antara organisasi dengan stekholders (Sumber daya manusia, konsumen, dan pihak lain yang terkait)
c.       Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan perkembangan
Untuk mampu menjadi gambaran yang ingin diwujudkan suatu organisasi,pernyataan visi perlu diekspresikan dengan baik agar mampu menjadi tema yang mempersatukan semua unit dan organisasi, menjadi media komunikasi dan motivasi semua pihak, serta sebagai sumber kreativitas dan inovasi organisasi. Oleh sebab itu, dalam perumusan dasar-dasar visi keberhasilan sebaiknya:
a.         Mengingat bahwa dalam banyak kasus, visi keberhasilan tidak diperlukan untuk memperbaiki keefektifan organisasi. Akan tetapi mengembangkan dan mengimplementasikan strategi untuk menghadapi isu strategis dapat merupakan hal yang dapat menghasilkan perbaikan kinerja sebagian besar organisasi.
b.         Sebelum visi keberhasilan muncul, organisasi perlu merumuskan beberapa lingkaran atau langkah-langkah perencanaan strategis sebelumnya.
c.         Visi keberhasilan harus meliputi item-item hasil yang diinginkan. Organisasi harus berpikir mengenai versi dari visi sukses yang dipublikasikan dalam rencana strategis menjadi suatu hal yang nyata.
d.        Visi keberhasilan harus sebanyak mungkin timbul dari keputusan dan tindakan yang lalu. keputusan dan tindakan masa lampau seringkali menjadi catatan konsensus tentang bagaimana organisasi itu dan harus mengerjakan apa. mendasarkan suatu visi pada konsensus yang telah ada sebelumnya menghindarkan konflik yang tidak perlu. realisasi masa depan baru akan lebih mudah jika masa depan itu adalah kelanjutan dari masa lampau dan masa sekarang (Weick, 1979).
e.         Suatu visi keberhasilan harus menjadi sesuatu yang inspirasional. Apa yang mengilhami orang adalah deskripsi yang jelas mengenai masa depan yang diinginkan dengan didukung oleh keyakinan yang nyata. Visi yang inspirasional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)   memfokuskan kepada masa depan yang lebih baik
2)   mendorong harapan dan impian
3)   dibangun berdasarkan penafsiran kembali sejarah dan budaya untuk menarik cita-cita dan nilai-nilai umum dari organisasi
4)   menjelaskan arah dan tujuan organisasi
5)   menyatakan hasil-hasil yang positif
6)   menekankan keunikan dan kekhasan kompetensi organisasi
7)   menekankan kekuatan kelompok yang bersatu
8)   menggunakan gambar, imaji, dan metafora kata
9)   mengkomunikasikan antusiasme dan kegembiraan yang menyala-nyala serta memupuk komitmen dan dedikasi.
f.          Visi keberhasilan yang efektif adalah yang mewujudkan tingkat ketegangan yang tepat untuk mendorong perubahan organisasi yang efektif.
g.         Satu cara yang berguna untuk mulai mengkonstruksikan visi keberhasilan adalah mempunyai anggota tim perencanaan strategis sebagai individu yang mempersiapkan rancangan visi, kemudian saling mengungkapkan dan mendiskusikan respon mereka.
h.         Suatu proses normatif harus digunakan untuk mengulas visi keberhasilan. biasanya rancangan diulas oleh anggota tim perencanaan, para pembuat keputusan lainnya, anggota dewan yang berkuasa, dan para stekeholder luar yang terpilih.
i.           Konsensus atau pernyataan visi di kalangan para pembuat keputusan kunci sangat diperlukan, tetapi tidak diperlukan secara mutlak.
j.           Karena visi keberhasilan membantu memandu keputusan dan tindakan organisasi, maka visi keberhasilan harus disebarkan dan dibahas secara luas.

2.      Memformulasikan Visi
Visi harus dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan stakeholder potensial dan kegiatan utama lembaga.Visi dirumuskan dalam kalimat yang mudah difahami dan mudah ditunjukan suatu keadaan sekolah/madrasah dalam jangka panjang (bisa berkisar 5-10 tahun).  keadaan tersebut dapat diwujudkan dalam ukuran yang kualitatif.Secara lengkap penyusunan visi yang baik harus:
a.       Menggambarkan kepercayaan- kepercayaan dan kebutuhan dan harapan stakehelder sekolah/madrasah.
b.      Menggambrkan apa yang diinginkan pada masa yang akan datang.
c.       Spesifik hanya khusus untuk sekolah/madrasah tertentu.
d.      Mampu memberikan inspirasi.
e.       Jangan mengamsumsikan pada sistemyang sama pada saat ini.
f.       Terbuka untuk dilakukan pengembangan sesuai dengan organisasi yang ada,metodelogi,fasilitas,dan proses pembelajaran.

