BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan, seperti
sifat sasarannya yaitu manusia mengandung banyak aspek dan sifatnya yang sangat
kompleks. Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut
pandang. Manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik, haruslah
ditempatkan sebagai pribadi yang utuh. Dalam kaitannya dengan kepentingan
pendidikan, akan lebih ditekankan hakikatnya manusia sebagai kesatuan sifat
makhluk individu dan makhluk sosial.
Berdasarkan pengertian
tersebut dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang
perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa
perubahan-perubahan apa saja yang didinginkan dalam kebiasaan dan
sikap-sikapnya. Jadi anak dibantu oleh guru, orang tua, dan orang dewasa
lainnya untuk memanfaatkan kapasitas dan potensi yang dibawanya dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.
Rasulullah SAW bersabda:
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا ابْنُ
أَبِي ذِئْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ
تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Adam telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dza'bi dari Az Zuhriy dari Abu Salamah bin
'Abdurrahman dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Setiapanak dilahirkan dalam
keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu
menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang
melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat
padanya?(HR Bukhari)[1]
Pembelajaran individual
merupakan pembelajaran yang menitikberatkan bantuan dan
bimbingan kepada masing-masing individu. Pembelajaran individual atau
pengajaran perseorangan merupakan suatu strategi untuk mengatur kegiatan
belajar mengajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa memperoleh perhatian
lebih banyak daripada yang dapat diberikan dalam rangka pengelolaan kegiatan
belajar mengajar dalam kelompok siswa yang besar.
B. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan
penulis dan pembaca dalam hal pembelajaran
individual disamping itu juga makalah ini untuk memenuhi tugas
kelompok pada Mata Kuliah "Pembelajaran PAI di Sekolah, Madrasah,
Ponpes dan Perti”
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Usaha-Usaha
Pembelajaran Individu
Pengajaran individual akan senantiasa
merupakan masalah yang menarik perhatian para pendidik. Sejak lama yang di
ketahui adanya perbedaan antara berbagai individu yang tak dapat tiada harus di
perhatikan. Perbedaan dapat juga dalam gaya belajar murid maka karena itu macam
macam usaha yang telah di jalankan untuk memenuhi perbedaan individual dalam
proses belajar mengajar.
antara lain : belajar beiprogama,
(progarammed instruction), belajar dengan bantuan komputer (computer –assisted
instruction and management) sistem perolehan informasi (information retrieval
systems )dan bentuk pengajaran individual lainnya .
Sistem individual itu
kebanyakan mempunyai ciri yang sama, yakni perhatian akan perbedaan
individualdikalangan para pelajar dan usaha untuk menyesuaikan pelajaran dengan
perbedaan itu dengan cara lebih mengutarnakan proses belajar daripada mengajar,
merumuskan tujuan yang jelas, mengusahakan partisipasi aktif dari pihak murid,
menggunakan evaluasi dan memberi kesempatan kepada murid untuk maju dengan
kecepatan masing masing.
1.
Pengajaran berprogama
Pengajaran berprogama (PB) dan di
ciptakan oleh skinner dan kemudian di beri modivikasi oleh dawder, pada prinsya
terdiri atas langkah langkah yang tersusun menurut urutan yang membawa murid
dari apa yang telah di ketahuinya sampai apa yang telah di ketahuinya, yaitu
tujuan itu di tentukan berdasarkan analisis keseluruhan bahan yang akan di sampaikan.-tiap
langkah di tuankan di dalam.[2]
Ada dua macam PB yakni :
(1)
Linier (skinner)
yang mengharuskan melalui semua langkah dari awal samai akhir
(2) Program bercabang (crawder) yang memberi kemungkinan
kepada siswa untuk melampaui bagian bagian yang telah di kuasainya dan
membimbing mereka yang mengalami kesukaran tertentu untuk melakuakn latihan
tertentu . kenbanyakan pelajaran PB dituangkan dalam bentuk cetakan akan tetapi
dapat juaga di sajikan dengan alai audio visual atau komputer .
