Beranda

Selasa, 02 April 2019

USAHA-USAHA DALAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia mengandung banyak aspek dan sifatnya yang sangat kompleks. Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik, haruslah ditempatkan sebagai pribadi yang utuh. Dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan, akan lebih ditekankan hakikatnya manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan-perubahan apa saja yang didinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Jadi anak dibantu oleh guru, orang tua, dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkan kapasitas dan potensi yang dibawanya dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.
Rasulullah SAW bersabda:
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dza'bi dari Az Zuhriy dari Abu Salamah bin 'Abdurrahman dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Setiapanak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?(HR Bukhari)[1]

Pembelajaran individual merupakan pembelajaran yang menitikberatkan bantuan dan bimbingan kepada masing-masing individu. Pembelajaran individual atau pengajaran perseorangan merupakan suatu strategi untuk mengatur kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa memperoleh perhatian lebih banyak daripada yang dapat diberikan dalam rangka pengelolaan kegiatan belajar mengajar dalam kelompok siswa yang besar.

B.     Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan penulis dan pembaca dalam hal pembelajaran individual disamping itu juga makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok pada Mata Kuliah "Pembelajaran PAI di Sekolah, Madrasah, Ponpes dan Perti












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Usaha-Usaha Pembelajaran Individu

Pengajaran individual akan senantiasa merupakan masalah yang menarik perhatian para pendidik. Sejak lama yang di ketahui adanya perbedaan antara berbagai individu yang tak dapat tiada harus di perhatikan. Perbedaan dapat juga dalam gaya belajar murid maka karena itu macam macam usaha yang telah di jalankan untuk memenuhi perbedaan individual dalam proses belajar mengajar.

antara lain : belajar beiprogama, (progarammed instruction), belajar dengan bantuan komputer (computer –assisted instruction and management) sistem perolehan informasi (information retrieval systems )dan bentuk pengajaran individual lainnya .

Sistem individual itu kebanyakan mempunyai ciri yang sama, yakni perhatian akan perbedaan individualdikalangan para pelajar dan usaha untuk menyesuaikan pelajaran dengan perbedaan itu dengan cara lebih mengutarnakan proses belajar daripada mengajar, merumuskan tujuan yang jelas, mengusahakan partisipasi aktif dari pihak murid, menggunakan evaluasi dan memberi kesempatan kepada murid untuk maju dengan kecepatan masing masing.

1. Pengajaran berprogama
Pengajaran berprogama (PB) dan di ciptakan oleh skinner dan kemudian di beri modivikasi oleh dawder, pada prinsya terdiri atas langkah langkah yang tersusun menurut urutan yang membawa murid dari apa yang telah di ketahuinya sampai apa yang telah di ketahuinya, yaitu tujuan itu di tentukan berdasarkan analisis keseluruhan bahan yang akan di sampaikan.-tiap langkah di tuankan di dalam.[2]

Ada dua macam PB yakni :
(1) Linier (skinner) yang mengharuskan melalui semua langkah dari awal samai akhir
(2) Program bercabang (crawder) yang memberi kemungkinan kepada siswa untuk melampaui bagian bagian yang telah di kuasainya dan membimbing mereka yang mengalami kesukaran tertentu untuk melakuakn latihan tertentu . kenbanyakan pelajaran PB dituangkan dalam bentuk cetakan akan tetapi dapat juaga di sajikan dengan alai audio visual atau komputer .

Tidak seluruh program atau kurikulum diberikan dalam bentuk PB. Pengajaran berprogama pada umumnya hanya merupakan sebagian darimetode metode yang dipengajaran berprogama dapat disajikan digunakan. dengan bahan yang menyangkut kegiatan mental tinggi, seperti "analisis " dan "sintesis dalam bidang kognotif, namun sebagian besar bahan yang diberikan. melalui PB terdiri atas pengetahuan dan pemahaman belaka .

