Beranda

Selasa, 02 April 2019

PERAN GURU DALAM PERSPEKTIF AL QUR’AN


PERAN GURU DALAM PERSPEKTIF AL QUR’AN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester pada Mata Kuliah
STUDI AL-QUR’AN (TEORI DAN METODOLOGI)
Dosen Pengampu :Dr. Abdurochman, M.Ed

Oleh :
MUNGAFIF
NPM : 1706671
Jurusan Tarbiyah Pasca Sarjana IAIN Metro

Pendidikan Agama Islam


ABSTRAK
Seorang guru mempunyai kepribadian yang khas. Disatu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman. Akan tetapi di lain pihak, guru harus memberikan tugas,mendorong siswa untuk mencapai tujuan, menegur, menilai, dan mengadakan koreksi. Dengan demikian, kepribadian seorang guru seolah-olah terbagi menjadi dua bagian. Di satu pihak bersifat empati, di pihak lain bersifat kritis. Di satu pihak menerima, di lain pihak menolak. Maka seorang guru yang tidak bisa memerankan pribadinya sebagai guru, ia akan berpihak kepada salah satu pribadi saja. Dan berdasarkan hal-hal tersebut, seorang guru harus bisa memilah serta memilih kapan saatnya berempati kepada siswa, kapan saatnya kritis, kapan saatnya menerima dan kapan saatnya menolak. Dengan perkatan lain, seorang guru harus mampu berperan ganda. Peran ganda ini dapat di wujudkan secara berlainan sesuai dengan situasi dan kondisi yang di hadapi.
Peran dan fungsi yang cukup berat untuk diemban ini tentu saja membutuhkan sosok seorang guru atau pendidik yang utuh dan tahu dengan kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik. Pendidik itu harus mengenal Allah Swt. dalam arti yang luas dan Rasul serta memahami risalah yang dibawanya serta mengamalkannya. Fungsi guru, yaitu :
1.    Sebagai Pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun dan penilaian setelah program itu dilaksnakan.
2.     Sebagai Pendidik (edukator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil, seiring dengan tujuan Allah Swt. menciptakan manusia.
3.    Sebagai Pemimpin (managerial) yang memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait. Menyangkut upaya pengarhan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas program yang dilakukan itu.
4.    Sebagai Pembimbing yang membimbing berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu.
5.    Sebagai Model dan Teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru.
6.    Sebagai Penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.
7.    Sebagai Pembaharu (Inovator) yang menerjemahkan pengalaman dan telah larut ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik.
8.    Sebagai Emansipator yang mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan.


  
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sebuah sistem yang mengandung aspek visi, misi, tujuan, kurikulum, bahan ajar, pendidik, peserta didik, sarana prasarana, dan lingkungan. Di antara kedelapan aspek tersebut satu sama lainnya tidak bisa dipisahkan. Karena  aspek tersebut saling berkaitan sehingga membentuk satu sistem. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan adalah aspek pendidik atau guru.[1]
Begitu besar peran pendidik dalam sebuah keberhasilan pendidikan, oleh karena itu seorang pendidik dituntut harus bisa mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Pendidik sebagai tonggak utama penentu keberhasilan untuk mencapai tujuan pendidikan, haruslah menyadari profesinya.  Sebagaimana dikeseharian, tugas formal seorang guru tidak sebatas berdiri di hadapan peserta didik selama berjam-jam hanya untuk mentransfer pengetahuan pada peserta didik. Lebih dari itu, guru juga menyandang predikat sebagai sosok yang layak digugu dan ditiru oleh peserta didik dalam segala aspek kehidupan, hal inilah yang menuntut agar guru bersikap sabar, jujur, dan penuh pengabdian. Sebab dalam konteks pendidikan, sosok pendidik mengandung makna model atau sentral identifikasi diri, yakni pusat anutan dan teladan bahkan konsultan bagi peserta didiknya.
Semua orang yakin bahwa pendidik memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan peserta didik. Guru sangat berperan dan mempunyai peran yang cukup besar terhadap kematangan intelektual, spiritual, dan emosional peserta didik. Dalam dunia pendidikan, komponen Guru sangatlah penting, yakni orang yang bertanggungjawab mencerdaskan kehidupan anak didik, dan bertanggungjawab atas segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam rangka membina anak didik agar menjadi orang yang bersusila yang cakap, berguna bagi nusa dan bangsa.[2]
Peran guru sebagai pelaksana dari sebuah kegiatan pendidikan tentu harus didukung dengan beberapa separangkat keahlian. Dalam istilah lainnya, guru juga mempunyai batasan-batasan tertentu sehingga ia dikatakan sebagai pendidik atau guru yang profesional. Hal ini perlu ditekankan, mengingat banyak orang yang berprofesi sebagai guru tapi tidak bertindak dan berakhlak layaknya seorang guru profesional. Penulis tidak hendak mengecilkan image sosok guru pada saat ini, tapi fakta banyak diberitakan di media massa ada sebagian guru yang tidak punya susila serta tidak pantas disebut sebagai guru. 