Tidak
seluruh program atau kurikulum diberikan dalam bentuk PB. Pengajaran berprogama
pada umumnya hanya merupakan sebagian darimetode metode yang dipengajaran
berprogama dapat disajikan
digunakan.
dengan bahan yang menyangkut kegiatan mental tinggi, seperti "analisis
" dan "sintesis dalam bidang kognotif, namun sebagian
besar bahan yang diberikan. melalui PB terdiri atas pengetahuan dan pemahaman
belaka .
Keuntungan pengajaran berprogama ini
ialah antara lain, (1) langkah langkah menuju tujuan dapat di kontrol atau di
atur dengan jaminan yang tinggi bahwa tujuan akan tercapai sepenuhnya, ( atau
feedback yang langsung atau segera )
(2) partisipasi aktif dari pihak murid
(3) kesempatan bagi murid untuk belajar
dan maju menurut kecepatan masing masing .
Disamping itu ada pula sejumlah
kelemahannya, antara lain (1) program ini sering panjang lebar dan karena itu
membosankan, kecuali bila di beri kesempatan untuk maju menurut kecepatan
masing masing
(2)
sebenarnya tidak memberi kesempatan individual artinya memberi kesempatan memilih
pelajaran menurut kebutuhan individual karena bahan pelajaran dandemikian pula cara
mempelajarinya telah di tentukan dan murid terikat pada metode serta isi
program itu
(3) juga dalam pengajaran ber programa, yang
bercabang pun tidak ads kemungkinan bagi murid untuk memilih murid diatur untuk
mengikuti jalur tertentu
(4) sedikit kemungkinan membuat kesalahan,
karena progrom, itu telah di atur sedemikian rupa sehingga langkah langkah itu
sangat mudah untuk di jawab dengan baik .
2.
Penggunaan komputer dalam pengajaran
Pengajaran dengan di bantu oleh komputer
atau Mter assisted instruction,(CAI)
adalah pengajaran yang menggunakan komputer sebagai alatbantu. komputer ini
dapat di lengkapi sehingga memperluas fungsinya, misalnya dengan "tape
recorder, earsphone, proyektor, untuk slide dan fibre, layer televisi, dan
keyboard" dan dapat di gunakan sebagai mesin belajar atau teaching
machine. Selain itu komputer dapat memberi macam macam lainnya, seperti:
1.
Menyimpan bahan
pelajaran yang dapat di manfaatkan kapan saja di perlukan.
2.
Memberi
informasi tentang berbagai referensi dan sumber sumber serta alat audio visual
yang tersedia.
3.
Memberi
informasi tentang ruang belajar , murid-murid dan tenaga pelajar
3.
Komputer untuk manajemen pengajaran
Komputer digunakan sekaligus oleh
sejumlah besar pelajar, masing masing dengan tugas tersendiri, maju menurut
kecepatan masing masing, pada seat yang bersamaan mengambil tes diagnostig yang
berbeda beda. Untuk mengatur hal hal ini semuanya telah di ciptakan komputer
yang sanggup melaksanakan management seluruh kegiatan itu yang disebut Qomputer
based intructional management sistem (CBIMS). Tugas utama komputer ini ialah
(1) Menscoretest
(2) Mendiagnosis kelemahan kelemahan siswa
(3) Menyarankan kegiatan kegiatan yang perlu
dilakukan
(4) Menulis laporan tentang hasil belajar
siswa.komputer dapat memberi laporan tertulis kepada tenaga, pengajarantentang,
(1) nama siswa,
(2) tugas yang sedang di ker akan siswa,
(3) tujuan yang harus di capai dengan
tugas tersebut,
(4)
hasil belajar murid yaitu score pada test yang telah di ambilnya. Komputer itu
juga dapat memberi keterangan, tentang julah siswa yang menger aka unit
tertentu serta proposi siswa yang telah berhasil lulus dalam tes tertentu.
Dengan bantuan komputer banyak pekerjaan guru yang mendapat keringanan, bahkan
ada yang sama sekali tak perlu di lakukan oleh guru sendiri. malahan apa yang
di hasilkan oleh komputer, seperti laporan laporan kepada murid, kepada guru,
dan lain lain tak mungkin di laksanakan oleh guru setiap kali apalagi menghadapi jumlah siswa yang besar.
Maka karena itu
guru dapat memberi perhatian yang lebih banyak kepada hal hal yang lebih
profesional.