Keuntungan pengajaran berprogama ini ialah antara lain, (1) langkah langkah menuju tujuan dapat di kontrol atau di atur dengan jaminan yang tinggi bahwa tujuan akan tercapai sepenuhnya, ( atau feedback yang langsung atau segera )
(2) partisipasi aktif dari pihak murid
(3) kesempatan bagi murid untuk belajar dan maju menurut kecepatan masing masing .
Disamping itu ada pula sejumlah kelemahannya, antara lain (1) program ini sering panjang lebar dan karena itu membosankan, kecuali bila di beri kesempatan untuk maju menurut kecepatan masing masing
(2) sebenarnya tidak memberi kesempatan individual artinya memberi kesempatan memilih pelajaran menurut kebutuhan individual karena bahan pelajaran dandemikian pula cara mempelajarinya telah di tentukan dan murid terikat pada metode serta isi program itu
 (3) juga dalam pengajaran ber programa, yang bercabang pun tidak ads kemungkinan bagi murid untuk memilih murid diatur untuk mengikuti jalur tertentu
 (4) sedikit kemungkinan membuat kesalahan, karena progrom, itu telah di atur sedemikian rupa sehingga langkah langkah itu sangat mudah untuk di jawab dengan baik .
           
2. Penggunaan komputer dalam pengajaran
Pengajaran dengan di bantu oleh komputer atau Mter  assisted instruction,(CAI) adalah pengajaran yang menggunakan komputer sebagai alatbantu. komputer ini dapat di lengkapi sehingga memperluas fungsinya, misalnya dengan "tape recorder, earsphone, proyektor, untuk slide dan fibre, layer televisi, dan keyboard" dan dapat di gunakan sebagai mesin belajar atau teaching machine. Selain itu komputer dapat memberi macam macam lainnya, seperti:
1.        Menyimpan bahan pelajaran yang dapat di manfaatkan kapan saja di perlukan.
2.        Memberi informasi tentang berbagai referensi dan sumber sumber serta alat audio visual yang tersedia.
3.        Memberi informasi tentang ruang belajar , murid-murid dan tenaga pelajar
3. Komputer untuk manajemen pengajaran
Komputer digunakan sekaligus oleh sejumlah besar pelajar, masing masing dengan tugas tersendiri, maju menurut kecepatan masing masing, pada seat yang bersamaan mengambil tes diagnostig yang berbeda beda. Untuk mengatur hal hal ini semuanya telah di ciptakan komputer yang sanggup melaksanakan management seluruh kegiatan itu yang disebut Qomputer based intructional management sistem (CBIMS). Tugas utama komputer ini ialah
(1) Menscoretest
(2) Mendiagnosis kelemahan kelemahan siswa
(3) Menyarankan kegiatan kegiatan yang perlu dilakukan
(4) Menulis laporan tentang hasil belajar siswa.komputer dapat memberi laporan tertulis kepada tenaga, pengajarantentang,
(1) nama siswa,
(2) tugas yang sedang di ker akan siswa,
(3) tujuan yang harus di capai dengan tugas tersebut,
(4) hasil belajar murid yaitu score pada test yang telah di ambilnya. Komputer itu juga dapat memberi keterangan, tentang julah siswa yang menger aka unit tertentu serta proposi siswa yang telah berhasil lulus dalam tes tertentu.

Dengan bantuan komputer banyak pekerjaan guru yang mendapat keringanan, bahkan ada yang sama sekali tak perlu di lakukan oleh guru sendiri. malahan apa yang di hasilkan oleh komputer, seperti laporan laporan kepada murid, kepada guru, dan lain lain tak mungkin di laksanakan oleh guru setiap kali apalagi menghadapi jumlah siswa yang besar. Maka karena itu guru dapat memberi perhatian yang lebih banyak kepada hal hal yang lebih profesional.

Ternyata pula, bahwa dengan komputer dengan serupa ini sebagian besar dari siswa menyatakan, bahwa hasil belajar mereka meningkat selain dari mempercepat proses belajr mereka.

