Beranda

Selasa, 02 April 2019

Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

Untuk melaksanakan profesi sebagai guru, guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan dan ketrampilan keguruan yang memadai sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kemajuan sains dan teknologi. Diantara pengetahuan-pengetahuan yang diperlukan guru yaitu pengetahuan psikologi terapan dengan pendekatan baru yang erat kaitannya dengan proses belajar dan mengajar. Untuk memenuhi kebutuhan akan psikologi terapan dengan pendekatan baru itulah, makalah psikologi pendidikan ini disusun.
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Karena konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni persoalan-persoalan yang senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan ini pada umumnya adalah pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk menguasai bidang ilmu ini agar dalam menjalankan fungsinya mereka dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif.
Makalah berikut ini akan menguraikan berkaitan dengan pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan,





BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
“Psikologi” berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya, atau disebut dengan  ilmu jiwa. [1]
Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat membedakan antara nyawa dengan jiwa. Nyawa adalah daya jasmani yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah, yaitu perbuatan yang di timbulkan oleh proses belajar. Misalnya : insting, refleks, nafsu dan sebagainya. Jika jasmani mati, maka mati pulalah nyawanya.Sedang jiwa adalah daya hidup rohani yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbutan pribadi ialah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang di mungkinkan oleh keadaan jasmani, rohani, sosial dan lingkungan. Proses belajar  ialah proses untuk meningkatkan kepribadian (personality ) dengan jalan berusaha mendapatkan pengertian baru, nilai-nilai baru, dan kecakapan baru, sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses, dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam hidup. Jadi jiwa mengandung pengertian-pengertian, nilai-nilai kebudayaan dan kecakapan-kecakapan.[2]
Psikologi merupakan ilmu berkaitan dengan perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan dalam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.[3]
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan “me” sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya, pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.[4]
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang menerangkan tentang aktivitas individu dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pendidikan.[5]