Ternyata
pula, bahwa dengan komputer dengan serupa ini sebagian besar dari siswa
menyatakan, bahwa hasil belajar mereka meningkat selain dari mempercepat proses
belajr mereka.
4.
Komputer sebagai pemberi informasi
Komputer dapat mernbantu dalam
memberikan informasi tentang berbagai hal yang di perlukan oleh murid atau
tenaga pengajar, misaslnya tentang tips bidang studi, akan tetapi juga mengenai
topik-topik tertentu seperti soal polusi, urbanisasi, kependudukan, dan
sebagainya. Informasi itu dapat di beri dalam bentuk audio, jadi lisan, dapat
pula secara audio-visual pada layar televisi. Bahan yang di kumpulkan dapat di
ambil dari pidato radio atau televisi, ceramah ceramah, konferensi-konferensi.
Bahwa sistem komputer ini banyak
manfaatnya dapat kita bayangkan, karena murid maupun guru secara individual
atau untuk keperluan dasical dapat memperoleh informasi yang di perlukan untuk
suatu saat yang di kumpulkan pada pusat tertentu pada jarak yang ber auhan dari
termpat di perlukanyya informasi itu. Salah satu di anatara sistem ini di sebut
remote aq~winstructionql system (RAILS). nama itu menunjukan
bahwa kita dapat memperolh informasi dari suatu jarak untuk kepentingan
mengajar dan belajar.
5.
Pusat Pusat Belajar
Pusat belajar atau learning center dapat
di pandang sebagai salah satu nbentuk komputer seperti yang kits bicarakan
diatas. Informasi disimpan dalam bentuk film, vidio tape, rekaman kaset, buku
dan sebagainya. Learning center hubungkan dengan komputer yang dapat memberi
keterangan tertulis tentang informasi yang tersedia serta bentuk informasi itu
dapat di peroleh berupakan film, video, tape atau bentuk lainnya .
6.
Pendekatan Audio Tutorial
Pendekatan ini juga berdasarkan belajar
secara individual. Anak-anak dapat belajar mmenurut kecepatan masing masing
dengan bahan peljaran yang tidak unifrom yang lain memungkinkan pendalaman bagi
individu menurut tujuan masing masing.
Inti pendekatan ini adalah belajar
sendiri oleh murid, semacam bilik yang kecil ( audio turorial booth atau self
instructional learning carrel), yang di lengkapi dengan audio tape yang
mengarahkan sistem kepada berbagai kegiatan kegiatan belajar, alat audio
visual, mungkin juga eksperiment yang harus di lakukan. Pelajaran yang
disajikan melalui audio tapi itu tidak sekadar merupakan kuliah akan tetapi
prinsip program yang di urutkan menurut langkah langkah yang menjamin hasil
sebaik baiknya.
Sistem audio tutorial ini
dirasa menarik oleh siswa antara lain mekarena mereka menurut merasa turut
bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri. untuk itu mereka harus menyusun
jadwal kegiatan itu sendiri. Mereka merasa turut aktif dalam membina diri
sendiri. cara belajar ini bertambah menarik, karena setiap siswa memperoleh
kesempatan untuk mendapat angka tertingi yaitu A. Jadi belajar ini di dasarkan
atas rasa suseks dan bukan kegagalan dan frustasi.
7.
Pengajaran Model
Pengajaran model termasuk salah satu sistem individual
yang paling bare dan menggabungkan keuntungan keuntungan dari berbagai metode
pengajaranindividual., seperti tujuan spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat
di amati danb di ukur belajar menurut kecepatan masing masing, balikan, atau
feed back yang banyak .
Keuntungan-keuntungan pengajaran modul
ini antara lain:
(a) Memberikan
feedback atau balikan yang segera dan terns menerus. Balikan ini perlu bagi
murid agar ia mengetahiu beberapa banyak dan hingga mans ia telah menguasai
bahan pelajaran, dan bagi guru untuk mengetahui hingga manakah sebenarnya
efektivitas modu itu. ( b) dapat di sesuaikan dengan kemampuan anak.
(b) Dapat
disesuaikan dengan kemampuan anak secara individual; dengan memberikan kelulusaan tentang kecepatan mempelajarinya,
bentuk bentuk maupun bahan pelajaran.