4. Komputer sebagai pemberi informasi
Komputer dapat mernbantu dalam memberikan informasi tentang berbagai hal yang di perlukan oleh murid atau tenaga pengajar, misaslnya tentang tips bidang studi, akan tetapi juga mengenai topik-topik tertentu seperti soal polusi, urbanisasi, kependudukan, dan sebagainya. Informasi itu dapat di beri dalam bentuk audio, jadi lisan, dapat pula secara audio-visual pada layar televisi. Bahan yang di kumpulkan dapat di ambil dari pidato radio atau televisi, ceramah ceramah, konferensi-konferensi.

Bahwa sistem komputer ini banyak manfaatnya dapat kita bayangkan, karena murid maupun guru secara individual atau untuk keperluan dasical dapat memperoleh informasi yang di perlukan untuk suatu saat yang di kumpulkan pada pusat tertentu pada jarak yang ber auhan dari termpat di perlukanyya informasi itu. Salah satu di anatara sistem ini di sebut remote aq~winstructionql system (RAILS). nama itu menunjukan bahwa kita dapat memperolh informasi dari suatu jarak untuk kepentingan mengajar dan belajar.

5. Pusat Pusat Belajar

Pusat belajar atau learning center dapat di pandang sebagai salah satu nbentuk komputer seperti yang kits bicarakan diatas. Informasi disimpan dalam bentuk film, vidio tape, rekaman kaset, buku dan sebagainya. Learning center hubungkan dengan komputer yang dapat memberi keterangan tertulis tentang informasi yang tersedia serta bentuk informasi itu dapat di peroleh berupakan film, video, tape atau bentuk lainnya .

6. Pendekatan Audio Tutorial

Pendekatan ini juga berdasarkan belajar secara individual. Anak-anak dapat belajar mmenurut kecepatan masing masing dengan bahan peljaran yang tidak unifrom yang lain memungkinkan pendalaman bagi individu menurut tujuan masing masing.

Inti pendekatan ini adalah belajar sendiri oleh murid, semacam bilik yang kecil ( audio turorial booth atau self instructional learning carrel), yang di lengkapi dengan audio tape yang mengarahkan sistem kepada berbagai kegiatan kegiatan belajar, alat audio visual, mungkin juga eksperiment yang harus di lakukan. Pelajaran yang disajikan melalui audio tapi itu tidak sekadar merupakan kuliah akan tetapi prinsip program yang di urutkan menurut langkah langkah yang menjamin hasil sebaik baiknya.

Sistem audio tutorial ini dirasa menarik oleh siswa antara lain mekarena mereka menurut merasa turut bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri. untuk itu mereka harus menyusun jadwal kegiatan itu sendiri. Mereka merasa turut aktif dalam membina diri sendiri. cara belajar ini bertambah menarik, karena setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mendapat angka tertingi yaitu A. Jadi belajar ini di dasarkan atas rasa suseks dan bukan kegagalan dan frustasi.


7. Pengajaran Model

Pengajaran model termasuk salah satu sistem individual yang paling bare dan menggabungkan keuntungan keuntungan dari berbagai metode pengajaranindividual., seperti tujuan spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat di amati danb di ukur belajar menurut kecepatan masing masing, balikan, atau feed back yang banyak .

Keuntungan-keuntungan pengajaran modul ini antara lain:

(a)  Memberikan feedback atau balikan yang segera dan terns menerus. Balikan ini perlu bagi murid agar ia mengetahiu beberapa banyak dan hingga mans ia telah menguasai bahan pelajaran, dan bagi guru untuk mengetahui hingga manakah sebenarnya efektivitas modu itu. ( b) dapat di sesuaikan dengan kemampuan anak.
(b)     Dapat disesuaikan dengan kemampuan anak secara individual; dengan memberikan kelulusaan tentang kecepatan mempelajarinya, bentuk bentuk maupun bahan pelajaran.
(c)  Memberikan secara khusus pelajaran remedial untuk membantu anak dalam mengatasi kekurangannya. Berkat penilaian yang kontinue maka kekurangan kekurangan segera dapat di temukan. Yang di ulangi hanya bagian bagian yang belum di kuasainya dan tidak perlu seluruh pelajaran itu, yang tentu akan banyak menghamburkan waktu dan tenaga round, selain memupuk rasa kejengkelan pada murid itu .
(d) Membuka kemungkinan untuk melakukan test formatif Pelajaran yang tradisional, misalnya dalm bentuk buku pelajaran, memberikan bahan pelajaran yang banyak serta panjang, dan bare di nilai pada akahir pelajaran itu. Sering pula pertanyaan dan tugas tugas serupa itu tidak di laksanakan sehingga, tidak ada feedback untuk mengetahui kekurangan murid dan memperbaikinya sambil memngembangkan pengetahuan anak selanjutnya secara bertahap. pengajaran modul memberikan bahan yang sedikit sekaligus dan langsungdi beri penilaian.

8. Minicourses

Minicourses sebenarnya tak dapat di bedakan dari modul. Seperti modul minicourses ini merupakan kesatuan bulat yang lengkap yang disusun untukdipelajari secara, individual. Minicourse dapat disusun untuk berbagai Macam tujuan,seperti tentang "Metode pelajaran berprogama" bermain peranan dan lain lain untuk tiap bidang study atau topik. Minicourse ini juga memberi petunjuk tentang kegiatan kegiatan belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan yang di harapkan, seperti mendengarkan pelajaran yang di rekam, film strip, diskusi kelompok, dan lain sebagainya.

Minicourse tidak hanya memberi pengetahuan, akan tetapi juga dapat memberikan keterampilan dalam penelitian,penggunaan informasi secara efektif berfikir analistis dan kritis, kemampuan membuat desain experimen, memupuk semnagat untuk meneliti dan berker a efektif dalam kelompok.

9.Sistem Kontrak

Dasar sistem ini ialah bahwa angka angka merupakan motivasi utama bagi murid untuk belajar. Murid-murid biasanya hanya belajar bila menghadapi test,ulangan atau ujian. Bila tidak ada itu,kebanyakan murid tidak belajar sungguh sungguh.

Dengan mengadakan tugas dengan kredit dan angka akhir, maka murid murid mendapat dorongan untuk belajar dengan gist. Untuk memperoleh angka tertinggi tidak perlu semua menunjukan prestasi yang sama tentang materi yang sama. Jumlah kredit untuk angka tertinggi dapat di peroleh dari berbagai kegiatan yang lebih menarik bagi seorang murid, namun is harus melakukan segala jenis tugas yang di tentukan.

Agar sistem kontrak ini efektif, maka di berikan petunjuk petunjuk sebagai berikut :
·            Setiap tugas hendaknya di beri penghargaan berupa kredit.
·            Kredit itu hendaknya di berikan sesering mungkin.
·            Kontrak itu hendaknya mengutamakan prestasi, bukan kepatuhan.
·            Peker aan harus di beri penghargaan selekas, mungkin segera setelah di selesaikan.
·            Kontrak itu harus layak.
·            Syarat-syarat kontrak itu harus jelas.
·            Kontrak itu harus jujur.
·            Kontrak itu harus positif.
·            Kontrak itu sebagai metode belajar harus disusun secara sistematis.

Selanjutnya para pelajar harus, jelas mengetahui apa yang di harapkan dari mereka. Tugas yang kurang baik harus diberi kesempatan untuk diulangi tanpa mendapat hukuman atas peker aan semula. Untuk melaksanakan sistem ini dengan baik diperlukan sejumlah pembantu guru untuk memeriksa peke6aan murid secepat mungkin.

Murid-murid harus pula mengetahui taraf mute pekerjaan yang diharapkan dari mereka dan juga apabila perker aan itu harus di selesaikan. Melampaui batas waktu menyelesaikan tugas akan di beri hukuman berupakan pengurungan kredit, agar peker aan tidak bertumpuk tumpuk pada akhir semester, yang mengakibatkan banyak yang tidak lengkap sehingga, banyak murid mengalami kegagalan memenuhi syarat syarat yang di tentukan. Akan tetapi menetukan waktu peker aan harus selesai membatasi kesempatan untuk berker a menurut kecepatan masing masing.