B.     RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Mengingat bahwa psikologi pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan dirinya pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik-teknik psikologi ke dalam pendidikan, maka ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan. Crow & Crow mengemukakan bahwa data yang dicoba didapatkan oleh psikologi pendidikan, yang dengan demikian merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan, antara lain:
1.      Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh terhadap belajar;
2.      Sifat-sifat dari proses belajar;
3.      Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar (learning readiness);
4.      Signifikasi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar;
5.      Perubahan-perubahan jiwa (inner changes) yang terjadi selama dalam belajar;
6.      Hubungan antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar;
7.      Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar;
8.      Pengaruh/akibat relatif dari pendidikan formal dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap suatu individu;
9.      Nilai/manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil sekolah;
10.  Akibat/pengaruh psikologis (psycologica impactl) yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa.
Untuk memperkaya pandangan kita tentang ruang lingkup psikologi pendidikan, berikut ini akan dikemukakan apa yang diuraikan oleh Good dan Brophy dalam bukunya yang berjudul “Educational Psychology, A Realistic Approach”, yang lebih dikenal sesuai dengan perkembangan pendidikan dan pengajaran dewasa ini.
Di dalam buku tersebut Good dan Brophy menguraikan tentang psikologi pendidikan menjadi 6 bagian yang terdiri 16 bab.
Bagian 1:Menguraikan tentang psikologi dalam hubungannya dengan tugas guru.
Bagian 2:Manajemen kelas, yang mencakup antara lain:
ü  Perkembangan dan sosialisasi anak;
ü  Kepemimpinan dan dinamika kelompok;
ü  Psikologi eksperimental (menguraikan modeling, reward, punishment, dan extinction);
ü  Hasil-hasil penelitian manajemen kelas;
ü  Mengurangi masalah-masalah manajemen melalui persiapan yang baik dan pengajaran yang efektif.
Bagian 3:Menguraikan masalah belajar, yang meliputi antara lain:
ü  Pengertian tentang belajar;
ü  Prinsip-prinsip umum belajar;
ü  Tipe-tipe belajar;
ü  Perhatian dan persepsi;
ü  Transfer dalam belajar;
ü  Perbedaan-perbedaan individual dalam belajar;
ü  Model-model dan desain intruksional; dan
ü  Prinsip-prinsip pengajaran.
Bagian 4: Pertumbuhan, Perkembangan, dan Pendidikan yang berisi antara lain:
ü  Prinsip-prinsip perkembangan psikologis;
ü  Perkembangan fisik,
ü  Perkembangan kognitif,
ü  Perkembangan personal dan sosial,
ü  Kreativitas, dan
ü  Sosialisasi;
ü  Aplikasi prinsip-prinsip perkembangan ke dalam pendidikan.
Bagian 5: Mengenai motivasi, yang meliputi antara lain:
ü  Pengertian motivasi;
ü  Perilaku Stimulus-Respon;
ü  Teori kognitif dan motivasi;
ü  Disonansi; dan
ü  Aplikasi motivasi dalam pendidikan dan pengajaran.
Bagian 6: Prinsip-prinsip evaluasi dan pengukuran, yang mencakup antara lain:
ü  Macam-macam tes;
ü  Cara-cara menyusun tes essay dan tes objective;
ü  Performance test;
ü  Prosedur penilaian;
ü  Monitoring kemajuan siswa;
ü  Realibilitas dan Validitas test; dan
ü  Penggunaan statistik dalam mengolah hasil tes.[6]
Jika kita berbicara tentang ruang lingkup psikologi pendidikan atau bertanya tentang apa saja yang dibicarakn oleh psikologi pendidikan, maka berdasarkan berbagai buku psikologi pendidikan akan diperoleh jawaban yang berbeda-beda. Sebagian buku menunjukan lingkup yang luas, sedangkan buku-buku yang lain menunjukkan lingkup yang lebih sempit atau terbatas.
Buku yang lingkupnya lebih luas biasanya membahas selain proses belajar juga membahas tentang perkembangan, hereditas dan lingkungan, kesehatan mental, evaluasi belajar dan sebagainya. Sedangkan buku yang lingkupnya lebih sempit biasanya berkisar pada soal proses belajar mengajar saja. Perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh maksud penulis dalam menulis buku itu. Ada yang bermaksud hanya memberikan pengantar saja, sehingga pembahasanya mengenai lingkup itu cukup luas, akan tetapi kurang mendalam. Sebaliknya ada yang lingkup pembahasannya tidak luas, yaitu berkisar pada proses beljar, akan tetapi pembahasannya cukup mendalam. Jadi, beleh dikatakan bahwa tidak ada dua buku psikologi pendidikan yang menunjukkan ruang lingkup materi yang sama benar. Walaupun demikian, pada dasarnya psikologi pendidikan membahas hal-hal sebagai berikut
a.       Hereditas dan Lingkungan
b.      Pertumbuhan dan Perkembangan
c.       Potensial dan Karakteristik Tingkah laku
d.      Hasil Proses Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Individu yang Bersifat Personal dan Sosial
e.       Higiene Mental dan Pendidikan dan
f.       Evaluasi Hasil Pendidikan
Disamping itu perlu diketahui bahwa banyak buku psikologi pendidikan yang tidak member judul buku dengan kata-kata psikologi pendidikan, padahal buku itu benar-benar buku psikologi pendidikan, dalam arti buku itu membahas serta mendalami pokok-pokok bahasan tertentu dari psikologi pendidikan. Maka untuk mendalami psikologi pendidikan tidak senantiasa harus mempelajari buku yang berjudul psikologi pendidikan.
Namun menurut Sumadi Suryobroto ( 1987 ) Ruang Lingkup psikologi pendidikan meliputi :
ü  Pengetahuan tentang psikologi pendidikan : pengertian ruang lingkup, tujuan mempelajari dan sejarah munculnya psikologi pendidikan
ü  Pembawaaan
ü  Lingkungan fisik dan psikologis
ü  Perkembangan siswa
ü  Proses – proses tingkah laku
ü  Hakekat dan ruang lingkup belajar
ü  Faktor yang mempengaruhi belajar
ü  Hukum dan teori belajar
ü  Pengukuran pendidikan
ü  Aspek praktis pengukuran pendidikan
ü  Transfer belajar
ü  Ilmu statistik dasar
ü  Kesehatan mental
ü  Pendidikan membentuk watak / kepribadian
ü  Kurikulum pendidikan sekolah dasar
ü  Kurikulum pendidikan sekolah menengah