(c) Memberikan
secara khusus pelajaran remedial untuk membantu anak dalam mengatasi
kekurangannya. Berkat penilaian yang kontinue maka kekurangan kekurangan segera
dapat di temukan. Yang di ulangi hanya bagian bagian yang belum di kuasainya
dan tidak perlu seluruh pelajaran itu, yang tentu akan banyak menghamburkan
waktu dan tenaga round, selain memupuk rasa kejengkelan pada murid itu .
(d) Membuka
kemungkinan untuk melakukan test formatif Pelajaran yang tradisional, misalnya
dalm bentuk buku pelajaran, memberikan bahan pelajaran yang banyak serta
panjang, dan bare di nilai pada akahir pelajaran itu. Sering pula pertanyaan
dan tugas tugas serupa itu tidak di laksanakan sehingga, tidak ada feedback
untuk mengetahui kekurangan murid dan memperbaikinya sambil memngembangkan
pengetahuan anak selanjutnya secara bertahap. pengajaran modul memberikan bahan
yang sedikit sekaligus dan langsungdi beri penilaian.
8.
Minicourses
Minicourses sebenarnya tak dapat di
bedakan dari modul. Seperti modul minicourses ini merupakan kesatuan bulat yang
lengkap yang disusun untukdipelajari secara, individual. Minicourse dapat
disusun untuk berbagai Macam tujuan,seperti tentang "Metode pelajaran
berprogama" bermain peranan dan lain lain untuk tiap bidang study atau
topik. Minicourse ini juga memberi petunjuk tentang kegiatan kegiatan belajar
bagi siswa untuk mencapai tujuan yang di harapkan, seperti mendengarkan
pelajaran yang di rekam, film strip, diskusi kelompok, dan lain sebagainya.
Minicourse tidak hanya memberi
pengetahuan, akan tetapi juga dapat memberikan keterampilan dalam
penelitian,penggunaan informasi secara efektif berfikir analistis dan kritis,
kemampuan membuat desain experimen, memupuk semnagat untuk meneliti dan berker
a efektif dalam kelompok.
9.Sistem
Kontrak
Dasar sistem ini ialah bahwa angka angka
merupakan motivasi utama bagi murid untuk belajar. Murid-murid biasanya hanya
belajar bila menghadapi test,ulangan atau ujian. Bila tidak ada itu,kebanyakan
murid tidak belajar sungguh sungguh.
Dengan mengadakan tugas dengan kredit dan angka
akhir, maka murid murid mendapat dorongan untuk belajar dengan gist. Untuk
memperoleh angka tertinggi tidak perlu semua menunjukan prestasi yang sama
tentang materi yang sama. Jumlah kredit untuk angka tertinggi dapat di peroleh
dari berbagai kegiatan yang lebih menarik bagi seorang murid, namun is harus
melakukan segala jenis tugas yang di tentukan.
Agar sistem kontrak ini efektif, maka di
berikan petunjuk petunjuk sebagai berikut :
·
Setiap tugas
hendaknya di beri penghargaan berupa kredit.
·
Kredit itu
hendaknya di berikan sesering mungkin.
·
Kontrak itu
hendaknya mengutamakan prestasi, bukan kepatuhan.
·
Peker aan harus
di beri penghargaan selekas, mungkin segera setelah di selesaikan.
·
Kontrak itu
harus layak.
·
Syarat-syarat
kontrak itu harus jelas.
·
Kontrak itu
harus jujur.
·
Kontrak itu
harus positif.
·
Kontrak itu
sebagai metode belajar harus disusun secara sistematis.
Selanjutnya para pelajar harus, jelas
mengetahui apa yang di harapkan dari mereka. Tugas yang kurang baik harus
diberi kesempatan untuk diulangi tanpa mendapat hukuman atas peker aan semula.
Untuk melaksanakan sistem ini dengan baik diperlukan sejumlah pembantu guru
untuk memeriksa peke6aan murid secepat mungkin.
Murid-murid harus pula mengetahui taraf mute
pekerjaan yang
diharapkan dari mereka dan juga apabila perker aan itu harus di selesaikan.