PEMBAHASAN
A.      Pran Guru Prespektif Al-Quran.
Guru adalah digugu dan ditiru. Guru selalu dijadikan teladan kapan pun dan dimana pun ia berada. Oleh sebab itu, guru harus memainkan peranan-peranannya secara efektif dan efisien.
Peranan (role) guru artinya keseluruhan tingkah laku yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.[3] Guru mempunyai peranan yang amat luas, baik di sekolah, keluarga, dan di dalam masyarakat. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru, ia harus menunjukkan perilaku yang layak (bisa dijadikan teladan oleh siswanya).
Guru yang baik dan efektif adalah guru yang dapat memainkan peranan-peranan secara baik, di mana dan kapan saja berada.
Dari sudut pandang psikologis, peran guru adalah pertama, pakar psikologi belajar atau psikologi pendidikan dan mampu mengaplikasikannya dalam melaksanakan tugas sebagai guru dan pendidik, kedua, seniman dalam hubungan antar manusia (artist in human relations), artinya guru adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana hubungan antar manusia khususnya dengan siswa-siswa sehinggga dapat mencapai tujuan pengajaran dan pendidikan, ketiga, pembentuk kelompok (group builder), yaitu mampu membentuk atau menciptakan suatu pembaruan untuk membuat suatu hal yang lebih baik, keempat, inovator, yaitu orang yang mampu menciptakan sesuatu pembaruan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik, kelima, petugas kesehatan mental (mental hygiene worker) artinya guru bertanggung jawab bagi terciptanya kesehatan mental para siswa.[4]



Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pendangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di mesjid, disurau, dirumah dan sebagainya.
Guru menurut Undang-undang Guru dan Dosen No 14 tahun 2005 adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasikan peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidkan dasar dan pendidikan menengah.
Dalam konteks pendidikan Islam, secara etimologi pendidik/guru disebut murabbi, muallim dan muaddib. Kata Murabbi berasal dari rabba, yurabbi. Kata muallim isim fa’il dari ‘alla,a,yu’allimu. Sedangkan kata muaddib berasal dari addaba,yuaddibu.
Kata murabbi sering dijumpai yang orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan. Kata mu’allim umumnya digunakan untuk membicarakan aktivitas fokus pada pemberian atau pemindahan ilmu pengetahuan.[5]
Dalam Al-Qur’an dijelaskan tentang tugas seorang guru. Firman Allah dalam surah Ali Imran :79 yakni :
$tB tb%x. @t±u;Ï9 br& çmuŠÏ?÷sムª!$# |=»tGÅ3ø9$# zNõ3ßsø9$#ur no§qç7Y9$#ur §NèO tAqà)tƒ Ĩ$¨Z=Ï9 (#qçRqä. #YŠ$t6Ïã Ík< `ÏB Èbrߊ «!$# `Å3»s9ur (#qçRqä. z`¿ÍhŠÏY»­u $yJÎ óOçFZä. tbqßJÏk=yèè? |=»tGÅ3ø9$# $yJÎur óOçFZä. tbqßâôs? ÇÐÒÈ  
“Tidak wajar bagi seseorang manusia Allah berikan kepadanya Al-kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia Berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” Akan teteapi (Dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kami selalu mengajarkan Al-kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya” .(QS.Ali Imran: 79)
Juga pada ayat lain, firman Allah SWT:
$uZ­u ô]yèö$#ur öNÎgÏù Zwqßu öNåk÷]ÏiB (#qè=÷Gtƒ öNÍköŽn=tæ y7ÏG»tƒ#uä ÞOßgßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur öNÍkŽÏj.tãƒur 4 y7¨RÎ) |MRr& âƒÍyèø9$# ÞOŠÅ3ysø9$# ÇÊËÒÈ  
“ Ya tuhan kami, utuslah untuk mereka seseorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As-sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”(QS.Al-Baqarah:129)[6]
Peran dan fungsi yang cukup berat untuk diemban ini tentu saja membutuhkan sosok seorang guru atau pendidik yang utuh dan tahu dengan kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik. Pendidik itu harus mengenal Allah Swt. dalam arti yang luas dan Rasul serta memahami risalah yang dibawanya serta mengamalkannya. Fungsi guru, yaitu :
1.         Sebagai Pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun dan penilaian setelah program itu dilaksnakan.
2.          Sebagai Pendidik (edukator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil, seiring dengan tujuan Allah Swt. menciptakan manusia.
3.         Sebagai Pemimpin (managerial) yang memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait. Menyangkut upaya pengarhan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas program yang dilakukan itu.
4.         Sebagai Pembimbing yang membimbing berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu.
5.         Sebagai Model dan Teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru.
6.         Sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran.
7.         Sebagai Penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.
8.           Sebagai Pembaharu (Inovator) yang menerjemahkan pengalaman dan telah larut ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik.
9.         Sebagai Emansipator yang mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan.
10.     Sebagai Evaluator atau penilaian yang merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian.
B.       Syarat Guru dalam Prespektif Al-Quran.
Supaya tercapai tujuan pendidikan, maka seorang guru haruslah memiliki syarat-syarat pokok. Syarat-syarat pokok yang dimaksud menurut Sulani adalah :
1.      Syarat syakhisyah ( memiliki kepribadian yang dapat diandalkan).
2.        Syarat ilmiah ( memiliki ilmu pengetahuan yang mumpuni )
3.      Syarat idhafiyah (mengetahui, menghayati dan menyelami manusia yang dihadapinya, sehingga dapat menyatukan dirinya untuk membawa anak didik menuju tujuan yang ditetapkan)
a.         Bertakwa
Menurut Zakiyah Daradjat, guru sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan islam tidak mungkin mendidik anak agar bertakwa kepada-Nya. Ia adalah teladan bagi muridnya, sebagaimana juga Muhammad SAW menjadi teladan bagi umatnya. Sejauh seorang guru mampu memberikan teladan yang baik kepada anak didiknya, sejauh itu pula ia akan berhasil mendidik mereka menjadi generasi penerus dan mulia.
Takwa adalah iman kepada Allah yang dapat menumbuhkan karakter rendah hati dan optimistik. Bertakwa adalah cinta kepada Allah, sedangkan cinta akan menumbuhkan motivasi positif dan berkreativitas tinggi. Oleh karena itu, seorang guru haruslah orang yang memiliki cinta.
b.         Berilmu pengetahuan yang luas.
Islam mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu, sebagaimana dikatakan dalam hadis Nabi Muhammad SAW: “Menuntut ilmu wajib bagi tiap muslim”(HR.Baihaqi)
Dalam Al-Qur’an Allah SWT  bersabda :
šÆÏBur Ĩ$¨Z9$# Å_U!#ur¤$!$#ur ÉO»yè÷RF{$#ur ì#Î=tFøƒèC ¼çmçRºuqø9r& šÏ9ºxx. 3 $yJ¯RÎ) Óy´øƒs ©!$# ô`ÏB ÍnÏŠ$t6Ïã (#às¯»yJn=ãèø9$# 3 žcÎ) ©!$# îƒÍtã îqàÿxî ÇËÑÈ 
Hanya hamba-hamba Allah yang mempunyai banyak ilmulah yang akan bertakwa kepada Allah.(QS.Fathir:28)
c.         Berwibawa.
Kewibawaan berarti hak memerintah dan kekuasaan untuk membuat kita dipatuhi dan ditaati. Ada juga orang yang mengartikan kewajiban dengan sikap dan penampilan yang dapat menimbulkan rasa segan dan rasa hormat. Guru yang berwibawa dilukiskan oleh Allah dalam Al-Qur’an :
ߊ$t7Ïãur Ç`»uH÷q§9$# šúïÏ%©!$# tbqà±ôJtƒ n?tã ÇÚöF{$# $ZRöqyd #sŒÎ)ur ãNßgt6sÛ%s{ šcqè=Îg»yfø9$# (#qä9$s% $VJ»n=y ÇÏÌÈ   z`ƒÏ%©!$#ur šcqçGÎ6tƒ óOÎgÎntÏ9 #Y¤fß $VJ»uŠÏ%ur ÇÏÍÈ   šúïÏ%©!$#ur tbqä9qà)tƒ $uZ­u ô$ÎŽñÀ$# $¨Ytã z>#xtã tL©èygy_ ( žcÎ) $ygt#xtã tb%x. $·B#txî ÇÏÎÈ   $yg¯RÎ) ôNuä!$y #vs)tGó¡ãB $YB$s)ãBur ÇÏÏÈ   tûïÏ%©!$#ur !#sŒÎ) (#qà)xÿRr& öNs9 (#qèù̍ó¡ç öNs9ur (#rçŽäIø)tƒ tb%Ÿ2ur šú÷üt šÏ9ºsŒ $YB#uqs% ÇÏÐÈ
Orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata keselamatan. Mereka itulah yang dibalasi dengan martabat yang tinggi karena kesadaran mereka, dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. “( QS.Al-Furqan:63-67 )