10. Sistem Keller

Sistem keller termasuk personalized system of instruction atau sistem pengajaran individual. Sistem ini terutama di gunakan pada tingkat perguruan tinggi dan mendapat sukses yang besar, sehingga makin banyak perkuliahan di selenggarakan menurut sistem ini.

Sistem keller ini ternyata menunjukan hasil yang lebih baik daripada sistem kuliah secara konfensional. Matra karna itu popularitasnya, miningkat. Keunggulan sistem keller ini di buktikan secara empiris, sehingga meyakinkan. Keberhasilan sistem keller ini menurut perkiraan tercapai karena:
·           Tujuan akhir yang harus dicapai dalam tiap satuan pelajaran ditentukandengan jelas dalam bentuk kelakuan yang dapat dinilai secara obyektif.
·           Bahan yang harus dipelajari di pecahkan dalam bagian bagian kecil yang dapat di kuasai sepenuhnya secara, tuntas.
·           Penilaian sebagai reinforcement Bering diberikan segera setelah suatu bagian di selesaikan oleh mahasiswa.
·           Gagal dalam test tidak diberikan hukuman dan test itu dapat diulangi
sampai tercapai penguasaan tuntas serta dihargai dengan angka. tertinggi.
·           Kuliah tak diharuskan untuk di hadiri, oleh sebab kuliah itu terutarna, di maksudkan untuk memberikan dorongan atau motivasi kepada mahasiswa untuk belajar.

Namun, menentukan dengan jelas bahan apa, yang harus dikuasai memungkinkan murid untuk belajar dengan efesien dan karna itu mempunyai waktu yang lebih baik untuk mempelajari hal hal lain yang di anggap perlu.

11. Pengajaran yang ditentukan untuk tiap individu

Dalam program ini diusahakan menyusun suatu program untuk tiap murid secara individual menurut kebutuhan atau taraf pengembangan atau pengetahuan murid. Seperti halnya dengan pengajaran individual lainnya, program ini di berikan menurut langkah-langkah yang disusun secara teliti/berdasarkan tujuan khusus yang spesifik yang selanjutnya menentukan bahan yang harus dipelajari, kegiatan kegiatan belajar yang harus dlakukan, metode dan proses belajar mengajar yang akan dijalankan, test test yang diperlukan dan sebagainya. Prinsip dasar bagi bentuk pengajaran ini ialah kita, harus mengetahui persis :

1)      Apa yang ingin kita, ajarkan kepada murid
2)      Bila mana isi telah menguasainya
3)      Apa, yang telah di ketahui murid tentang bahan yang akan di berikan
4)      Apa. yang masih harus dipelajari oleh murid,
Untuk itu harus ada,
1)       Alat yang menentukan bahan yang sesuai dengan taraf pengembangan. murid.
2)      Pre-test yang di berikan sebelum memulai sesuatau satuan pelajaran
3)      Post-test untuk mengetahui tingkat penguasaan murid
4)      Test berdasarkan kurikulum untuk mengukur kemajuan murid

Kebanyakan bahan yang di berikan berbentuk pelajaran berprograma. banyak sekolah yang mengikuti pengajaran serupa, ini atas pertimbangan timbangan sebagai berikut:

1.      Metode perkuliahan sering tidak memberikan hasil yang di harapkan, dan banyak mahasiswa gagal atau mendapat angka yang rendah sehingga harus mengegulanginya oleh sebab mereka kebanyakan pasif dalam proses belajar mengajar.
2.      Diskusi yang memberi pecan utama kepada pelajar lebih bennanfhat daripada diskusi yang di kuasai oleh guru.
3.      Siswa akan lebih banyak belajar bila is diberi kesempatan untuk menela'ah bahan itu dari berbagai segi menurut kecepatan masing masing dengan memberi kebebasan untuk memilih cara yang paling efektif menurut pendapatnya.
4.      Efesiensi belajar meningkat, bila sering di adakan evaluasi dengan memberikan diagnosis langsung tentang hasilnya.
5.      Team pelajar lebih efektif sebagai tutor daripada guru sendiri.
6.      Bahan peljaran lebih melekat bila Siswa turut di libatkan.
7.      Rekaman audio video sebagai alai untuk belajar sendiri lebih efektif daripada belajar dari guru.
8.      Siswa di haruskan memberi laporan sekali seminggu kepada guru mengenai kemajuan yang telahn dicapainya.
9.      Guru harus mengadakan administrasi segala tuga, yang telah di lakukan oleh murid. Bila ada komputer, maka peker aan ini dapat di permudah dengan memanfaatkannya.

Jadi kita lihat, bahwa metode ini di dasarkan atas prinsip prinsip yang sama dengan pengajaran individual lainnya yakni:
1.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing.
2.      Membuka kemungkinan bagi siswa untuk mencapai penguasaan penuh atas bahan yang di pelajari.
3.      Mendorong siswa untuk menjalankan metode problem solving, jadi pemikiran dalam melakukan tugas-tugas.
4.      Mengembangkan kesanggupan untuk mempunyai inisiatif dan mengatur diri sendiri dalam belajar.
5.      Memupuk kebiasaan untuk menilai diri sendiri dan mempertinggi motivasi untuk belajar.
6.      Menentukan dengan teliti dengan taraf pengetahuan siswa sebelum di berikan tugas atau kontrak tertentu.
7.      Memberikan evaluasi yang sexing secara individual untuk mengetahui dengan segera hasil yang di capai sebagai reinforcement bagi pelajar maupun guru, akan tetapi juga untuk memperbaiki kesalahan kesalahan yang di bust oleh murid, maupun kelemahan kelemahan tugas itu sendiri.

12 Proses belajar mengajar menurut pilihan siswa
Pendekatan yang berbeda yang dengan apa telah di kemukakan diatas ialah penyediaan berbagai kemungkinan metode belajar seperti metode kuliah, diskusi, kelompok kecil, seminar, belajar sendiri, kuliah dan diskusi atau kombinasi antara dua metode.

Pendekatan pembelajaran ini berorientasi pada siswa, yaitu menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan belajar bersifat modern. Siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreatifitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai dengan minat dan keinginannya. Pendekatan ini, selanjutnya menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiry serta strategi pembelajaran induktif, yaitu pembelajaranyang berpusat pada siswa. Peran gurulebih menempatkan diri sebagai fasilitator, pembimbing sehingga kegiatan belajar siswa lebih terarah.

Menurut hasil percobaan dengan memberikan pilihan kepada siswa atas metode yang paling serasi bagi mereka, ternyata:
1.        Semangat belajar dalam tiap metode belajar tinggi, mungkin karena sendiri memilihnya dan karena pilihan itu sesuai dengan pribadi mereka.
2.        Siswa yang belajar dalam kelompok kecil mencapai angka yang paling tinggi pada tes yang berbentuk esai yang di berikan secara tiba-tiba tanpa di beritahukan terlebih dahulu.
3.        Evaluasi sendiri dan oleh teman lebih banyak terdapat di kalangan mereka yang belajar dalam kelompok kecil.
4.        Tidak terdapat perbedaan dalam hasil pada tes akhir murid-murid yang mengikuti metode metode belajar berbeda beds menurut pilihan masing­masing.


B. Tinjauan dan Renungan
Setelah kita pelajari sejumlah cara untuk memperhatikan perbedaan individual daslam prose belajar mengajar, maka perlu kita meninjau merenungkannya secara keseluruhan.