Melampaui batas waktu menyelesaikan tugas akan di beri hukuman berupakan
pengurungan kredit, agar peker aan tidak bertumpuk tumpuk pada akhir semester,
yang mengakibatkan banyak yang tidak lengkap sehingga, banyak murid mengalami
kegagalan memenuhi syarat syarat yang di tentukan. Akan tetapi menetukan waktu
peker aan harus selesai membatasi kesempatan untuk berker a menurut kecepatan
masing masing.
10.
Sistem Keller
Sistem keller termasuk personalized
system of instruction atau sistem pengajaran individual. Sistem ini terutama di
gunakan pada tingkat perguruan tinggi dan mendapat sukses yang besar, sehingga
makin banyak perkuliahan di selenggarakan menurut sistem ini.
Sistem keller ini ternyata menunjukan
hasil yang lebih baik daripada sistem kuliah secara konfensional. Matra karna
itu popularitasnya, miningkat. Keunggulan sistem keller ini di buktikan secara
empiris, sehingga meyakinkan. Keberhasilan sistem keller ini menurut perkiraan
tercapai karena:
·
Tujuan akhir
yang harus dicapai dalam tiap satuan pelajaran ditentukandengan jelas dalam
bentuk kelakuan yang dapat dinilai secara obyektif.
·
Bahan yang harus
dipelajari di pecahkan dalam bagian bagian kecil yang dapat di kuasai sepenuhnya
secara, tuntas.
·
Penilaian
sebagai reinforcement Bering diberikan segera setelah suatu bagian di
selesaikan oleh mahasiswa.
·
Gagal dalam test
tidak diberikan hukuman dan test itu dapat diulangi
sampai tercapai penguasaan tuntas serta dihargai dengan angka. tertinggi.
sampai tercapai penguasaan tuntas serta dihargai dengan angka. tertinggi.
·
Kuliah tak
diharuskan untuk di hadiri, oleh sebab kuliah itu terutarna, di maksudkan untuk
memberikan dorongan atau motivasi kepada mahasiswa untuk belajar.
Namun, menentukan dengan jelas bahan apa,
yang harus dikuasai memungkinkan murid untuk belajar dengan efesien dan karna
itu mempunyai waktu yang lebih baik untuk mempelajari hal hal lain yang di
anggap perlu.
11.
Pengajaran yang ditentukan untuk tiap individu
Dalam program ini diusahakan menyusun
suatu program untuk tiap murid secara individual menurut kebutuhan atau taraf
pengembangan atau pengetahuan murid. Seperti halnya dengan pengajaran
individual lainnya, program ini di berikan menurut langkah-langkah yang disusun
secara teliti/berdasarkan tujuan khusus yang spesifik yang selanjutnya
menentukan bahan yang harus dipelajari, kegiatan
kegiatan belajar yang harus dlakukan, metode dan proses belajar mengajar yang
akan dijalankan, test test yang diperlukan dan sebagainya. Prinsip dasar
bagi bentuk pengajaran ini ialah kita, harus mengetahui persis :
1) Apa
yang ingin kita, ajarkan kepada murid
2) Bila
mana isi telah menguasainya
3) Apa,
yang telah di ketahui murid tentang bahan yang akan di berikan
4) Apa.
yang masih harus dipelajari oleh murid,
Untuk itu harus ada,
1) Alat yang menentukan bahan yang sesuai dengan
taraf pengembangan. murid.
2) Pre-test
yang di berikan sebelum memulai sesuatau satuan pelajaran
3) Post-test
untuk mengetahui tingkat penguasaan murid
4) Test
berdasarkan kurikulum untuk mengukur kemajuan murid
Kebanyakan bahan yang di berikan
berbentuk pelajaran berprograma. banyak sekolah yang mengikuti pengajaran
serupa, ini atas pertimbangan timbangan sebagai berikut:
1. Metode
perkuliahan sering tidak memberikan hasil yang di harapkan, dan banyak
mahasiswa gagal atau mendapat angka yang rendah sehingga harus mengegulanginya
oleh sebab mereka kebanyakan pasif dalam proses belajar mengajar.
2. Diskusi
yang memberi pecan utama kepada pelajar lebih bennanfhat daripada diskusi yang
di kuasai oleh guru.