Sebagai lembaga pendidikan, sekolah/ madrasah merupakan lembaga yang harus memiliki lembaga lembaga yang kuat.nilai-nilai tersebut merupakan sesuatu yang dijadikan bahan untuk membangun kepercayaan kepercayaan SDM sekolah/ madrasah. Itu sebabnya kepercayaan kepercayaan yang ada disekolah/ madrasah harus digambar dalam fisi sekolah/ madrasah.berkaitan dengan kepercayaan kepercayaan tersebut, maka visi sekolah/madrasah harus meliputi hal hal berikut.
a.       Kepercayaan sekolah/madrasah harus sesuai dengan visi organisasi dan berbagai pandangan dari stakeholder.
b.      Kepercayaan sekolah/madrasah merupakan statement dari nilai nilai sekolah/madrasah.
c.       Kepercayaan sekolah/madrasah merupakan deklarasi dari harapan sekolah/madrasah terhadap harapan pada produk yang akan dihasilkan.
d.      Kepercayaan sekolah/madrasah harus tepat dan dapat diimplementasikan
e.       Kepercayaan sekolah/madrasah akan menjadi pedoman dalam melaksanakan berbagai kegiatan kegiatan.
f.       Kepercayaan sekolah/madrasah merefleksikan pengetahuan,filosofi,dan semua perbuatan yang yang dilakukan sekolah/madrasah.
g.      Kepercayaan sekolah/madrasah merupakan komponen kunci dari perencanaan strategi.
Dengan dimilikinya berbagai kepercayaan bersama dilingkungan para SDM sekolah/madrasah, akan membantu mempercepat proses pencapaian visi sekolah/madrasah tersebut. Sehingga nilai nilai sekolah/madrasah perlu juga dirumuskan, sebagaimana visi. Namun sebelum merumuskan nilai nilai sekolah/madrasah.
Beberapa contoh visi adalah sebagai berikut:
a.       Terwujudnya pendidikan islami yang unggul dalam bidang akademik dan non akademik.
b.      Terwujudnya madrasah yang menjadi panutan masyarakat untuk melahirkan sumber daya insani yang imani,islami, dan ihsani. Serta menjadi lembaga pendidikan terdepan dikabupaten.
c.       Menjadikan lulusan yang berprestasi,berbudaya,dan berIMTAQ.
Setelah itu, keseluruhan contoh visi diatas juga telah menggambarkan keinginan pada masa depan, namun demikian,ukuran ukuran tercapainya visi tersebut masih sangat interpretatif  karena masih bersifat kualitatif. Untuk mencegah adanya beragam interpretasi tersebut maka visi sekolah/madrasah harus diterjemahkan dalam berbagai bentuk ukuran kuantitatif. Ukuran ukuran tersebut merupakan indikator ketercapaian visi
Contoh
a.       Terwujudnya pendidikan islami yang unggul dalam bidang akademik dan non akademik.
Bidang akademik
ü  Unggul dalam pelaksanaan PMB yang ditunjukan dengan 90% sekor pencapaian KKM diatas 90
ü  Unggul lomba-lomba karya ilmiah akademik,minimal pada tingkat kabupaten.
ü  Unggul dalam 100% ujian tingkat kelulusan ujian nasional
ü  70%siswa ditrima di PTN dengan 35%nya ditrima di PTN unggulan melalu seleksi SPMB

Bidang non akademik
ü  Menjuarai lomba lomba keagamaan sekurang kurangnya tingkat kabupaten
b.      Terwujudnya madrasah yang menjadi panutan masyarakat untuk melahirkan sumber daya insani yang imani,islami, dan ihsani. Serta menjadi lembaga pendidikan terdepan dikabupaten.
ü  Menjadi rujukan dalam berbagai kegiatan persoalan ditingkat kabupaten.
ü  Lulusan yang hafal juz amma
ü  Lulusan yg telah khatam al qur’an
c.       Menjadikan lulusan yang berprestasi,berbudaya,dan berIMTAQ.
Berprestasi
ü  95% lulusan dari UAN
ü  Sekurang kurangnya mampu menjuarai 5 lomba dalam satu tahun serendah rendahnya tingkat kabupaten
Berbudaya
ü  Terbiasa hidup bersih dan menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan
ü  Mampu berbahasa daerah dengan baik yang dibuktikan dengan uji praktik dengan rata rata nilai 90.
berIMTAQ
ü  Terbiasa melaksanakan sholat 5 waktu dalam satu hari
ü  Telah khatam al qur’an.
Dari indikator ketercapaian visi tersebut dapat ditentukan tujuan tujuan jangka menengah dan sasaran jangka pendek.