C.    PENTINGNYA PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN
Pada negara-negara yang sudah berkembang ataupun yang sudah mengalami stabilitas politik dan agama, pendidikan menjadi perhatian penting bagi masyarakat. Orang-orang yang paling getol memperdebatkan pendidikan cenderung berpendirian, bahwa tujuan pendidikan dasar adalah mempersiapkan generasi muda untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan tinggi akhirnya dimaksudkan untuk mempersiapkan para mahasiswa untuk dapat memperoleh sukses dalam karir dan kehidupan pribadi, serta mampu berpartisipasi di dalam pembangunan masyarakat.
Berdasarkan studi psiklogi belajar yang baru serta sosiologi pendidikan, maka masyarakat pendidikan menghendaki agar pengajaran memperhatikan minat, kebutuhan dan kesiapan anak didik untuk belajar, serta dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial sekolah. Berbicara mengenai situasi pengajaran di Indonesia, kita tidak dapat menutupi kenyataan di mana sekolah-sekolah masih mengutamakan penguasaan mata pelajaran. Akibatnya, peranan dan minat guru-guru ataupun murid-murid masih banyak dibatasi oleh policy serta pengawasan dari pihak pemerintah. Memang ada kemungkinan, bahwa keberhasilan pendidikan kita adalah tidak lepas hubungannya dengan ketrampilan guru-guru dalam mengelola belajar-mengajar. Pendidikan kita sekarang belum banyak memperhatikan minat dan kebutuhan anak didik. Pendidikan kita masih banyak digumuli dengan masalah-masalah kompetensi lembaga pendidikan serta pemenuhan kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja.
Dari kenyataan di atas, maka sudah tiba masanya sekarang di mana pendidikan hendaknya lebih melayani kebutuhan dan hakikat psikologis anak didik. Pendidikan seharusnya mempunyai kreasi-kreasi baru di sepanjang waktu dengan berorientasi kepada sifat dan hakikat anak didik. Apabila kita meneliti dunia pendidikan dalam praktek, masih banyak kita jumpai guru-guru yang beranggapan, bahwa pekerjaan mereka tidak lebih dari menumpahkan air ke dalam botol kosong. Guru yang benar-benar dapat berhasil adalah guru yang menyadari bahwa dia mengajarkan sesuatu kepada manusia-manusia yang berharga dan berkembang. Dengan bekal kesadaran semacam itu di kalangan para pendidik, hal itu sudah memberikan harapan agar guru-guru menghormati pekerjaan mereka sebagai guru.
Sekolah-sekolah yang menekankan disiplin ketat terhadap murid-murid di kelas serta menjadikan disiplin sebagai alat vital untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada murid-murid, maka sekolah-sekolah semacam itu belum memberi tempat yang terhormat terhadap psikologis dalam pendidikan. Displin pada hakikatnya hanya salah satu metode dalam pelajaran guna menumbuhkan kepatuhan ekstrinsik pada anak didik.
Dalam psikologi, kepatuhan yang datang dari luar merupakan isyarat adanya konflik antara otoritarianisme dan demokrasi. Dalam pendidikan, kepatuhan memang perlu, tetapi kepatuhan itu sendiri hendaknya tidak sepihak. Kepatuhan sebaiknya terjadi secara timbal-balik di antara semua pihak yang terlibat di dalam pendidikan, baik itu anak didik, pendidik, kurikulum, maupun fasilitas pendidikan. Disinilah letak pentingnya psikologi dalam pendidikan. Semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan perlu mengarahkan perhatian kepada sifat dan hakikat anak didik, sehingga pelayanan pengajaran membuahkan pribadi-pribadi yang berkembang secara wajar dan efektif. Dalam hal ini penerapan psikologi terutama psikologi belajar memerlukan pemikiran yang mendalam, agar pelayanan atau perlakuan pendidik terhadap anak didik sesuai dengan sifat dan hakikat mereka.[7]




BAB III
KESIMPULAN

a.          Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang menerangkan tentang aktivitas individu dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pendidikan.
b.      Ruang lingkup psikologi pendidikan, antara lain: Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh terhadap belajar; Sifat-sifat dari proses belajar; Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar (learning readiness); Signifikasi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar; Perubahan-perubahan jiwa (inner changes) yang terjadi selama dalam belajar; Hubungan antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar; Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar; Pengaruh/akibat relatif dari pendidikan formal dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap suatu individu; Nilai/manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil sekolah; Akibat/pengaruh psikologis (psycologica impactl) yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa.
c.       Psikologi pendidikian berperan penting dalam proses pendidikan guna memberikan pelayanan pengajaran membuahkan pribadi-pribadi yang berkembang secara wajar dan efektif.



DAFTAR PUSTAKA

Agus Sujanto, Psikologi Umum, Jakarta : Bumi Aksara, 2001

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003

Mustaqim, Psikologi Pendidikan Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001

M.  Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Rineka Cipta, 1990



[1] Agus Sujanto, Psikologi Umum, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2001), h.1
[2] Ibid
[3] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003), h. 7.
[4] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,...h.10
[5]Mustaqim, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h.2.
[6] M.  Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996), 10-12.
[7] Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Rineka Cipta, 1990), 1-8.

0 komentar:

Posting Komentar