3. Siswa
akan lebih banyak belajar bila is diberi kesempatan untuk menela'ah bahan itu
dari berbagai segi menurut kecepatan masing masing dengan memberi kebebasan
untuk memilih cara yang paling efektif menurut pendapatnya.
4. Efesiensi
belajar meningkat, bila sering di adakan evaluasi dengan memberikan diagnosis
langsung tentang hasilnya.
5. Team
pelajar lebih efektif sebagai tutor daripada guru sendiri.
6. Bahan
peljaran lebih melekat bila Siswa turut di libatkan.
7. Rekaman
audio video sebagai alai untuk belajar sendiri lebih efektif daripada belajar
dari guru.
8. Siswa
di haruskan memberi laporan sekali seminggu kepada guru mengenai kemajuan yang
telahn dicapainya.
9. Guru
harus mengadakan administrasi segala tuga, yang telah di lakukan oleh murid.
Bila ada komputer, maka peker aan ini dapat di permudah dengan memanfaatkannya.
Jadi kita lihat, bahwa metode ini di dasarkan
atas prinsip prinsip yang sama dengan pengajaran individual lainnya yakni:
1. Memberi
kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing.
2. Membuka
kemungkinan bagi siswa untuk mencapai penguasaan penuh atas bahan yang di
pelajari.
3. Mendorong
siswa untuk menjalankan metode problem solving, jadi pemikiran dalam melakukan
tugas-tugas.
4. Mengembangkan
kesanggupan untuk mempunyai inisiatif dan mengatur diri sendiri dalam belajar.
5. Memupuk
kebiasaan untuk menilai diri sendiri dan mempertinggi motivasi untuk belajar.
6. Menentukan
dengan teliti dengan taraf pengetahuan siswa sebelum di berikan tugas atau
kontrak tertentu.
7. Memberikan
evaluasi yang sexing secara individual untuk mengetahui dengan segera hasil
yang di capai sebagai reinforcement bagi pelajar maupun guru, akan tetapi juga untuk
memperbaiki kesalahan kesalahan yang di bust oleh murid, maupun kelemahan
kelemahan tugas itu sendiri.
12
Proses belajar mengajar menurut pilihan siswa
Pendekatan yang berbeda yang dengan apa
telah di kemukakan diatas ialah penyediaan berbagai kemungkinan metode belajar
seperti metode kuliah, diskusi, kelompok kecil, seminar, belajar sendiri,
kuliah dan diskusi atau kombinasi antara dua metode.
Pendekatan pembelajaran ini berorientasi
pada siswa, yaitu menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan belajar
bersifat modern. Siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan
kreatifitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung
sesuai dengan minat dan keinginannya. Pendekatan ini, selanjutnya menurunkan
strategi pembelajaran discovery dan inkuiry serta strategi
pembelajaran induktif, yaitu pembelajaranyang berpusat pada siswa. Peran gurulebih
menempatkan diri sebagai fasilitator, pembimbing sehingga kegiatan belajar
siswa lebih terarah.
Menurut hasil percobaan dengan
memberikan pilihan kepada siswa atas metode yang paling serasi bagi mereka,
ternyata:
1.
Semangat belajar
dalam tiap metode belajar tinggi, mungkin karena sendiri memilihnya dan karena
pilihan itu sesuai dengan pribadi mereka.
2.
Siswa yang
belajar dalam kelompok kecil mencapai angka yang paling tinggi pada tes yang
berbentuk esai yang di berikan secara tiba-tiba tanpa di beritahukan terlebih
dahulu.
3.
Evaluasi sendiri
dan oleh teman lebih banyak terdapat di kalangan mereka yang belajar dalam
kelompok kecil.
4.
Tidak terdapat
perbedaan dalam hasil pada tes akhir murid-murid yang mengikuti metode metode
belajar berbeda beds menurut pilihan masingmasing.
B.
Tinjauan dan Renungan
Setelah kita pelajari sejumlah cara untuk
memperhatikan perbedaan individual daslam prose belajar mengajar, maka perlu
kita meninjau
merenungkannya secara keseluruhan.