3.      Pengertian Misi
Misi merupakan sebuah guidelines yang lebih pragmatis dan konkrit yang dapat dijadikan acuan pengembangan strategi dan aktivitas dalam lembaga atau organisasi. Secara umum misi menurut Sharplin (1985) adalah ‘alasan keberadaan’, misi sebagai deskripsi tentang apa yang hendak dicapai dan untuk siapa. Sementara itu Pearce dan Robinson (1988) menyebutkan bahwa misi organisasi disebutkan sebagai tujuan fundamental dan unik yang menunjukkan perbedaan suatu organisasi dengan organisasi lain yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan (scope) organisasinya. Bertitik tolak dari pandangan tersebut misi adalah alasan bagi keberadaan sebuah organisasi, dalam hal ini yaitu alasan keberadaan sekolah, karena itu sekolah sebagai organisasi memiliki kebutuhan khusus untuk mengkomunikasikan misi dan mengartikulasikan tujuan, target dan ukuran  yang menjadi dasar penilaian kinerjanya.[2]

4.      Memformalisasikan Misi
Misi merupakan hah hal penting yang harus dilakukan oleh sekolah/madrasah dalam upaya untuk mencapai visi.
Dalam pembuatan misi, penting untuk diperhatikan hal hal yang berkaitan dengan:
a.       Misi harus mampu menggabarkan berbagai kepercayaan dan nilai nilai yang dianut sekolah/madrsah.
b.      Statement misi harus berorientasi kemasa depan dan mampu menggambarkan sekolah/madrasah pada masa yang akan datang dengan berpijak pada apa yang telah ada
c.       Statement misi harus fokus pada pencapaian visi.
d.      Statement misi bukan sesuatu yang umum,tetapi khusus berlaku untuk sekolah/madrasah tertentu.
Dari misi tersebut kemudian dikembangkan statement misi sebagai mana contoh berikut:
     Terwujudnya pendidikan islami yang unggul dalam bidang akademik dan non akademik.

Misi:
a.       Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif melalui berbagai pemecahan kasus dan soal soal standar nasional
b.      Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler wilayah olahraga dan seni yang berkualitas dalam mendorong siswa untuk dapat menjuarai berbagai lomba olahraga dan seni ditingkat kabupaten.
Terwujudnya madrasah yang menjadi panutan masyarakat untuk melahirkan sumber daya insani yang imani,islami, dan ihsani. Serta menjadi lembaga pendidikan terdepan dikabupaten.
Visi :
a.       Mengembangkan proses pembelajaran yang dapat memacu keingintahuan siswa, imajinasi, intuinsi, dan aklakul karimah
b.      Melaksanakan pembelajaran membaca al qur’an secara berkesinambungan dari kelas satu sampai kelas tiga untuk memastikan bahwa lulusan telah menghatamkan membaca al qur’an dan hafal surat surat juz amma.
Dari contoh diatas terlihat bahwa misi yang ditulis merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh sekolah/madrasah dalam upaya mencapai misi.
5.      Memformulasikan Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran merupakan arah atau keadaan yang akan diupayakan untuk dicapai oleh sekolah/madrasah dalam kurun waktu sedang dan pendek.
Teknik penulisan tujuan dan sasaran harus dinyatakan dalam kalimat yang disusun dengan metode SMART yang merupakan kepanjangan dari :
 Specifik : sasaran harus dirumuskan secara jelas untuk satu tujuan                  atau   sasaran tertentu
Measurable : bahwa pernyataan tujuan dan sasaran harus mampu diukur
Attainable : mengindikasi bahwa pernyataan tujuan dan sasaran mampu untuk dicapai dengan mendasarkan pada sumberdaya yang ada
Responsible :bahwa pernyataan dalam tujuan dan sasaran memiliki tanggung jawab
Time frame : tujuan dan sasaran harus memiliki kerangka waktu pencapaian.
Contoh : Terwujudnya pendidikan islami yang unggul dalam bidang akademik dan non akademik.
Misi :
1.      Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif melalui berbagai pemecahan kasus dan soal soal berstandar nasional
2.      Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler wilayah olahraga dan seni yang berkualitas dalam mendorong siswa untuk dapat menjuarai berbagai lomba olahraga dan seni ditingkat kabupaten.