  

KESIMPULAN
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pendangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di mesjid, disurau, dirumah dan sebagainya.
Peranan (role) guru artinya keseluruhan tingkah laku yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.[7] Guru mempunyai peranan yang amat luas, baik di sekolah, keluarga, dan di dalam masyarakat. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru, ia harus menunjukkan perilaku yang layak (bisa dijadikan teladan oleh siswanya).
Peran dan fungsi yang cukup berat untuk diemban ini tentu saja membutuhkan sosok seorang guru atau pendidik yang utuh dan tahu dengan kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik. Pendidik itu harus mengenal Allah Swt. dalam arti yang luas dan Rasul serta memahami risalah yang dibawanya serta mengamalkannya.






DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata,Ilmu Pendidikan Islam.( Jakarta : Kencana Prenada Media Group,2010)

Al-Qur’an dan terjemahannya. Departemen Agama. Semarang: PT Karya Toha Putra Semarang
Bafadal, Ibrahim.2003. Peningkatan Profesional Guru Sekolah Dasar.Jakarta : Bumi Aksara

HS, Nasrul.2014. Profesi dan Etika Keguruan,Yogyakarta:Aswaja Pressindo


Nasrul HS,Profesi dan Etika Keguruan,(Yogyakarta:Aswaja Pressindo,2014)

Nata, Abuddin, H. Drs.2010. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Rama Yulis,Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya.( Jakarta: Kalam Mulia,2009)

Tafsir, Ahmad.1991. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,Bandung:PT.Remaja Rosdakarya

Tohirin,Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2011)

Yulis, Rama.2009. Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya. Jakarta: Kalam Mulia.



[1] Abuddin Nata,Ilmu Pendidikan Islam.( Jakarta : Kencana Prenada Media Group,2010)h.90
[2] Rama Yulis,Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya.( Jakarta: Kalam Mulia,2009)h.138
[3] Tohirin,Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2011) h.165
[4] Ibid.,167
[5] Nasrul HS,Profesi dan Etika Keguruan,(Yogyakarta:Aswaja Pressindo,2014)h19-20
[6] Ibid.,h.22-23
[7] Tohirin,Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2011) h.165

0 komentar:

Posting Komentar