Berbeda dengan pendekatan pembelajaran
pemrosesan informasi, pendekatan pembelajaran individu berorientasi pada individu
pengembangan diri. Pendekatan ini memfokuskan pada proses dimana individu
membangun dan mengorganisasikan dirinya secara realitas bersifat unik. Ada
beberapa model pembelajaran yang termasuk pendekatan ini, diantaranya adalah
pengajaran tidak langsung, pelatihan kesadaran, sinektik, sistem konseptual,
dan pertemuan kelas. Dalam pembahsan ini hanya ads tiga model yang akan
diperkenalkan, yaitu
(1)
model pembelajaran pengajaran tidak langsung (non-directive teaching),[3]
(2) model pembelajaran pelatihan
kesadaran (awareness training), dan
(3)
model pembelajaran pertemuan kelas (dassroom meeting).
Bermacam-macam cara telah di tempuh
untuk menyesuaikan pelajaran dengan kemampuan dan kebutuhan murid sebagai
individu. Semua metode itu mencoba, memperhatikan perbedaan perbedaan
individual dikalangan pelajar.
C Peranan
guru
Jadi peranan guru akan mengalami
perubahan dari tokoh yang terutaxna, menyampaikan informasi menjadi orang yang
memberikan bimbingan dan bantuan kepada, tiap siswa secara individual.
Guru merupakan Faktor Penentu yang
sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan
dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari
proses pendidikan secara keseluruhan. Peranan guru meliputi banyak hal, yaitu
guru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur
lingkungan belajar, perencana pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai
evaluator.[4]
1) Fasilitas dan Sumber
Menjalankan metode pengajaran individual
yang di maksud memperbaiki mute pengajaran harus didukung oleh berbagai
fasilitas, sumber, dan tenaga pembantu . Antara lain diperlukan sumber-sumber
dan alat-alat yang cukup untukmemungkinkan murid belajar secara individual.
Selain itu seluruh staf hendaknya mendukung cara belajar ini, sehingga arus
perbaikan ini tidak dihalangi.
Kebanyakan pengajaran
individual ini akan merupakan percobaan pada saat ini. Setiap percobaan menemui
banyak kesulitan dan rintangan. Tidak semua tenaga pengajar mempunyai misiatif
dan keberanian untuk melangkah ke dunia yang belum pernah dikenalnya. Dorongan
untuk percobaan harus mendapat dukungan bahkan bantuan dari pihak atasan.
D Peranan Siswa
Siswa yang telah
biasa dengan pengajaran yang berpusat pada guru yang memberi peranan reseptif
dan pasif kepada siswa, akan lebih suka akan metode pengajaran ini dan
mengalami kesulitan untuk beralih kepada cara-cara yang lain, yang belum pernah
mereka alami. Namur setelah mengalami sendiri, mungkin banyak yang
merasa tertarik pada metode yang memberika partisipasi dan aktivitas kepada
mereka.
Siswa merupakan faktor yang sangat penting. Mereka dapat
menilai metode barn itu dan dapat member saran-saran yang sangat berharga.
Siswa yang lebih maju dari temannya dapat dimanfaatkan sebagai pembantu guru
mengajar temannya.
E.
Individualitas Mengenai Isi dan Metode
Pada umumnya, bila di bicarakan soal
penyesuaian pengajaran dengan individu yang diutamakan ialah soal metode
belajar mengajar teknik mengajar, cara pengetahuan pelajaran. Yang kurang
dipertimbangkan ialah hingga manakah dapat disesuaikan bahan pelajaran dengan
kebutuhan individual.
Biasanya bahan pelajaran telah
ditetapkan menurut kurikulum dan tidak lagi diganggu gugat. Akan tetapi ada
pula yang mengemukakan kemungkinan untuk juga menyesuaikan bahan pelajaran
dengan kebutuhan siswa itu. Tentu saja kebutuhan siswa tidak dapat lepas dari
kebutuhan masyarakat dan syarat-syaratlainnya, seperti syarat untuk melanjutkan
studi atau menjabat pekerjaan, jadi bahan itu harus relevan.
F.
Evaluasi
Kegiatan pembelajaran yang memuat tindak
interaksi, antara pembelajar dan pelajar berorientasi pada sasaran belajar,
berakhir dengan evaluasi. Kegiatan evaluasi terdiri dari kegiatan evaluasi
hasil belajar dan kegiatan evaluasi proses pembelajaran. Hal ini menunjukan
bahwa kegiatan evaluasi merupakan bagian integral dari kegiatan
pembelajaran/pendidikan.