6.      Mensosialisasikan Visi, Misi, dan Tujuan
Visi, misi, tujuan, dan sasaran walaupun dirumuskan secara baik dan memenuhi keseluruhan unsur dalam pembuatan visi, misi, tujuan, dan sasaran. Namun tidak serta merta dapat dipahami oleh seluruh komponen yang ada disekolah/madrasah, tetapi harus harus menjadi milik SDM yang ada di organisasi.
Sekolah/madrasah harus mensosialisasikan visi dan misinya kepada seluruh SDM yang ada disekolah/madrasah. Sosialisasi dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah/ madrasah. Kepala sekolah/madrasah dan wakilnya merupakan personal yang paling paling kompeten dan memiliki otoritas dalam pelaksanaan sosialisasi ini.
             Namun demikian, perlu diingat bahwa pemahaman dan dan pelaksanaan merupakan hal yang berbeda. Pemahaman seluruh komponen sekolah/madrasah terhadap visi, misi sekolah/madrasah sering kali belum mampu mendorong seluruh komponen sekolah/madrasah untuk bergerak mencapai sasaran,tujuan dari sekolah/madrasah tersebut.itulah sebabnya menejemen sekolah/ madrasah harus mengembangkan strategi untuk mendorong seluruh komponen sekolah/ madrasah menuju kearah pencapaian visi sekolah/madrasah.

7.      Implementasi Visi, Misi, dan Tujuan Dalam Bidang Pendidikan
Visi merupakan suatu proses yang menggambarkan serangkaian kegiatan perencanaan dan penetapan sasaran sekolah secara formal. Dan misi adalah alasan keberadaan suatu lembaga. Untuk mewujudkan visi, maka dibutuhkan misi. Strategi adalah sebuah rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi. Implementasi startegi dalam manajeman sekolah melibatkan upaya besar yang bertujuan mentransformasi tujuan strategik ke dalam aksi yaitu penyelengggaraan program sekolah. Betapa pun hebatnya suatu visi, misi, dan strategi bila tidak diimplementasikan tentu saja strategi itu tidak akan bermakna bagi pengembangan sekolah.
Karena itu, kemampuan kepala sekolah dan personel sekolah lainnya mengimplementasikan suatu strategi dalam manajemen sekolah merupakan hal  yang sangat penting dalam kaitannya dengan skill kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dan guru sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab terhadap kemempuan belajar peserta didik. Kenyataannya implementasi strategi khususnya di sekolah tidak mudah dilakukan. umumnya sekolah terjebak pada kegiatan yang bersifat rutin yaitu guru masuk kelas memberikan pelajaran pendekatannya sama seperti sebelumnya, melaksanakan ujian, memberikan nilai dan hasil ujian dan akhirnya peserta didik lulus dengan kualitas seadanya.[3]
Sedangkan menurut perspektif islam visi dan misi diterangkan al Qur’an (QS. Al-baqarah: 201 dan QS. Al Qashash:77)
Oßg÷YÏBur `¨B ãAqà)tƒ !$oY­/u $oYÏ?#uä Îû $u÷R9$# ZpuZ|¡ym Îûur ÍotÅzFy$# ZpuZ|¡ym $oYÏ%ur z>#xtã Í$¨Z9$# ÇËÉÊÈ  
Artinya: dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka (QS. (Al-Baqarah: 201)
Bagi seorang muslim visi lebih dari sekedar harapan tetapi diartikan sebagai cita-cita,.tujuan. tujuan hidup setelah mengakhiri kehidupan ini.bukan hanya bahagia dunia melainkan diakhirat yang kekal.

Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù š9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# ( Ÿwur š[Ys? y7t7ŠÅÁtR šÆÏB $u÷R9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJŸ2 z`|¡ômr& ª!$# šøs9Î) ( Ÿwur Æ÷ö7s? yŠ$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ  
Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Dari ayat ini dapat difahami bahwa dalam jangka panjang akhirat adalah sebagai visi hidup. Sedangkan dunia sebagai misi untuk mewujudkan cita- cita hidup bahagia disurga yang kekal dan abadi.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain:
Misi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang dapat ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang dapat diperoleh, serta aspirasi dan cita-cita di masa depan atau dengan kata lain, misi adalah guidelines dari visi organisasi.
Visi merupakan kerangka tentang gambaran organisasi di masa mendatang yang penetapannya didasarkan pada kemampuan dan keadaan internal organisasi.
Manajemen strategik memiliki tiga elemen dasar, yaitu analisis strategi, formulasi strategi, dan implementasi strategi. Dan yang paling sulit untuk dilakukan adalah implementasi strategi. Implementasi startegi dalam manajeman sekolah melibatkan upaya besar yang bertujuan mentransformasi tujuan strategik ke dalam aksi yaitu penyelengggaraan program sekolah

DAFTAR PUSTAKA
Sagala, Sayful, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2007.

Salusu, J. Pengambilan Keputusan Stratejik, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996.




[1] Dr. H. SyaifulSagala, M. Pd, ManajemenStrategik Dalam Peningkatan MutuPendidikan,  (Bandung: Alfabeta, 2007) ,hal., 134-135.
[2]SayfulSagala, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2007, h 135
[3]Syaiful Sagala, hal,. 139.

0 komentar:

Posting Komentar