Berbeda dengan pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi, pendekatan pembelajaran individu berorientasi pada individu pengembangan diri. Pendekatan ini memfokuskan pada proses dimana individu membangun dan mengorganisasikan dirinya secara realitas bersifat unik. Ada beberapa model pembelajaran yang termasuk pendekatan ini, diantaranya adalah pengajaran tidak langsung, pelatihan kesadaran, sinektik, sistem konseptual, dan pertemuan kelas. Dalam pembahsan ini hanya ads tiga model yang akan diperkenalkan, yaitu
(1) model pembelajaran pengajaran tidak langsung (non-directive teaching),[3]
(2) model pembelajaran pelatihan kesadaran (awareness training), dan
(3) model pembelajaran pertemuan kelas (dassroom meeting).

Bermacam-macam cara telah di tempuh untuk menyesuaikan pelajaran dengan kemampuan dan kebutuhan murid sebagai individu. Semua metode itu mencoba, memperhatikan perbedaan perbedaan individual dikalangan pelajar.



C Peranan guru

Jadi peranan guru akan mengalami perubahan dari tokoh yang terutaxna, menyampaikan informasi menjadi orang yang memberikan bimbingan dan bantuan kepada, tiap siswa secara individual.
Guru merupakan Faktor Penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Peranan guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, perencana pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai evaluator.[4]

1)      Fasilitas dan Sumber
Menjalankan metode pengajaran individual yang di maksud memperbaiki mute pengajaran harus didukung oleh berbagai fasilitas, sumber, dan tenaga pembantu . Antara lain diperlukan sumber-sumber dan alat-alat yang cukup untukmemungkinkan murid belajar secara individual. Selain itu seluruh staf hendaknya mendukung cara belajar ini, sehingga arus perbaikan ini tidak dihalangi.

Kebanyakan pengajaran individual ini akan merupakan percobaan pada saat ini. Setiap percobaan menemui banyak kesulitan dan rintangan. Tidak semua tenaga pengajar mempunyai misiatif dan keberanian untuk melangkah ke dunia yang belum pernah dikenalnya. Dorongan untuk percobaan harus mendapat dukungan bahkan bantuan dari pihak atasan.




D Peranan Siswa
Siswa yang telah biasa dengan pengajaran yang berpusat pada guru yang memberi peranan reseptif dan pasif kepada siswa, akan lebih suka akan metode pengajaran ini dan mengalami kesulitan untuk beralih kepada cara-cara yang lain, yang belum pernah mereka alami. Namur setelah mengalami sendiri, mungkin banyak yang merasa tertarik pada metode yang memberika partisipasi dan aktivitas kepada mereka.

Siswa merupakan faktor yang sangat penting. Mereka dapat menilai metode barn itu dan dapat member saran-saran yang sangat berharga. Siswa yang lebih maju dari temannya dapat dimanfaatkan sebagai pembantu guru mengajar temannya.

E. Individualitas Mengenai Isi dan Metode
Pada umumnya, bila di bicarakan soal penyesuaian pengajaran dengan individu yang diutamakan ialah soal metode belajar mengajar teknik mengajar, cara pengetahuan pelajaran. Yang kurang dipertimbangkan ialah hingga manakah dapat disesuaikan bahan pelajaran dengan kebutuhan individual.

Biasanya bahan pelajaran telah ditetapkan menurut kurikulum dan tidak lagi diganggu gugat. Akan tetapi ada pula yang mengemukakan kemungkinan untuk juga menyesuaikan bahan pelajaran dengan kebutuhan siswa itu. Tentu saja kebutuhan siswa tidak dapat lepas dari kebutuhan masyarakat dan syarat-syaratlainnya, seperti syarat untuk melanjutkan studi atau menjabat pekerjaan, jadi bahan itu harus relevan.

F. Evaluasi
Kegiatan pembelajaran yang memuat tindak interaksi, antara pembelajar dan pelajar berorientasi pada sasaran belajar, berakhir dengan evaluasi. Kegiatan evaluasi terdiri dari kegiatan evaluasi hasil belajar dan kegiatan evaluasi proses pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan evaluasi merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran/pendidikan.