Evaluasi berarti sebagai
proses sistematis menetapkan nilai tentang sesuatu hal, seperti objek, proses,
unjuk ker a, kegiatan, hasil, dan tujuan. Evaluasi pembelajran merupakan suatu
proses penentuan nilai, jasa atau manfaat kegiatan pembelajaran berdasarka
kriteria tertentu melalui kegiatan pengukuran dan penilaian.'
Kriteria evaluasi bukan sekedar menguji
tanpa tujuan tertentu. Ujian tersebut memiliki fungsi-ftmgsinya sendirisehingga
soal yang disusun untuk suatu ujian untuk mengukur efektifitas belajar siswa
berbeda dengan cara penyusunan soal untuk mengulur kemampuan institusional
siswa. Padahal ujian dimaksudkan untuk mengukur dan menilai kemampuan
individual siswa diantara siswa lain dalam kelas. Pada dasamya guru ingin
mendapatkan data-data berikut ini:
1.
Apakah sasaran
belajar yang ditetapkannya sudah tepat, terlalu tinggi atau terlalu rendah bagi
siswa dalam kelompok kelas itu?
2.
Apakah perlu
dilakukan pernisahan antara kelompok siswa cepat belajar (fast learners) dengan
siswa yang lamban (slow learners) dan seterusnya?[5]
BAB III
TANGGAPAN
Adanya
perbedaan individual menunjukkan adanya perbedaan kondisi belajar setiap orang,
agar individual dapat berkembang secara optimal sepertierbedaan umur,perbedaan
intelegensi,perbedaan kesanggupan dan kecepatan, danperbedaan jenis kelamin.Perbedaan
individual tersebut harus mendapat perhatian guru agar berhasil dalam pemberian
pembelajaran kepada siswa. Untuk mengetahui itu guru
harus mengenal perbedaan yang ada pada siswa, antara lain dengan cara tes,
mengunjungi rumah dan lain sebagainya.
Model pembelajaran individual menawarkan solusi terhadap masalah peserta didik yang beraneka
ragam tersebut. Pembelajaran individual memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menentukan sendiri tempat, waktu, kapan dirinya merasa siap untuk
menempuh ulangan atau ujian. Sehingga
peserta didik dapat belajat tanpa
dibatasi waktu, belajar secara tuntas, para peserta didik dapat bekerja
sesuai dengan tahapan mereka dengan waktu yang dapat mereka sesuaikan dengan gaya-gaya
pembelajaran yang berbeda dapat diakomodasi. Selain itu pendidik juga dapat
mengontrol peserta didik mengenai
bagaimana dan apa yang mereka pelajari.
BAB
IV
KESIMPULAN
Pengajaran
individual akan senantiasa merupakan masalah yang menarik perhatian para
pendidik. Sejak lama yang di ketahui adanya perbedaan antara berbagai individu
yang tak dapat tiada harus di perhatikan. Penggunaan metode sarana dan Prasarana menjadi salah satu cara Untuk
mensukseskan Proses Pembelajaran, Di samping itu Proses pembelajaran juga
menunjang dalam segi hal metode, bagaimana metode pembelajaran bisa dijalankan
oleh pengajar, bisa diterima oleh murid, dan segala aspek yang menunjang baik
dari aspek internal eksternal mampu untuk memsukseskan proses Pembelajaran
Busman,
. " Model-Model Pernbelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru". Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
2016
Hamzah,
Nina, Satria. . "Desain Pembelajaran",
Bandung: MQS Publishing. 2010
I Nasution, . "BerbagaiPendekatandWam Proses Belajor & Mengajar”.
Jakarta: PT Bima Aksara 2011.
Lidwa shohih bukari,
[2]I Nasution, . "BerbagaiPendekatandWam Proses Belajor & Mengajar”.
Jakarta: PT Birna Aksara 2011.
Hal. 58
[3]Busman, . " Model-Model Pernbelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru". Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
2016, Hal. 382.

0 komentar:
Posting Komentar