Evaluasi berarti sebagai proses sistematis menetapkan nilai tentang sesuatu hal, seperti objek, proses, unjuk ker a, kegiatan, hasil, dan tujuan. Evaluasi pembelajran merupakan suatu proses penentuan nilai, jasa atau manfaat kegiatan pembelajaran berdasarka kriteria tertentu melalui kegiatan pengukuran dan penilaian.'

Kriteria evaluasi bukan sekedar menguji tanpa tujuan tertentu. Ujian tersebut memiliki fungsi-ftmgsinya sendirisehingga soal yang disusun untuk suatu ujian untuk mengukur efektifitas belajar siswa berbeda dengan cara penyusunan soal untuk mengulur kemampuan institusional siswa. Padahal ujian dimaksudkan untuk mengukur dan menilai kemampuan individual siswa diantara siswa lain dalam kelas. Pada dasamya guru ingin mendapatkan data-data berikut ini:
1.         Apakah sasaran belajar yang ditetapkannya sudah tepat, terlalu tinggi atau terlalu rendah bagi siswa dalam kelompok kelas itu?
2.         Apakah perlu dilakukan pernisahan antara kelompok siswa cepat belajar (fast learners) dengan siswa yang lamban (slow learners) dan seterusnya?[5]



BAB III
TANGGAPAN

Adanya perbedaan individual menunjukkan adanya perbedaan kondisi belajar setiap orang, agar individual dapat berkembang secara optimal sepertierbedaan umur,perbedaan intelegensi,perbedaan kesanggupan dan kecepatan, danperbedaan jenis kelamin.Perbedaan individual tersebut harus mendapat perhatian guru agar berhasil dalam pemberian pembelajaran kepada siswa. Untuk mengetahui itu guru harus mengenal perbedaan yang ada pada siswa, antara lain dengan cara tes, mengunjungi rumah dan lain sebagainya.
Model pembelajaran individual menawarkan solusi terhadap masalah peserta didik yang beraneka ragam tersebut. Pembelajaran individual memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan sendiri tempat, waktu, kapan dirinya merasa siap untuk menempuh ulangan atau ujian. Sehingga peserta didik dapat belajat tanpa  dibatasi waktu, belajar secara tuntas, para peserta didik dapat bekerja sesuai dengan tahapan mereka dengan waktu yang dapat mereka sesuaikan dengan gaya-gaya pembelajaran yang berbeda dapat diakomodasi. Selain itu pendidik juga dapat mengontrol peserta didik  mengenai bagaimana dan apa yang mereka pelajari.



BAB IV
KESIMPULAN

Pengajaran individual akan senantiasa merupakan masalah yang menarik perhatian para pendidik. Sejak lama yang di ketahui adanya perbedaan antara berbagai individu yang tak dapat tiada harus di perhatikan. Penggunaan metode sarana dan Prasarana menjadi salah satu cara Untuk mensukseskan Proses Pembelajaran, Di samping itu Proses pembelajaran juga menunjang dalam segi hal metode, bagaimana metode pembelajaran bisa dijalankan oleh pengajar, bisa diterima oleh murid, dan segala aspek yang menunjang baik dari aspek internal eksternal mampu untuk memsukseskan proses Pembelajaran




DAFTAR RUJUKAN
Busman, . " Model-Model Pernbelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru". Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2016
Hamzah, Nina, Satria. . "Desain Pembelajaran", Bandung: MQS Publishing. 2010
  I Nasution, . "BerbagaiPendekatandWam Proses Belajor & Mengajar”. Jakarta: PT Bima Aksara 2011.
Lidwa shohih bukari,


[1]Lidwa shohih bukari, 1296
[2]I Nasution, . "BerbagaiPendekatandWam Proses Belajor & Mengajar”. Jakarta: PT Birna Aksara 2011. Hal. 58
[3]Busman, . " Model-Model Pernbelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru". Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2016, Hal. 382.

[5] Hamzah, Nina, Satria. . "Desain Pembelajaran", Bandung: MQS Publishing. 2010 Hal. 191.

0 komentar:

Posting Komentar